Juklak PDTT
Juklak PDTT
Juklak PDTT
Konsep
Petunjuk Pelaksanaan
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
As of November 27,2008
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR
DAFTAR
DAFTAR
DAFTAR
ISI........
TABEL
GAMBAR...
LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN ........
A. Latar Belakang ....................
B. Tujuan.............................................
C. Lingkup........................................
D. Dasar Hukum...........................
E. Sistematika Penulisan...
1
2
2
3
3
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
GAMBARAN
UMUM
PEMERIKSAAN
DENGAN
TUJUAN
TERTENTU......................................................................................
A. Tujuan dan Konsep Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu..................
B. Penentuan Jenis Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu......................
C. Standar Umum, Pelaksanaan, dan Pelaporan Pemeriksaan Dengan
Tujuan Tertentu..........................................................................................
D. Panduan Manajemen Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu...............
E. Tahapan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu...................................
PERENCANAAN PEMERIKSAAAN..............
A. Pengantar........................................... .......
B.
Perencanaan
Eksaminasi......................................................................
C.
Perencanaan
Reviu...............................................................................
D. Perencanaan Agreed Upon Procedures...............................................
4
6
8
8
8
11
12
19
21
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN.............................................................
A. Pengantar...............
B. Pengumpulan dan Analisis Bukti.....
C. Penyusunan Temuan Pemeriksaan
D. Penyampaian Temuan Pemeriksaan kepada Entitas yang Diperiksa
27
28
30
31
PELAPORAN PEMERIKSAAN..................................................................
A. Pengantar..............................................................................................
B. Penyusunan Konsep LHP.....................................................................
C. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan yang Direncanakan...
D. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian LHP..............................
33
33
37
37
PENUTUP..................................................................................................
.
A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan.....................................
B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaaan......................................
C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan.......................................
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM
GLOSARIUM
REFERENSI
Direktorat Litbang
39
39
39
v
vi
viii
Daftar Isi
LAMPIRAN
PENYUSUN
Direktorat Litbang
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Hubungan Jenis Pemeriksaan dengan Tingkat Keyakinan
12
iDirektorat Litbang
ii
Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1
2.1
2.2
Direktorat Litbang
iii
Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
III.1a
III.1b
Kertas Kerja Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan untuk Prosedur yang
Disepakati
III.2
III.3
III.3a
Contoh Kertas Kerja Penilaian Risiko dan SPI untuk PDTT yang bersifat Eksaminasi
III.3b
Contoh Kertas Kerja Penilaian Risiko dan SPI untuk PDTT yang bersifat Reviu
III.4
III.5
V.1
V.2
V.3
Direktorat Litbang
iv
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01
Mandat
pemeriksaan
BPK
02
Perlunya Juklak
PDTT
03
Kedudukan
juklak PDTT
Direktorat Litbang
Bab I
Gambar 1.1
PIRAMIDA KEDUDUKAN JUKLAK PDTT DALAM PEDOMAN PEMERIKSAAN BPK
KODE
ETIK
SPKN
PMP
04
UUD 1945
PeraturanPer-UU-an
Pemeriksaan
Keuangan
Negara
Penyusunan juklak PDTT ini mengacu kepada SPKN, PMP, dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI), serta praktik-praktik internasional terbaik (international
best practices) dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Hubungan
dengan standar
pemeriksaan
lain
B. Tujuan
05
Tujuan
C. Lingkup
06
Juklak ini mengatur tata cara pelaksanaan PDTT mulai dari tahap
perencanaan hingga tahap pelaporan. Tahap tindak lanjut atas tindakan
perbaikan yang direncanakan tidak dibahas dalam juklak ini karena akan
dibahas dalam petunjuk terkait pemantauan tindak lanjut. Juklak ini tidak
mengatur hal-hal yang bersifat teknis dalam pemeriksaan. Hal-hal yang
bersifat teknis tersebut dapat dirujuk kepada petunjuk pelaksanaan atau
petunjuk teknis terkait.
Direktorat Litbang
Lingkup
Bab I
D. Dasar Hukum
07
Dasar hukum
1/K/I-XIII.2/2/2008
tentang
Panduan
E. Sistematika Penulisan
08
Materi juklak
09
Sistematika
Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran Umum Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Bab III : Perencanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Bab IV : Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Bab V : Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Bab VI : Penutup
Daftar Istilah
Referensi
Direktorat Litbang
Bab II
BAB II
GAMBARAN UMUM
PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU
A. Tujuan dan Konsep Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pengertian
PDTT
menurut SPKN
01
02
Terminologi baku yang digunakan oleh IAI adalah jasa atestasi. IAI
mendefinisikan atestasi sebagai suatu pernyataan pendapat atau
pertimbangan orang yang independen tentang apakah asersi suatu entitas
sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Pengertian
atestasi menurut
IAI
03
Standar dalam
SPAP
04
Kaitan standar
pemeriksaan
dengan tingkat
keyakinan
Tabel 2.1
Hubungan Jenis Pemeriksaan Dengan Tingkat Keyakinan
Jenis
Pemeriksaan
Keuangan
Pemeriksaan Kinerja
Eksaminasi
Reviu
Prosedur yang
disepakati
Level
PDTT
Keyakinan (assurance) menunjukkan tingkat kepastian yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh pemeriksa bahwa
kesimpulannya yang dinyatakan dalam laporannya adalah benar. Tingkat keyakinan yang dicapai pemeriksa ditentukan antara lain
oleh hasil pengumpulan bukti. Semakin banyak jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi tingkat
keyakinan yang dicapai oleh pemeriksa
Direktorat Litbang
Badan Pemeriksa Keuangan
4
05
Bab II
Perbedaan
eksaminasi,
reviu, dan
prosedur yang
disepakati
Tabel 2.2
Perbedaan Eksaminasi, Reviu, dan Prosedur yang Disepakati
Keyakinan
pada PDTT
06
Tingkat
Keyakinan
Keluasan
Prosedur
Eksaminasi
Tinggi
Tidak terbatas
Reviu
Menengah
Terbatas
Prosedur
yang disepakati
Bervariasi
(antara
menengah
sampai dengan
tinggi)
Sesuai
kesepakatan
Bentuk
Simpulan
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Simpulan atas
pelaksanaan
prosedur yang
disepakati
Karakteristik
setiap bentuk
PDTT
Contoh
pernyataan
positif
dapat
disimpulkan
........
