OPT Tanaman Kedelai
OPT Tanaman Kedelai
OPT Tanaman Kedelai
biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji. Dalam satu polong sering
dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3
mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam
tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubah
menjadi ngengat.
Pengendalian
Siklus hidup
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur
menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagihari berada di atas
daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari
telur hingga dewasa antara 1 sampai 6bulan.
Pengendalian
Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba (1974),varietas Galunggung
(1981), Varietas Guntur (1982), dan varietas Lokon (1982).
Persiapan Lahan
Persiapan lahan penanamannya di areal persawahan dapat dilakukan secara sederhana. Mulamula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian dikumpulkan,dan dibiarkan mengering.
Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m - 10 m, yang panjangnya
disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman dibuat saluran drainase selebar 25
cm - 30 cm,dengan kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
Pemeliharaan
Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat digunakan mulsa berupa jerami kering.
Mulsa ditebarkan di antara barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm 5
cm.
Pergiliran tanaman atau rotasi tanaman dengan tanaman lain yang bukan satu famili
Penanaman serempak,
Pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan
menggunakan insektisida.
Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan
penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong
dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah tanam.
Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere (Hymenoptera:
Encyrtidae), Trissolcus basalis.
3. Hama kumbang-kumbangan (Epilachana Soyae)
Gejala
Pada hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi masih ada lapisan daun
yang tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi transparan.Menyerang tanaman
berjaringan lunak dan lebih menyukai pada bagian ujung pucuk daun.
Morfologi
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak
bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe mulutnya menggiggit mengunyah
Siklus hidup
Telur kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok,lamanya
stadia telur antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya kurang lebih antara 16 hari.
Pengendalian
Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman
Pengendalian secara kimiawi dengan insektisida
Secara mekanis hamanya langsung diambil dan dibunuh
Pengendalian secara hayati dengan menggunakan predator atau musuh alami
4. Ulat Jengkal (Green Semilooper)
Gejala
Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun dari arah pinggir.
Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa tulang-tulang daun.
Serangan larva, instar muda,menyebabkan bercak- bercak putih karena yang tinggal
hanyaepidermis dan tulang daunnya. Sebagian larva yang lebih besar dapat menyebabkan daun
terserang habis, serangan larva terjadi pada stadia vegetative.
Morfologi
Panjang ulat sekitar 2 cm, jika bejalan ulat melengkung seperti orang mengukur panjang
dengan jengkal panjang tangan. Ulat yang masih muda berwarna bening. Sementara itu ulat
dewasa berwrana hijau seperti daun tembakau dengan garis samping berwarna lebih muda.
Badannya mengecil dari belakang ke kepala. Kepalanya dapat berukuran kecil. Hama ini
memiliki ciri-ciri:
berukuran 1.5-2.0mm menekan pencemaran warna hitam mengkilat Pengendalian secara kultur
satu ekor betina dapat Berkembang biak cepat menghasilkan telur 100-300 butir selama perode
dua minggu Bentuk telur lalat kacang adalah lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar 0.12-0.20mm,
berwarna putih. Telur menetas tanam serentak dalam setelah umur 2-4 hari. larva berwarna hijau
pemangsa segala jenis terang dan hidup dalam tanaman (polifag)dan gulungan daun
muda.stadium yang
- Pupa dibentuk dalam membahayakan adalah gulungan daun yang larva.direkatkan satu sama
lain dengan zat perekat dari
- Larva menyerang seluruh hama tersebut.bagian tanaman, terutama daun-daunnya sehingga
menjadi rusak tidak beraturan. Ngengat betina meletakkan telur pada permukaan permukaan
bawah daun secara satu persatu. Mula-mula telur berwarna putih kemudian berubah menjadi
kuning. Setelah 3-4 hari, telur akan menetas. Ulat yang keluar berwarna hijau dan dikenal
dengan sebutan ulat jengkal karena perilaku jalannya. Panjang tubuh ulat yang telah mencapai
pertumbuhan pennuh sekitar 40 mm. Ulat dewasa membentuk kepompong dalam daun yang
dianyam. Setelah 7 hari, kepompong tumbuh menjadi ngengat.
Pengendalian
Pengolahan lahan seblum digunakan lahan sebaiknya dicangkul dan diberakan beberapa saat
agar hama yang ada didalam tanah dapat terangkat ke permukaan dan terkena matahari dan
akan mati.
Pengendalian secara mekanis dengan sanitasi lahan dari gulma sebelum penanaman maupun
setelah penanaman, atau bagian tanaman yang terkena hama tersebut dapat diambil secara
langsung, dipijit dan dimatikan.
