Metode Harga Pokok Proses-Lanjutan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

METODE HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

1.

METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG ( WEIGHTED AVERAGE COST


METHOD)

contoh PT Risa Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi: departemen 1 dan
Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 19x1 di kedua departemen produksi tersebut
disajikan dalam gambar berikut:
PT RISA RIMENDI
Data produksi dan biaya produksi bulan Januari 19x1
Dep 1
Data produksi
Produksi dalam proses awal:
Biaya bahan baku 100 %; BK 40 %
Biaua tenaga kerja 20 %; BOP 60%
Dimasukkan dalam proses bulan ini
Unit yang ditransfer ke departemen 2
Unit yang diterima dari departemen 1
Produk jadi yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir;
Biaya bahan baku 100 %; biaya konversi 70 %
Biaya tenaga kerja 40%; biaya overhead pabrik 80%
Harga pokok produk dalam proses awal;
Harga pokok dari departemen 1
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Biaya produksi
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

Dep2
4.000 kg
40.000 kg
35.000 kg
-

6.000 kg
35.000 kg
38.000 kg

9.000 kg
-

3.000kg
Rp 11.150.000
1.152.000
4.140.000

Rp 1.800.000
1.200.000
1.920.000
Rp 20.200.000
29.775.000
37.315.000

Rp 37.068.000
44.340.000

Rumus perhitungan harga pokok per unit produk departemen pertama dengan menggunakan metode harga
pokok rata-rata tertimbang
Biaya bahan baku
Per unit

Biaya bahan baku yang melekat


pada produk dalam proses
Unit ekuivalensi biaya

+ Biaya bahan baku yang dikeluarkan


dalam periode sekarang
Bahan baku

Biaya tenaga kerja


Per unit

Biaya tenaga kerja yang melekat


pada produk dalam proses awal
Unit ekuivalensi biaya

+ Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan


dalam periode sekarang
Tenaga kerja

Biaya overhead
Per unit

Biaya produk yang melekat pada


produk dalam proses awal
Unit ekuivalensi biaya

+ Biaya overhead pabrik yang


dikeluarkan dalam periode sekarang
Overhead pabrik

Perhitungan biaya produksi per satuan departemen 1 bulan Januari 19x1


Unsur biaya produksi

Yang melekat
pada produk
dalam proses

(1)
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead
pabrik

(2)
1.800.000
1.200.000
1.920.000

Yang
dikeluarkan
dalam periode
sekarang
(3)
20.200.000
29.775.000
37.315.000

Total biaya

(4)
22.000.000
30.975.000
39.235.000

Unit
ekuivalensi

Biaya
produksi
per kg

(5)
44.000
41.300
41.300

(6)
500
750
950

Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen 2 =
Rp 77.000.000
35.000 unit @ Rp 2.200
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku = 100 % x 9.000 units x Rp 500
Rp 4.500.000
Biaya tenaga kerja = 70 % x 9.000 units x Rp 750
4.725.000
Biaya overhead pabrik = 70 % x 9.000 unit x Rp 950
5.985.000
15.210.000
Jumlah biaya produksi dibebankan dalam departemen 1
92.210.000
Metode harga pokok rata-rata tertimbang departemen setelah departemen pertama
Rumus perhitungan harga pokok per unit produk Departemen ke dua dengan menggunakan Metode
harga pokok rata-rata tertimbang
Harga pokok produk
per unit yang dibawa
dari
Departemen
sebelumnya
(1)

Harga pokok produk dalam proses


awal yang berasal dari departemen
sebelulmnya
Produk dalam proses awal

Harga pokok produk yang ditransfer dari


departemen sebelumnya dalam periode
+ sekarang
+ Produk yang ditransfer dari departemen
sebelumnya dalam periode sekarang

Biaya bahan baku


Per unit
(2)

Biaya bahan baku yang melekat


pada produk dalam proses awal
Unit ekuivalensi biaya

+ Biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam


periode sekarang
Bahan baku

Biaya tenaga kerja


Per unit
(3)

Biaya tenaga kerja yang melekat


pada produk dalam proses awal
Unit ekuivalensi biaya

+ Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam


periode sekarang
Tenaga kerja

Biaya overhead
Per unit
(4)
Total harga pokok per
satuan

Biaya produk yang l elekat pada


produk dalam proses awal
Unit ekuivalensi biaya

+ Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan


dalam periode sekarang
Overhead pabrik

(1) +(2)+(3)+(4)

