Makalah Roda Gigi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PROSES PEMBUATAN RODA GIGI

MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas yang diberikan dari dosen Teknik Perawatan Mekanik
Oleh :
Irfan muhammad fauzi (131211016)

D3TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Sang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, karena atas rahmat dan ridha-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan tema roda gigi.
Makalah ini disusun berdasarkan literatur baik dari media internet maupun
dari literatur buku. Penyusun mengambil isi pokok pembahasan dalam makalah ini dari
berbagai sumber. Tetapi yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu
menambah pengetahuan pembaca mengenai proses pembuatan roda gigi.
Penulis

menyadari

bahwa

dalam

makalah

ini

masih

terdapat

banyak

kekurangannya karena keterbatasan penulis sebagai manusia yang tidak luput dari
kesalahan, oleh karena itu penyusun mengharapkan adanya masukan berupa kritik yang
bersifat membangun sehingga makalah ini penyusunannya akan lebih baik dimasa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Amin.

Bandung, Oktober 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting untuk suatu
pemindahan gerak (terutama putaran), daya, atau tenaga pada suatu sistem transmisi
antara penggerak dengan yang digerakkan.
Suatu konstruksi roda gigi digunakan pula untuk suatu sistem pengatur pada
pemindah putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau
sebaliknya.
Oleh karena itu penggunaan roda gigi sangat luas pada konstruksi mekanik yang
memerlukan gerak yang menkombinasikan beberapa komponen alat yang tergabung.
Pembuatan roda gigi cukup rumit dan kompleks karena pembuatan profil roda
giginya yanng khusus, dengan berbagai ukuran dan keakuratan tergantung dari peran
dari roda gigi itu sendiri pada suatu gabungan komponen mesin.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini Mahasiswa diharapkan mampu memahami
tata cara pembuatan roda gigi yang benar, klasifikasi, penghitungan,dan peralatan
yang digunakan dalam pembuatan roda gigi tersebut agar dalam mengaplikasikannya
dengan baik.
1.3. Perumusan Masalah
Dari permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan utama,
yaitu:
1. Apa fungsi dari roda gigi?
2. Apa saja jenis dari roda gigi ?
3. Bagaimana prinsip kerja dari roda gigi ?
4. Bagaimana cara pembuatan roda gigi ?
5. Bagaimana cara perhitungan dalam roda gigi?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Roda Gigi
Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk suatu
pemindahan gerak (terutama putaran). daya atau tenaga pada suatu sistem transmisi
antara penggerak dengan yang digerakan. Suatu konstruksi hubungan roda gigi
digunakan pula untuk sistim pengatur pada pemindah putaran, atau untuk merubah
gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya. Jadi fungsi utama dari roda gigi
diantara lain
A. Roda gigi berfungsi untuk meneruskan daya
Roda gigi bersama sama dengan putaran poros penggerak pada roda gigi
ini menerukan daya. Daya ini diteruskan melalui dari poros penggerak ke poros
yang digerakkan yang saling terhubung satu sam lain seperti pada gambar 2.2
dibawah ini.

B. Roda gigi berfungsi untuk mengubah putaran poros


Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, yaitu dari
putaran tinggi ke putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran tinggi seperti
pada gambar 2.3. Bisa juga mengubah putaran di sini berarti membuat arah putaran
poros yang digerakkan berlawanan dengan arah putaran poros penggerak.

C. Roda gigi berfungsi untuk memindahkan zat cair


Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain, misalnya oli, minyak
tanah, dan sebagainya. Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa zat cair.
Dalam otomotif dikenal adanya sistem pelumas dengan roda gigi. Pelumasan pada
roda gigi ini dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.

2.2 Prinsip Roda Gigi


Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.Bentuk
gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip, putar dan daya dapat berlangsung
dengan baik.

Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran
singgung sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau
lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi
berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang roda gigi
maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan
(disebut "pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat
berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat
semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin terjadinya
kontak gigi dengan baik.
5

2.3 Profil Roda Gigi


Untuk mendapatkan keadaan transmisi gerak dan daya yang baik, maka profil gigi
harus mempunyai bentuk yang teratur sehingga kontak gigi berlangsung dengan
mulus. Oleh karena itu profil gigi dibuat dengan bentuk geometris tertentu, agar
perbandingan kecepatan sudut antara pasangan roda gigi harus selalu sama. Agar
memenuhi hat tersebut dikenal 3 jenis konstruksi profil gigi, yaitu :
2.3.1 Konstruksi kurva evolvent

Struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis
gigi ini struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi
dan maupun teliti, harga dapat lebih murah, baik sekali digunakan untuk roda gigi
ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua
keperluan transmisi.
Adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik yang terletak pada sebuah garis lurus
yang bergulir pada suatu silinder atau kurva yang dibentuk oleh satu titik pada sebuah
tali yang direntangkan dari suatu gulungan pada silinder.
Adapun keuntungan dari kurva evolvent :
1.

Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter (pisau
potong) yang lurus.

2.

Ketepatan jarak sumbu roda gigi berpasangan tidak perlu presisi sekali.

3.

Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu pengkonstruksian
perubahan dapat dilakukan dengan sutler (pisau pemotong).

4.

Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka pasangan
dapat dipertukarkan.

5.

Arab dan tekanan profil gigi adalah sama.

2.3.2 Konstruksi kurva sikloida

Struktur gigi melengkung cembung dan cekung pola sikloida. Jenis gigi ini cukup
baik karena presisi dan ketelitianya baik, dapat meneruskan daya lebih besar dari jenis
yang sepadan, juga kausanya dapat lebih lama. Tetapi mempunya kerugian, diantaranya
pembuatanya lebih sulit dan pemasanganya harus lebih teliti (tidak dapat digunakan
sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal
Profil sikloida digunakan karena cara kerja sepasang roda gigi sikloida sama
seperti dua lingkaran yang saling menggelinding antara yang satu denganpasangannya.
Kurva sikloida adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik pada sebuah
lingkaran yang menggelinding pada sebuah jalur gelinding. Dari keadaan konstruksi
pasangan roda gigi, maka kurva sikloida dapat berupa:
a.

Orthosikloida, lingkaran mengge- linding pada jalur gelinding berupa garis lurus.

b.

Episikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi luar


lingkaran.

c.

Hiposikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi dalam


lingkaran.
Profil

sikloida bekerja berpasangan dan dengan jarak sumbu yang presisi,

sehingga tidak dapat dipertukarkan dengan mudah, kecuali yang dibuat berpasangan
yang sama.
Keuntungan penggunaan profil sikloida :
1. Mampu menerima beban yang lebih besar.
2. Keausan dan tekan yang terjadi lebih kecil.
3. Cocok digunakan untuk penggunaan presisi.
4. Jumlah gigi dapat dibuat lebih sedikit ( ).
7

Pada proses pembuatannya menggunakan roda gelinding berpasangan (generating


method) yaitu :
Roda gelinding 1 (cutter) digunakan untuk membentuk profil roda gigi 2, dan
sebaliknya, roda gelinding 2 sebagai pasangan roda gelinding 1, membentuk profil
gigi roda 1.
2.3.3 Profil equidistanta
Kurva dari jarak yang sama terbadap sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding 2
terhadap jalur gelinding pasangannya.
Profil ini dipakai konstruksi pasangan antara
roda

gigi

profil

dengan

roda

pena

(pasangannya bukan berupa gigi, tapi berupa


yang berjarak teratur melingkar pada suatu
roda). Dan lebih umum lagi digunakan pada
hubungan gigi dan rantai.
Konstruksi profil gigi ini digunakan pada
suatu hubungan transmisi dengan rasio yang
besar misalnya ; untuk pemutar derek dan
pasangan konstruksi bukan berupa dua roda
gigi, tapi satu roda gigi dengan satu roda
pena atau rantai.

2.4

Klasifikasi Roda Gigi Berdasarkan Posisi Sumbu


Klasifikasi roda gigi dapat ditentukan berdasarkan posisi sumbu pada penghubung
sepasang roda gigi.
1. Sumbu Sejajar
a. Roda Gigi lurus
(straight spur gear)

2. Sumbu Berpotongan

3. Sumbu Bersilang

a. Roda Gigi payung lurus

a. Roda Gigi cacing

(straight bevel gear)

(worm gear)

WORM
STRAIGHT SPUR

b. Roda Gigi miring


(helical spur gear)

HELICAL SPUR

c. Roda Gigi miring

PLAIN BEVEL

b. Roda Gigi payung spiral (Spiral bevel gear)

