Tugas Portofolio Farmakognosi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PORTOFOLIO FARMAKOGNOSI

PEMBUATAN SIMPLISIA KENCUR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


dalam menempuh Mata Kuliah Farmakognosi

Anggota Kelompok 2
Dahlisa Soleman

( 14037 )

Faizatul Lutfiani

( 14059 )

Nur Ihsan

( 14141 )

Rika Dwi N.

( 14160 )

Sasmita

( 14171 )
AKFAR 2D

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
MEI 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti oleh para ahli
yang mana sampai sekarang tercantum pada buku-buku maupun artikel obat tradisional.
Tumbuhan obat atau yang biasa dikenal dengan obat herbal adalah sediaan obat baik berupa
obat tradisional , fitofarmaka dan farmasetika, dapat berupa simplisia ( bahan segar atau yang
dikeringkan ) ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni berasal dari alam, yang
dimaksut dengan obat alami adalah obat asal tanaman.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagi bahan baku obat yang
mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan. Permintaan bahan
baku simplisia sebagai bahan baku obat-obatan semakin meningkat dengan bertambahnya
industri jamu. Selain itu, efek samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu
penyakit lebih kecil dibandingkan obat sintetis.
Proses pembuatan simplisia diperlukan beberapa tahapan yaitu pengumpulan bahan
baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan
penyimpanan. Agar simplisia memiliki mutu dan ketahanan kualitas yang baik, selain proses
pengumpulan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan dan sortasi kering,
juga perlu diperhatikan proses pengepakan dan penyimpanan karena sangat berpengaruh pada
kandungan kadar zat aktif dalam simplisia.
Kencur adalah tanaman yang mudah tumbuh, walau sebahagian besar banyak tumbuh
di daerah dataran rendah, dengan kondisi tanah yang gembur dan subur . Kencur akan
berkembang sempurna pada saat musim basah/ musim hujan. Akan tetapi tanaman ini juga
masih dapat tumbuh bila kondisi tanah tidak terlalu kering
Seperti halnya tanaman obat dan rempah yang lain, kencur juga memiliki banyak
manfaat, termasuk manfaat untuk kesehatan, di antara manfaat-manfaat itu, yaitu: dapat
mengobati batuk, mengobati masuk angin, mengobati rematik, mengobati migraine, dan
untuk menambah nafsu makan. Selain itu, kencur juga bisa dijadikan jejamu, beras kencur

merupakan salah satu produk dari rempah kencur yang telah terkenal dijadikan jamu khas
kencur.

1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2
1.2.3

Untuk mengetahui tentang pembuatan simplisia kencur dengan baik dan benar
Untuk mengetahui manfaat simplisia kencur bagi tubuh
Untuk mengetahui uji standarisasi simplisia kencur

1.3 Manfaat
1.3.1 Dapat mengetahui tentang pembuatan simplisia kencur dengan baik dan benar
1.3.2 Dapat mengetahui manfaat simplisia kencur bagi tubuh
1.3.3 Dapat mengetahui uji standarisasi simplisia kencur

BAB II

TINJAUAN PUTAKA

2.1 Kencur

2.1.1 Klasifikasi kencur


-

Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae (Tumbuhan)
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
: Commelinidae
: Zingiberales
: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
: Kaempferia
: Kaempferia galanga L.

2.1.2 Morfologi kencur


Secara umum dikenal dua tipe kencur, yaitu jenis daun lebar dan berdaun sempit.
Kencur merupakan terna kencur daunnya, lebar, letak mendatar, hampir rata dengan tanah.
Bunganya tersusun dalam bulir. Mahkota bunga berjumlah 4-12, rimpangnya bercabangcabang banyak sekali, sebagian terletak diatas tanah. Pada akarnya sering kali terdapat umbi
yang bentuknya bulat. Warnanya putih kekuningan, bagian tengahnya berwarna putih,
sedangkan pinggirnya berwarna coklat, berbau harum.
Kencur digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging
buah yang lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur
didaerah dataran atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air.
Rimpang kencur mempunyai aroma spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit

luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan
susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota berjumalh antara
4-12 buah, bibir bunga berwarna lembayungdengan warna putih lebih dominan. Kencur
tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan kencur dapat
ditanam dalam pot atau kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan ditempat
terbuka.