Pengendalian secara teknis :
- Penggunaan mulsa jerami
- Pergiliran tanaman
- Waktu tanam secara serempak
- Rotasi tanaman dengan serempak pada areal memutus siklus
- Pengumpulan larva ulat jengkal
Pengendalian secara biologis antara lain: penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea, Pergiliran
tanaman, Insektisidabactrae-bactrae yaitu penggunaan Nuclear (Spodotera lituraF) Polyhidrosis
Virus (NPV) untuk ulat grayak Spo-dopteralitura(SlNPV)
2.3.2 Penyakit dan Pengendalian Tanaman Kedelai
1. Karat Kedelai
Penyakit karat kedelai disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai adalah terdapatnya
bintik-bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercakbercak berwarna coklat pada bagian
bawah daun, yaitu uredium penghasil uredospora. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan
polong hampa. Terjadi bercak- bercak kecil berwarna cokelat kelabu atau bercak yang sedikit
demi sedikit berubah menjadi cokelat atau coklat tua.Bercak karat terlihat sebelum bisulbisul(pustule) pecah.Bercak tampak bersudut sudut karena dibatasi oleh tulang- tulang daun
tempatnya didekat daun yang terinfeksi. Biasanya dimukai dari daun bawah baru kemudian ke
daun yang lebih muda (di atas)
Siklus hidup
Epidemi didorong oleh panjangnya waktu daun dalam kondisi basah dengan temperatur
kurang dari 280 C. Perkecambahan spora dan penetrasi spora membutuhkan air bebas dan terjadi
pada suhu 8-280 C. uredia muncul 9-10 hari setelah infeksi, dan urediospora diproduksi setelah 3
minggu. Kondisi lembab yang panjang dan periode dingin dibutuhkan untuk menginfeksi daundaun dan sporulasi. Penyebaran urediniospora dibantu oleh hembusan angin pada waktu
hujan. Patogen ini tidak ditularkan melalui benih..
Pengendalian
Pengendalian penyakit karat kedelai dapat dilakukan dengan beberapa cara. Oleh karena
intensitas serangan penyakit ini dipengaruhi oleh kelembaban, curah hujan, intensitas sinar
matahari, dan kerapatan daun tanaman; maka perlu digunakan varietas kedelai yang toleran
antara lain Sompo, Kerinci, Polosari, dan Tambora, terutama di daerah kronis.
- Pengendalian juga dilakukan dengan mengatur jarak tanam dan perlakukan budidaya tanaman
secara benar. Jika dipandang perlu,.
- Penggunaan varietas tahan seperti petek, mojosari dan lainnnya.
- Menanam secara serempak pada awal musim kemarau atau musim penghujan dengan curah
hujan rata- rata 50 mm/ hari.
Bercak coklat kemerahan timbul pada daun, batang, polong, biji, hipokotil, dan akar,
dengan diameter 10-15 mm. kadang-kadang mengalami sonasi, yaitu membentuk lingkaran
seperti pada papan tembak.
Siklus hidup
Patogen bertahan pada batang, akar, biji dan mampu bertahan di dalam tanah yang tidak
diusahakan selama lebih dari 2 tahun. Infeksi hanya terjadi bila kelembaban udara relatif 80%
atau lebih atau terjadi air bebas di atas daun. Cuaca kering menghambat pertumbuhan jamur pada
daun dan akar. Infeksi pada batang dan akar terjadi pada awal fase pertumbuhan tanaman. Gejala
terlihat pada 3 minggu setelah tanaman tumbuh. Suhu tanah optimal untuk menginfeksi dan
perkembangan penyakit selanjutnya adalah 15-180 C. Pada 200C gejala penyakit tidak terlalu
parah dan akar terbentuk normal. Patogen dapat hidup dan menyerang bermacam-macam
tumbuhan (kosmopolitan), dan di negara tropis keberadaannya sangat melimpah.
Pengendalian
Perawatan benih terutama pada biji terinfeksi
Membenam sisa tanaman terinfeksi
3. Antraknosa (Collecticum dematium var truncatum dan Collecticum
destructivum)
Gejala
Penyakit Antraknosa menyerang batang, polong, dan tangkai daun. Akibat serangan
adalah perkecambahan biji terganggu,kadang-kadang bagianbagian yang terserang tidak
menujukkan gejala. Gejala hanya timbul bila kondisi menguntungkan perkembangan jamur.
Tulang daun pda permukaan bawah tanaman terserang biasanya menebal dengan warna
kecoklatan. Pada batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa duri-duri jamur yang menjadi
cirri khas.
Siklus hidup
Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau pada biji terinfeksi.
Miselium menjadi penyebab tanaman terinfeksi tanpa menimbulkan perkembangan gejala
sampai tanaman menjelang masak. Infeksi batang dan polong terjadi selama fase reproduksi
apabila cuaca lembab dan hangat.
Pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
Widi, I. 2010. Hama dan Penyakit pada tanaman kedelai. Tersedia Online :
https://www.scribd.com/doc/31242043/hama-dan-penyakit-pada-tanaman-