SPIRAL BEVEL

b. Roda Gigi payung


(hypoid bevel gear)

HYPOID

c. Roda gigi silang

ganda (herringbone)

HERRINGBONE

2.5

Jenis-Jenis Roda Gigi


Selain diklasifikasikan berdasarkan posisi sumbu. Jenis-jenis Roda gigi dapat

dibedakan pula dari keadaan konstruksi alur bentuk gigi sena berdasarkan bentuk serta
fungsi konstruksinya.
2.5.1

Roda Gigi Lurus


Adalah roda gigi dengan bentuk profil gigi beralur lurus cengan kondisi
penggunaan untuk sumbu sejajar. Pada konstmksi berpasangan , penggunaannya
terdapat dalara tiga keadaa, yaitu :
a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)
b. Roda Gigi lurus internal (planetcry gear)
c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada konstruksi
general mekanik yang sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip sedang.
Dan ketiga jenis Roda gigi ini, rnaka Internal Gear memilikitingkat kesuliian
pemasangan yang agak sulit, sehubungan dalam menentukan ketepatan
pemasangan sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack dan Pinion Gear, mempunyai
kekhususan dalam penggunaannya, yaitu untuk pengubah gerak putar ke gerak
lurus atau sebaliknya, sedangkan pada Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang
lurus. Pembebanan pada gigi-giginya mempunyai distribusi beban yang paling
sederhana, yaitu gaya Normal yang terurai menjadi gaya keliling (gaya targensial)
dan gaya Radial.
2.5.2

Roda Gigi Miring

10

Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur
profil giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi
sumbu yang sejajar, Roda Gigi miring dapat digunakan pula untuk pemasangan
sumbu bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan
kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus yang seukuran,
sehingga pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya berlangsung lebih
halus. Sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada putaran tinggi dan beban besar.

(Perhatikan posisi sumbu putar pada gambar Roda gigi diatas.)


Selain itu, dengan adanya sudut kemiringan (...) juga mengakibatkan terjadinya
gaya aksial yang hams di tahan oleh tumpuan bantalan pada porosnya. Sistim
pelumasan harus diperhatikan dengan cermat untuk meningkatkan umur pakai dari
gigi yang saling bergesekan.
Khusus untuk penggunaan dalam posisi sumbu sejajar, serta untuk menetralisir
gaya aksial yang terjadi, dibuat roda gigi miring atau lebig populer disebut Roda
gigi"Herring bone", yaitu dengan dibuat dua alur profil gigi dengan posisi sudut
kemiringan saling berlawanan.
Roda gigi Herring bone dapat dibuat dalam lisa macam, yaitu :
a. Herring bone dengan gigi V setangkup
b. Herring bone dengan gigi V bersilang

c. Herring bone dengan gigi V berpotongan tengah


2.5.3

Roda Gigi Payung


Roda Gigi Payung sering disebut juga Roda Gigi kerucut atau Bevel Gear.
Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban dengan
posisi sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut 90@. Khusus
jenis Roda gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan. Pada pemasangan
11

Roda gigi payung umumnya salah satu dipasang dengan kanstruksi tumpuan
melayang, terutama pada Roda gigi penggerak. Dari bentuk serta arah alur giginya,
terdapat beberapa jenis Roda gigi payung, diantaranya :
1. Roda Gigi Payung Gigi Lurus
Untuk

jenis

konstruksi

ini

mempunyai

yang

sederhana

dibandins jenis roda gigi payung


laiimya.

Pembuatannya

mudah dan penggunaannya

relatip
untuk

konstruksi umum yang sederhana


sampai

sedang,

baik

dalam

menerima beban maupun putaran.


Berdasarkan pembuatan bentuk gigi.
- Roda Gigi payung Gigi lurus menyudut. Bentuk gigi pada penampang
potong, menyudut ke titik pusat kerucutnya.
- Roda Gigi payung Gigi lurus sejajar. Bentuk gigi penampang potong
sejajar dengan sumbu kerucutnya.
2. Roda Gigi Payung Gigi Miring.
Disebut juga Spiral bevel
gear. Perbendaan antara
Bentuk gigi lurus dengan
bentuk gigi miring pada
Roda Gigi payung ini,
kurang

lebih

seperti

perbedaan yang terdapat


pada Roda gigi lurus
dengan Roda gigi miring (Spur Gear), dimana dengan adanya kemiringan
tersebut akan meningkan kemampuan

menerima

beban, mengurangi

kebisingan sehingga dapat digunakan pada putaran yang lebih tinggi


dibanding dengan Roda Gigi payung gigi lurus pada ukuran geometris yang
sama.
3.