Perhitungan harga pokok kumulatif per satuan produk departemen 2 dengan menggunakan metode
harga pokok rata-rata tertimbang
Unsur biaya produksi
Yang melekat
Yang
Total biaya
Unit
Biaya
pada produk
dikeluarkan
ekuivalensi
produksi per
dalam proses
dalam periode
kg
sekarang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Harga pokok yang berasal Rp 11.150.000 Rp 77.000.000
Rp 88.150.000 41.000
Rp 2.150
dari departemen 1
Biaya yang ditambahkan
dalam dep 2.
Biaya tenaga kerja
1.152.000
37.068.000
38.220.000
39.200
975
Biaya overhead pabrik
4.140.000
44.340.000
48.480.000
40.400
1.200
Total biaya

produksi

4.325

Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 2
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen 2 = 38.000
unit @ Rp 4.325
Rp 164.350.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Yang berasalh dari departemen 1 : 3.000 unit s x Rp 2.150
Ditambahkan dalam departemen 2:
Biaya tenaga kerja = 40 % x 3.000 units x Rp 975
Biaya overhead pabrik = 80 % x 3.000 unit x Rp 1.200
Jumlah biaya produksi dibebankan dalam departemen 1

Rp 6.450.000
1.170.000
2.880.000

10.500.000
174.850.000

2. METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA


Metode ini menganggarp biaya produksi periode sekarang pertama kalil digunakan untuk menyelesaikan
produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah
produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang
Perhitungan unit ekuivalensi biaya bahan baku departemen 1 dengan menggunakan MPKP
Persediaan produk dalam proses awal
0 kg
Produk selesai yang ditransfer ke departemen 2
31.000 kg
Produk dalam proses akhir 100% x 9.000
9.000 kg
Jumlah
40.000 kg
Perhitungan unit ekuivalensi biaya konversi departemen 1 dengan menggunakan MPKP
Persediaan produk dalam proses awal (100%-40%)
2.400 kg
Produk selesai yang ditransfer ke departemen 2
31.000 kg
Produk dalam proses akhir 70% x 9.000
6.300 kg
Jumlah
39.700 kg
Perhitungan biaya per satuan dengan menggunakan metode MPKP
Unsure biaya produksi
Total biaya
Unit ekuivalensi
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

Rp 20.200.000
29.775.000
37.315.000
87.290.000

40.000
39.700
39.700

Biaya produksi
per satuan
Rp 505
750
940
2.195

Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen 2:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja 60 % x 4.000 kg x Rp 750
Biaya overhead pabrik 60 % x 4.000 kg x Rp 940

4.920.000
1.800.000
2.256.000
8.976.000
68.045.000
Rp 77.019.000

Harga pokok produk dari produksi sekarang 31.000 kg x Rp 2.195


Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku : 9.000 kg x 100% x Rp 505 = Rp 5.545.000
Biaya tenaga kerja : 9.000 kg x 70% x Rp 750 = Rp 4.725.000
Biaya overhead Pabrik : 9.000 kg x 70 % x Rp 940 =5.922.000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 1

15.192.000
92.210.000

METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA DEPARTEMEN SETELAH DEPARTEMEN


PRODUKSI PERTAMA
Perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan departemen 2
Harga pokok produk yang ditransfer dari
departemen 1
Biaya yang dikeluarkan departemen 2
dalam periode sekarang:
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Jumlah

Total biaya
Rp 77.019.000

Unit ekuivalensi
35.000 kg

Biaya per unit


Rp 2.201

37.068.000
44.340.000
Rp 158.427.000

38.000
36.800

975
1.205
Rp 4.381

TAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM DEPARTEMEN PRODUKSI SETELAH DEPARTEMEN


PRODUKSI PERTAMA
Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses
departemen 2
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal :
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja 80 % x 6.000 kg x Rp 975
Biaya overhead pabrik 40 % x 6.000 kg x Rp 1.205