2.1.3 Tahapan Pembuatan Simplisia


Pengumpul
an Bahan
Baku

Penyortira
n basah
dan

Perajanga
n

Penyimpan
an

Pengemas
an

Pengeringa
n

Penyortira
n kering

1. Pengumpulan Bahan Baku


Rimpang kencur yang telah dipanen,dikumpulkan untuk dijadikan bahan baku
simplisaia.
2. Penyortiran Basah dan Pencucian
Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran
berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil
penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian
dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati
air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali
lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang
terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena
dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit.
Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa

air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah
plastik/ember.
3. Perajangan
Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi
bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang
dengan ketebalan kira-kira 5 mm 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan
taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau
dengan mesin pemotong.
4. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau
alat pemanas/oven. Pengeringan rimpang dilakukan selama 3 5 hari, pengeringan
dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang
tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4
jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang
lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi.
Melalui sinar matahari ini merupakan cara tradisional dilakukan untuk
mengeringkan bagian yang keras. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu
50oC 60oC. Jika suhunya dibawah 50oC maka akan mempercepat kebusukan. Jika di
oven pada suhu lebih dari 60oC dapat merusak komponen aktif sehingga mutunya
berkurang. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan
bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah
rimpang yang dihasilkan.
5. Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan
cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau
kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk
menghitung rendemennya).
6. Pengemasan
Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong
plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya).

Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian
dari tanaman bahan itu, berat bersih dan metode penyimpanannya.
7. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC
dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari
kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki
penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan
terbebas dari hama gudang.

2.1.4

Uji Standarlisasi Simplisia Kencur


Tujuan : untuk mengetahui kebenaran dan mutu simplisia yang meliputi analisis

kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif terdiri atas pengujian organoleptik,


pengujian mokroskopik, pengujian mikroskopik, dan pengujian histokimia.
Sedangkan analisis kuantitatif terdiri atas pengujian penetapan susut pengeringan,
penetapan kadar abu total, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut
etanol
1. Uji Organoleptik
Uji dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui khususnya bau dan rasa simplisa
yang diuji.
2. Uji Makroskopik
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar tanpa
menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya morfologi, ukuran.
dan warna simplisia yang diuji.
3. Uji Mikroskopik
Uji Mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa
sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk. Pada uji
mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan
diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenalan yang spesifik bagi masing4.

masing simplisia.
Uji Histokimia
Uji Histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang

terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat-zat kandungan


tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah dideteksi.
Standarilisasi Simplisia
1. Penetapan Susut Pengeringan
Tujuan mengetahui susut pengeringan adalah memberikan batasan maksimal
(rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Susut
pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suhu penetapan susut pengeringan
adalah 1050 dan susut pengeringan ditetapkan sebagai berikut : Timbang 1 gram
simplisia masukkan ke dalam krus porselen bertutup yang sebelumnya telah
dipanaskan pada suhu yang telah ditetapkan selama 30 menit dan telah ditara. Ratakan
simplisia dalam krus porselen dengan menggoyangkan krus hingga merata. Masukkan
ke dalam oven, buka tutup krus, panaskan pada suhu penetapan, timbang dan ulangi
pemanasan sampai didapat berat yang kostan.

susut pengeringan=

bobot awal sebelum pemanasanbobot ak h ir


x 100
berat sebelum pemanasan

2. Penetapan Kadar Abu Total


Tujuan dari penetapan kadar abu adalah untuk menentukan baik tidaknya suatu proses
pengolahan, untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai parameter
nilai bahan pada makanan. Adanya kadar abu yang tidak larut pada asam dalam asam
yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran lain.
2 gram simplisia yang telah digerus ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam krus
platina yang telah dipijarkan dan ditara. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis,
didinginkan dan ditimbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan,
tambahkan air panas, diaduk, disaring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa
dan kertas saring dalam kurs yang sama. Masukan filtrat ke dalam krus, uapkan dan
dipijarkan hingga bobot tetap. Hitung kadar abu total terhadap bahan yang telah
dikeringkan, dan dinyatakan dalam %b/b.
kadar abu=

berat abu
x 100
berat simplisia

3. Penetapan Kadar Sari Larut Air

Dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran awal sejumlah kandungan, dengan


cara melarutkan ekstrak sediaan dalam pelarut organik tertentu (etanol atau air)
Keringkan serbuk, maserasi selama 24 jam 5 gram serbuk dengan 100 ml kloroforom
P menggunakan labu bersumbat sambil sekali-sekali dikocok selama 6 jam pertama,
kemudian didiamkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 ml filtrate hingga kering
dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, sisa dipanaskan pada suhu
105oC hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen yang larut dalam air, dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
kadar sari larut air=

berat extrak x 5
x 100
berat simplisia

4. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol


Keringkan serbuk, maserasi selama 24 jam 5 gram serbuk dengan 100 ml etanol
(95%), menggunakan labu bersumbat sambil sekali-sekali dikocok selama 6 jam
pertama, kemudian didiamkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan
penguapan etanol (95%), uapkan 20 ml filtrate hingga kering dalam cawan dangkal
berdasar rata yang telah ditara, sisa dipanaskan pada suhu 105oC hingga bobot tetap.
Hitung kadar dalam persen yang larut dalam etanol, dihitung terhadap bahan yang
telah dikeringkan di udara.
kadar sari larut etanol=

berat extrak x 5
x 100
berat simplisia

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan

3.2 Prosedur kerja

Anda mungkin juga menyukai