Roda Gigi Payung Zerol.


Bentuk gigi berupa lengkung
12

spiral dengan sudut spiral nol derajat, sehingga secara sepintas tampak seperti
Roda gigi lurus dengan gigi melengkung. Kemampuan Roda Gigi Payung
Zerol ini kurang lebih sama seperti Roda Gigi payung gigi miring (Spiral),
hanya pembuatannya lebih sulit dan bekerja lebih tenang serta tahan lama.
4. Roda Gigi Payung Hypoid.
Jenis Roda Gigi payung ini lebih
populer

digu-

nakan

pada,

kendaraan bermotor saja, tapi


untuk

konstruksi

mekanik

yang

general,

memerlukan

putaran tinggi serta beban besar


yang dinamis dapat menggunakan jenis Roda gigi payung ini. Bentuk alur
giginya berupa lengkung hypoid, sehingga posisi sumbu tidak tegak lurus
berpotongan, tetapi bersilangan, sehingga akan memudahkan pemasangan
tumpuan bantalan pada kedua Roda giginya.
2.5.4 Roda Gigi Cacing.
Roda gigi cacing di gunakan untuk posisi
sumbu bersilangan dan pengtransmisian
putaran selalu berupa reduksi.Pada sepasang
roda gigi cacing terdiri dari batang cacing
yang selalu sebagai penggerak dan Roda gigi
cacing sebagai pengikut.Bahan batang cacing
umumnya

lebih

kuat

dari

pada

roda

cacingnya,selain itu batang cacing umumnya di buat berupa kontruksi


terpadu,dimana bentuk alur cacingnya berupa spiral.
seperti ulir dengan penampang profil gigi seperti jenis Roda gigi lainnya. Selain
sebagai sistim transmisi saja. Roda Gigi cacmg soring juga difungsikan sebagai
pengunci transmisi, misalnya pada peralatan angkat. Dari bentuk konstruksi
berpasangan terdapat dua jenis konstruksi Roda cacing, yaitu :
1. Roda Gigi Cacing Silmdrik.
13

2. Roda Gigi Cacing Glogoid (Cone-drive).


Perbedaan dan kedua jenis ini terdapat pada bentuknya. Sedangkan untuk profil
gigi mempunyai kurva yang tetap sama, sehingga dalam penggunaannva dapat
salmg bervariasi antara Batang Cacing dengan Roda Cacingnya

Pada Roda gigi cacing silindrik, bentuk luar batang cacing maupun Roda Cacing
berupa siUnder sedang pada jenis glogoid, baik batang maupun Roda Cacingnya
saling mengikuti bentuk pasangannya.

Konstruksi batang cacing pada umumnya dibuat terpadu, tetapi untuk ukuran.
besar dapat saja batang cacing dibuat berupa pasangan dengan poros.
Batang Cacing duduk pada poros dengan di bantu elemen pengikat. Sedangkan
Roda Cacing urnumnya dibuat berupa.

14

Bahan untuk Roda gigi^cing dengan batang cacing, disyaratkan vang


mempunyai koefesien gesek yang kecil sekali, karena pada pengtranmisiannya,
banyak terjadi gesekan. Umumnya bahan batang cacing lebih keras dari Roda
Cacing, hal ini untuk memudahkan dalam pembuatan keamanan terhadap beban.
Sedangkan elemen transmisi putar, pasangan Roda cacing selalu digunakan sebagai
Roda gigi pengurang (Reduksi Gear). Rasio putaran (i) dari i = 5 sampai dengan
sekitar i = 50-60 . Denoan konstruksi yang lebih baik dapat dicapai i = 100. Jumlah
gigi pada batang cacing dapat dibuat majemuk (lebih dari satu eigi) yang dibuat
seperti ulir majemuk.
2.6

Proses Perhitungan Pada Roda Gigi


Kepala pembagi adalah peralatan yang penting pada mesin frais, selalu dibutuhkan

untuk operasi pengefraisan dengan pembagian atau untuk mengefrais permukaanpermukaan (menyudut) dengan (pada) sudut yang tertentu.
Ada beberapa teknik pembagian yang digunakan yaitu:
1.