16.442.000

16.442.000

= 4.680.000
= 2.892.000
24.014.000

Harga pokok produk dari produksi sekarang


32.000 kg x Rp 4.381 = 140.192.000
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari departemen 1 = 3.000 x Rp 2.201
= 6.603.000
Biaya tenaga kerja : 3.000 kg x 40% x Rp 975
= 1.170.000
Biaya overhead Pabrik : 3.000 kg x 80 % x Rp 1.205
= 2.892.000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 2

Rp 164.202.000

10.665.000
174.869.000

Tambahan bahan baku mempunyai dua kemungkinan:


a. Tambahan jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan
bahan baku tersebut. Jika tambahan bahan baku tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan ,
maka tambahan ini tidak berpengaruh terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan,
dan sebagai akibatnya tidak mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang
diterima dari departemen produksi sebelumnya
b. Menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan
bahan baku tersebut. Jika terjadi tambahan produk yang dihasilkan dengan adanya tambahan bahan
baku dalam departemen setelah departemen produksi sebelumnya. Penyesuaian ini dilakukan karena
total harga pokok produk yang berasal dari departemen sebelumnya, yang semula dipikul oleh jumlah
tertentu, sekarang harus dipikul oleh jumlah produk yang lebih banyak sebagai akibat tambahan bahan
baku tersebut. Akibatnya harga pokok produk per unit yang berasal dari departemen sebelumnya
menjadi lebih kecil
PT oki sasangka
Data produksi dan biaya produksi departemen 2 bulan Januari 19x1
Dep2
Data produksi
Produksi dalam proses awal:
Biaua tenaga kerja 20 %; BOP 60%
Dimasukkan dalam proses bulan ini
Unit yang diterima dari departemen 1
Tambahan produk karena tambahan bahan baku
Produk jadi yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir;
Biaya tenaga kerja 40%; biaya overhead pabrik 80%
Harga pokok produk dalam proses awal;
Harga pokok dari departemen 1
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Harga pokok kumulatif persediaan produk dalam proses awal
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 dalam
bulan ini 35.000 x Rp 2.201
Biaya produksi
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

6.000 kg
35.000 kg
4.000 kg
38.000 kg
7.000kg
Rp 11.150.000
950.000
1.152.000
4.140.000
Rp 17.392.000
Rp 77.019.000
15.000.000
Rp 37.068.000
44.340.000
96.408.000

Perhitungan biaya produksi per satuan dengan metode MPKP jika tambahan bahan baku
menambah produk yang dihasilkan di departemen 2
Total biaya
Biaya per satuan
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal
Rp 17.392.000
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1
77.019.000
Rp 2.201
Penyesuaian karena adanya tambahan bahan baku yang
226
menambah produk yang dihasilkan
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 setelah
Rp 1.975
disesuiakan
Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen 2:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
15.000.000
385
Biaya overhead
37.068.000
936
44.340.000
1.109
190.819.000
4.405

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses departemen 2 dengan metode
MPKP
Total biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang
Rp 17.392.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
BTK 80% x 6.000 x Rp 936
4.492.800
BOP 40 % x 6.000 x Rp 1.109
2.661.600
Harga pokok produk dari produksi sekarang 32.000 units x Rp
140.960.000
165.468.600
4.405
Harga pokok produk dalam proses akhir :
Harga pokok dari departemen 1 = 7000 x Rp 1.975
13.825.000
BBB : 7.000 kg x 100% x Rp1.975
2.695.000
BTK : 7.000 kg x 40% x Rp 936
2.620.800
BOP : 7.000 kg x 80 % x Rp 1.109
6.210.400
25.350.400
Jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 2
190.819.000
Tambahan bahan baku di departemen setelah departemen produksi yang pertama mempunyai 2
kemungkinan : menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen yang bersankutan atau tidak
menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen yang bersangkutan.
Jika bahan baku tersebut tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen yang
bersangkutan, tambahan biaya bahan baku tersebut hanya menambah biaya bahan baku per satuan dalam
departemen tersebut. Jika bahan baku tersebut menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen
yang bersangkutan, tambahan bahan baku tersebut akan berakibat terhadap penyesuaian harga pokok per
satuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya dan tambahan biaya bahan baku per satuan dalam
departemen setelah departemen produksi pertama.

Anda mungkin juga menyukai