LP SN
LP SN
LP SN
Disusun Oleh :
ADI MAYANTRI PUTRA
NPM. 1426050058
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
LAPORAN PENDAHULUAN
NEFROTIK SINDROME
A. DEFENISI
Sindrom nefrotik adalah gangguan klinis yang ditandai dengan peningkatan protein
dalam urine secara bermakna. Penurunan albumin dalam darah, edema, serum kolesterol
yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah.
Sindrom Nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas
membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinaris
yang masif. (Donna L. Wong, 2004).
Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri
glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001).
Sindrom nefrotik merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria masif
(lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml) yang
disertai atau tidak disertai dengan edema dan hiperkolesterolemia. (Rauf, 2002).
B. ETIOLOGI
Bersifat idiopatik (belum diketahui penyebab yang pasti, umumnya dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Sindrom nefrotik bawaan,diturunkan sebagai resensif autorom atau karena reaksi
femomarternal.
2. Sindrom nefrotik sekunder, disebabkan oleh parasit malaria, penyakit kologen,
glomerulonefrotik : 80 90 %, penyakit imun sistemik ( lupus ), metabolik (DM),
infeksi ( bakteri,virus, protozoa dan cacing), obat obatan, amiloidosis, keganasan
dan sindrom neftotik idiopatik.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Episode pertama penyakit sering mengikuti sindrom seperti influenza dan bengkak
2.
3.
4.
5.
periobital.
Edema : muka, tungkai, abdomen,mata, vulva dan skrotum.
Output urine berkurang atau oliguria.
Anoreksia.
Cepat lelah atau malase
kg BB
Bila esema tidak berkurang : Diuretik ( lasix / frurosemesid )
Pemberian kortikosteroid berdasarkan ISKDC = Prednison dosis penuh 60 mg/m2
luas permukaan badan perhari selama 4 minggu.
Antibiotik
Dukungan psikologis : kronis, mudah kambuh, kontrol teratur dan efek samping
kartiko steroid.
G. KOMPLIKASI
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Identitas.
Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun setiap
100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan
perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak mengalami
komplikasi sindrom nefrotik.
b) Riwayat Kesehatan.
Keluhan utama : Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun
Riwayat penyakit dahulu. Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan
tua, teman.
Riwayat nutrisi.
c) Pengkajian persistem.
Sistem pernapasan. Frekuensi pernapasan 15 32 X/menit, rata-rata 18 X/menit,
d)
hemdinamik ginjal.
b) Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder
terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
Tujuan kebutuhan nutrisi akan terpenuhi dengan kriteria hasil napsu makan baik,
tidak terjadi hipoprtoeinemia, porsi makan yang dihidangkan dihabiskan, edema
dan ascites tidak ada.
Intervensi :
Catat intake dan output makanan secara akurat. Rasional : Monitoring asupan
Tujuan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil tanda-tanda infeksi tidak ada,
tanda vital dalam batas normal, ada perubahan perilaku keluarga dalam melakukan
perawatan.
Intervensi :
Lindungi anak dari orang-orang yang terkena infeksi melalui pembatasan
infeksi nosokomial.
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. Rasional : Mencegah terjadinya
infeksi nosokomial.
Lakukan tindakan invasif secara aseptik. Rasional : Membatasi masuknya
bakteri ke dalam tubuh. Deteksi dini adanya infeksi dapat mencegah sepsis.
d) Kecemasan anak berhubungan dengan lingkungan perawatan yang asing (dampak
hospitalisasi).
Tujuan kecemasan anak menurun atau hilang dengan kriteria hasil kooperatif pada
tindakan keperawatan, komunikatif pada perawat, secara verbal mengatakan tidak
takur.
Intervensi :
Validasi perasaan takut atau cemas. Rasional : Perasaan adalah nyata dan
3. Impementasi
Merupakan tahapan dari keperawatan dan merupakan penerapan dari rencana
tindakan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan secara nyata yang arahnya
untuk mengatasi masalah dalam rangka mencapai tujuan.
4. Evaluasi
Merupakan kegiatan kegiatan akhir proses keperawatan untuk mengidentifikasi
hasil yang diharapkan. Menilai sejauh mana masalah anak teratasi.Hal ini dilakukan
dengan membandingkan hasil yang didapat dengan kriteria yang sudah ditetapkan.