Perhitungan sederhana

2.

Perhitungan langsung

3.

Perhitungan sudut

4.

Perhitungan Diferensial

1.

Perhitungan sederhana
Karena 40 putaran ( ratio 40:1 ) dari ulir cacing menghasilkan 1 putaran dari
benda kerja, maka untuk T pembagian yang sama dari benda kerja setiap
pembagiannya adalah 1 : T = 1/T dari lingkaran. Dan ulir cacing harus diputar :
Nc = 40 / T = ratio / T = i / T putaran
15

Ket:

T = pembagian yang dikehendali


i = ratio
Nc= putaran ulir cacing
Bila pembagian yang dikehendaki l;ebih dri 40 ulir cacing harus diputar kurang

dari 1 putaran. Jika T kurang dari 40 pecahannya harus diubah menjadi sejumlah
angka dan pecahan. Dan pecahan yang terakhir harus diubah sampai penyebutnya
sama dengan salah satu jumlah pada plat index.
Pembilangnya akan menunjukkan sejumlah lubang yang harus kita putar pada
plat index untuk menambah beberapa putaran penuh yang diperoleh dari pembagian
tersebut.
Contoh: Hitung Nc untuk 12 pembagian
Nc =

40
40
4
2
6
=
=3
= 3 =3
T
12
12
6
18

3 artinya putaran penuh dari ulir cacing


6 artinya lubang yang harus diputar
18 artinya jumlah lubang pada plat pembagi
2.

Perhitungan Langsung
Untuk mempercepat pembuatan benda kerja (dengan) bersudut banyak digunakan
kepala pembagi langsung karena kepal pembagi ini mempunyai pelat pembagi yang
dapat diganti dan dipasang langsung pada spindelnya.
Plat pembagi dibagi 2 :
1. Dengan alur V
Biasanya memepunyai 24 atau 60 pembagian.
Untuk 24 pembagian : 2,3,4,6,8,12,24.
Untuk 60 pembagian : 2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60.
Untuk mempermudah menempatkan posisi yang baru, plat pembagi mempunyai
angka jumlah pembagian yang dapat dibuat pada salah satu sisinya.
2. Dengan lubang-lubang
Mempunyai angka jumlah lubang yang digrafir pada pelat pembagi yakni di
bagian melingkarnya. Untuk menghitung jumlah lubang yang dikehendaki pelat

16

pembagi harus diputar untuk mencapai posisi yang baru, jumlah lubang pada pelat
pembagi dibagi pembagian yang kita kehendaki.
Contoh : pembagian yang dibuat 6, jumlah lubang pada pelat pembagi 24 lubang.
Jadi jumlah lubang yang diputar = 24 : 6 = 4 lubang.
Proses pembagian langsung :
Dalam hal ini kepala pembagi yang digunakan adalah kepala pembagi
universal dimana jumlah pembagian dan sudut putarnya dapat dibuat lebih banyak.
Pembagian-pembagian atau sudut putar dilewatkan melalui roda gigi cacing oleh
ulir cacing tunggal yang rasionya 40 : 1.
Ujung ulir cacing dipasang tangkai. Pin index dipasang pada pemutar, yang
ditepatkan pada lubang plat index yang dikehendaki. Pemutar dapat diatur untuk
menepatkan pin index kebermacam-macam lubang-lubang yang melingkar pada
plat index. Plat index sendiri dapat diganti-ganti. Plat index dipasang pada badan
kepala pembagi oleh baut berpegas. Untuk lebih mempermudah ditambah dengan
lengan penepat.
Untuk beberapa kepala pembagi universal ulir cacing dapat diputar lepas
dari roda gigi cacing. Kepala pembagi universal minimal memiliki 3 buah plat
index. Setiap plat index memiliki lubang yang sepusat, jarak lubang sama.
Plat index dalam 1 set
No.plat
1
2
3

Jumlah lingkaran
6
6
6

Jumlah lubang setiap lingkaran


15; 18; 21; 29; 37; 43
16; 19; 23; 31; 39; 47
17; 20; 27; 23; 41; 49

17

3. Perhitungan sudut
Adakalanya pembuatan celah atau slot pada mesin yang berhubungan satu
dengan yang lainnya, ditunjukkan dengan sudut atau slot yang ditentukan oleh
sudut dari pusat lingkaran sampai sudut yang dikehendaki.
Satu putaran dari ulir cacing memutar benda kerja 1/40 putaran (i=40:1)
Dengan derajat, 1 putaran dari ulir cacing adalah 1 Nc= 360 / 40 = 9
Keterangan : Nc = putaran ulir cacing
= angle required
i = ratio
Contoh 1 :
Untuk memperoleh sudut 36, kitra harus memutar ulir cacing
Nc = 36 : 360 / 40 = 36. 40 / 360 =4 putaran
Rumus umumnya :
Nc = Sudut yang diminta x ratio
1 putaran benda kerja dalam derajat
Nc = /9 . i/360
bila,i = 40 : 1 Nc = /9
bila,i = 60 : 1 Nc = /6
Contoh 2 :
Index () 610 20 ( apabila diperlukan / diminta pembagian tiap-tiap 10, kita
gunakan plat index 54 )
Nc =

440
22
(61.60) 20 3680
=
=6
=6
540
540
7
540

Jadi 6 putaran penuh ditambah 22 lubang pada plat pembagi dengan lubang 27
buah.
4. Perhitungan Differensial
Dengan metoda pembagian differensial kita dapat mengerjakan setiap
pekerjaan pembagian. Pelat pembagi tidak dimatikan akan tetapi harus dapat
bergerak, yang diputarkan oleh roda gigi pengubah (gerakan koreksi). Gerakan
tambahan itu dipindahkan dari poros pembagi utama, melalui roda gigi pengubah
dan diteruskan oleh roda gigi payung atau roda gigi helix ke pelat pembagi.

18

CATATAN: METODA INI TIDAK DAPAT DILAKUKAN DALAM METODA


PEMBAGIAN VERTICAL, PEMFRAISAN SPIRAL.
Teknik pembagian differensial ini harus menggunakan angka- angka
pembagian yang dapat dibagi dengan baik, dan mendekati angka pembagian yang
diinginkan.
Langkah-langkah :
a. Menentukan angka pembagi T
b. Menghitung jumlah putaran tuas pemutar Nc
c. Menghitung rangkaian roda gigi pengubah R
d. Menetukan arah putaran pelat pembagi
Roda roda gigi pengubah : 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 56, 64, 72, 86, 100, 127.
Pelat pelat pemabagi : 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 27, 29, 31, 33, 37, 39, 41,
43, 47, 49.
Diameter picth (Dp) : banyak gigi pada diameter jarak anatara dalam satu inchi.
Hasil angka pembagi selalu bulat atau menurut tabel
standart meter picth
circular picth (Cp) :

panjang busur lingkaran jarak antara pada dua buah gigi


yang berdekatan dalam satuan inchi.

19

2.7

Pembuatan Roda Gigi

Nama-nama bagian roda gigi lurus


dp = pitch diameter
da = dimeter luar
df = diameterdasarkakigigi
h = tinggi kepala gigi @@
ha = adendum
hf = dedendum
p = circular pitch atau^-pitch gigi
b = lebargigi
s

= tebal gigi

Proses Pembuatan roda gigi :


a. Dipotong (frais, sekrap, habbing)
b. Diroll (profil gigi kecil kecil)
c. Dituang (sebagai proses awal)
2.8 Proses pengerjaan dipotong
a. pembentukan langsung tiap profil gigi dengan alat pisau potong berupa frais jari
roda gigi, pahat sekrap pada roda gigi. Pada pelaksanaannya dibantu oleh
kepala pembagi yaitu alat pemegang material roda gig yang dapat mengatur

20

( secara berputar ) posisi material terhadap posisi pisau potong, sehingga profil
gigi yang dibuat bisa teratur jaraknya.
Bentuk gigi yang bisa dibuat adalah : roda gigi lurus, roda gig payung lurus,
batang bergigi.

b. Cara Generating method mempunyai prinsip pemotongan yang berbeda,


karena bentuk pisau potongnya mempunyai bentuk seperti ulir.
Pada proses pengerjaan profil gigi terbentuk secara bertahap di sekeliling bahan
roda gigi. Material turut berputar kontinyu pada saat pemotongan.

Pisau potong dan bahan roda gigi yang berputar bersamaan akan menghasilkan
bentuk profil gig yang presisi.
Satu macam pisau potong (pada satu modul) dapat digunakan untuk membuat
segala macam jumlah gigi (minimal z = 12)
Proses ini hanya dapat digunakan untuk membuat spur gear (gigi lurus atau gigi
miring) dan roda gigi cacing (roda gig cacing dan batang cacing).
c.Contoh Pembuatan Roda Gigi Payung dengan mesin Frais Universal
Mesin perkakas yang digunakan untukmembuat roda gigi payung adalah
spesifik, sangat rumit dan mahal harganya karena fungsi kerja mesin itu sangat
sulit.

21

Pada sebuah bak roda gigi kecepatan rendah tidak dibutuhkan profil gigi yang
presisi. Maka pembuatan roda gigi payung dengan mesin frais universal akan
cukup menghasilkan profil gigi yang mendekati.
Untuk pembuatan roda gigi payung dengan mesin frais universal, tidak
membutuhkan table serta perhitungan roda gigi payung yang sangat presisi.
1. Ketentuan-ketentuan pembuatannya sebagai berikut
Garis-garis addendum dan dedendum tidak bertemu pada titik pusat. Masingmasing sejajar terhadap sudut kisar 1, sehingga kedalaman profil gigi yang
dihasilkan akan sama sepanjang gigi.
Pada profil gigi yang presisi, semakin dekat dengan titik pusat semakin
dangkal kedalaman profil giginya. Lebar gigi diambil antara 10-12

2. Urutan operasi
Benda kerja yang telah selesai dibubut, dipasang dengan bantuan mandrel
pada kepala pembagi universal. Ikatan mandrel harus kuat dan dibantu
dengan baut dan mur. Untuk bentuk roda gigi payung yang khusus, dapat
langsung dicekam dengan chuck rahang 3. Kepala pembagi universal harus
disetel miring dengan sudut kisar 1, sehingga lebar permukaan kepala gigi
sejajar terhadap meja mesin frais.

22

Langkah pengefraisan pertama


Setelah penyetelan kedudukan pisau frais terhadap senter dan permukaan
kepala gigi selesai, pengefraisan pertama dilakukan hingga profil gigi
penuh pada sebanyak jumlah gigi.
Langkah pengefraisan kedua
Karena profil roda gigi payung itu melebar, maka kepala pembagi universal
harus masih digerakkan sebagai berikut
nk2

i
4Z 1

Pada posisi setelah digerakkan, seandainya kemudian diamkan dengan


pisau frais roda gigi, maka hasilnya : profil gigi bagian dalam akan ikut
termakan.
Untuk menghindarii hal tersebut dibutuhkan koreksi tambahan pada meja
mesin frais arah melintang sejauh HT. Untuk mendapatkan hasil yang baik
sebaiknya diagunakan Dial Gauge pada arah melintang.
Pada pengefraisan kedua ini hanya sebuah bidang profil saja yang
terbentuk. Putaran tuas untuk pembagian jumlah gigi adalah normal.
nk1

i
Z1

Langkah pengefraisan ketiga


Setelah operasi pengefraisan kedua selesai untuk semua gigi sekeliling
roda, maka posisi putaran kepala pembagi harus dikembalikan pada posisi
awal

23

nk2 =

i
4Z 1

Begitu pula gerak koreksi meja mesin frais pada arah melintang harus
dikembalikan pada posisi nol dengan bantuan dial gauge. Untuk
pengefraisan ketiga, yaitu bidang profil sebelahnya dilakukan dengan cara
yang sama akan tetapi arah gerakannya kebalikan dari arah gerakan operasi
kedua.
2.9 Proses Pengerjaan diroll
Pengerjaan ini dilakukan untuk pembuatan roda gigi dengan modul yang relative
kecil.
Profil gigi buat pada material batang yang kemudian dipotong potong menurut
lebar yang diinginkan.
2.10

Proses Pengerjaan dituang

Proses ini dilakukan untuk pembutan roda gigi dengan modul dan ukuran yang
cukup besar, dimana hal ini dilakukan penghematan bahan.
Proses pengecoran dilakukan sebagai tahap awal pembuatan profil gigi, sedangkan
proses pengahalusan dilakukan dengan proses pemesinan.
Pada pembuatan roda gigi jumlah gigi dibawah 17 buah (pada satu roda gigi)
mempunyai ketentuan khusus, yaitu adanya koreksi gigi.
Koreksi gigi ini diberikan karena pada pembutan roda gigi dengan jumlah gigi
lebih kecil dari 17 akan terjadi bentuk gigi yang tidak ideal ( kritis ) yaitu terjadi
bentuk mengecil pada leher gigi (seperti kepala ular) pada modul agak besar,
sedangkan pada modul kecil, akan terjadi daerah sempit antara jarak profil
terdekat.

24

2.11

Proses pemotongan dengan cara generating method

Proses pemotongan generating method dilakukan secara kontinyu, yaitu putaran


bakalan gear bergarak secara bersamaan. Pemotongan menghasilkan profil gigi
yang teratur dan lebih presisi. Bentuk profil akan mengikuti bentuk cutter yang
diinginkan. Arah pemakan akan disesuaikan dengan posisi cutter yang digunakan.

Contoh mesin untuk proses pemotongan generating method


25

Gambar diatas adalah salah satu contoh mesin yang dapat melakuakan proses
generating method. Mesin yang biasa digunakan adalah mesin semi otomatis,
mesin universal, mesin dengan kemampuan CNC, dan lain sebagainya.
2.12

Cutter hobbing yang digunakan untuk proses pemotongan

Cutter yang digunakan akan dpilih menurut yang diinginkan, yaitu akan
membentuk kontur gigi yang sesuai dengan bentuk kontur cutter, proses
pemotongan ini juga disebut dengan cara hobbing, sehingga cutternya juga
sering dikenal dengan cutter hobbing.

26

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN RODA GIGI


penggunaan roda gigi sangat luas pada konstruksi mekanik yang memerlukan gerak.
Selain itu juga ada beberapa pertimbangan menguntungkan pada penggunaan roda
gigi, diantaranya :
1. Jarak antara sumbu relatip lebih kecil, sehingga memungkinkan suatu sistim
rangkaian roda gigi dikonstruksikan ringkas namun berkemampuan maksimum
dalam pengaturan pentransmisian.
2. Jumlah putaran yang di pindahkan penuh, tidak berkurang antara penggerak dengan
yang digerakan, oleh karena iiu dapat digunakan sebagai altematif pada
pengkonstruksian yang presisi, seperu jam tangan.
3. Kemampuan pemindahan daya cukup besar, sehingga dengan penentuan ukuran dan
bahan roda gigi yang tepat, mampu menerima beban besar.
4. Dengan sistim pelumasan yang baik, sistim transmisi roda gigi mampu untuk
putaran tinggi, seperti pada kendaraan.
5. Dengan konstruksi khusus dapat digunakan untuk memindah fluida, sebagai pompa
roda gigi.

BAB III
27

PENUTUP
A. Kesimpulan
Roda gigi merupakan suatu elemen mesin yang sangat diperlukan karena
fungsinya sangat vital, sebagai suatu elemen pemindah daya yang diperlukan oleh
banyak mesin dalam proses Manufaktur. Walaupun pembuatannya sangat sulit karena
memerlukan tingkat keakuratan yang tinggi disertai profilnya yang khusus.
B. Saran
Kami merasa dengan sistim pembelajaran seperti ini, yakni dengan membuat
mahasiswa aktif mencari ilmu dan perkembangan teknologi sekarang ini secara
individu / kelompok tanpa refernsi dari dosen pengajar sangatlah baik khususnya
bagi mahasiswa. Dan dengan sistim seperti itu juga dapat memupuk sikap rasa
keingintahuan yang tinggi dari mahasiswa terhadap perkembangan teknologi
sekarang ini terutama dalam dunia manufactur yang semakin canggih.

28

DAFTAR PUSTAKA
Modul Elemen Mesin 1
http://www.grinding.com
http://www.google.co.id
http://www.youtube.com
http://www.howstaffwork.com
http://www.jjjtrain.com/vms
http://www.engineeringfundamentals.com
http://www.123eng.com/seminar/GEAR%20MFG.pdf
http://one.indoskripsi.com

29

Anda mungkin juga menyukai