Alternatif lain:
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, . . . <sebutkan obyek
pemeriksaan> seperti yang telah kami sebutkan di atas sesuai
dengan . . . <sebutkan kriteria yang telah ditetapkan>
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, penetapan , penyaluran, dan
penerimaan dana perimbangan TA 2006 sesuai dengan PP No 55
Tahun 2005 dan peraturan pelaksanaannya.
Direktorat Litbang
Bab II
dapat
disimpulkan
........
Alternatif lain:
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, . . . <sebutkan obyek
pemeriksaan> seperti yang telah kami sebutkan di atas tidak
sesuai dengan . . . <sebutkan kriteria yang telah ditetapkan>
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, penetapan , penyaluran, dan
penerimaan dana perimbangan TA 2006 tidak sesuai dengan PP
No 55 Tahun 2005 dan peraturan pelaksanaannya.
08
Contoh
pernyataan
negatif
09
yang
sesuai
Kesamaan
ketiga jenis
PDTT
a. Harus ada asersi, baik dinyatakan atau tidak, yang dibuat oleh satu
pihak yang akan digunakan oleh pihak lain. Harus ada kriteria yang
akan digunakan untuk menguji keakuratan hal yang diperiksa (kecuali
dalam pemeriksaan investigatif, yang bertujuan untuk membuktikan
adanya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan)
Semua pihak harus sepakat/setuju mengenai cara hal tersebut diuji
dengan menggunakan metodologi pengujian yang ada;
b. Kriteria yang digunakan harus jelas dan terbuka. Semua pihak dapat
menggunakan kriteria tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.
c. Pemeriksa harus membuat simpulan tertulis atas keakuratan hal yang
diperiksa.
Direktorat Litbang
Bab II
T en tu kan T u ju an
Pemer iksaan
M emb er ikan
Op in i L K?
T id ak
Har u skah
M en b er ikan
Reko men d asi
yan g
Ber kaitan
Den g an 3 E
Ya
Ya
L aku kan
Pemer iksaan
Keu an g an
d en g an stan d ar
p emer iksaan
keu an g an
L aku kan
Pemer iksaan
Kin er ja d en g an
Stan d ar
Pemer iksaan
Kin er ja
T id ak
Pr o sed u r
d isep akati
d en g an p ih ak
lain ?
Ya
Ya
T id ak
T in g kat
keyakin an
tin g g i
T id ak
Gambar 2.1
Alur Pikir Penentuan Jenis Pemeriksaan
Direktorat Litbang
Bab II
11
Pertimbangan
kebutuhan
pengguna
12
Rekomendasi
dalam PDTT
13
Syarat untuk
memberikan
rekomendasi
14
Kewajiban tindak
lanjut
15
Pertimbangan
tingkat
keyakinan dan
keluasan
prosedur
16
Penentuan
eksaminasi,
reviu, dan
prosedur yang
disepakati
Direktorat Litbang
Standar Umum,
Pelaksanaan,
dan Pelaporan
PDTT
Bab II
Panduan
Manajemen
Pemeriksaan
Dengan Tujuan
Tertentu
Tahapan
Pemeriksaan
Dengan Tujuan
Tertentu
PELAKSANAAN
PELAPORAN
1. Pemahaman
Tujuan dan
Harapan
Penugasan
6. Pengumpulan
dan Analisis bukti
9. Penyusunan
Konsep LHP
7. Penyusunan
Temuan
Pemeriksaan
10. Perolehan
Tanggapan dan
Tindakan perbaikan
yang direncanakan
8. Penyampaian
Temuan
Pemeriksaan
kepada Entitas
11. Penyusunan
dan Penyampaian
LHP
2. Pemahaman
Entitas
3. Penilaian Risiko
dan SPI
4. Penetapan
Kriteria
Pemeriksaan
5. Penyusunan P2
dan PKP
DOKUMENTASI
KOMUNIKASI
SUPERVISI-KENDALI DAN KEYAKINAN MUTU
Gambar 2.2
Tahapan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Direktorat Litbang
Bab II
20
Tahap
Perencanaan
PDTT
21
Tahap
Pelaksanaan
PDTT
22
Tahap
Pelaporan PDTT
23
Penekanan pada
bab selanjutnya
Direktorat Litbang
10
Bab III
BAB III
PERENCANAAN PEMERIKSAAN
A. Pengantar
01
Tujuan
perencanaan
pemeriksaa
02
Tim pelaksana
pemeriksaan
03
04
PERENCANAAN
1. Pemahaman
Tujuan dan
Harapan
Penugasan
2. Pemahaman
Entitas
3. Penilaian Risiko
dan SPI
Direktorat Litbang
11
4. Penetapan
Kriteria
Pemeriksaan
5. Penyusunan P2
dan PKP
05
Bab III
Tabel 3.1
Perbedaan Dalam Perencanaan Eksminasi, Reviu,
dan Prosedur yang Disepakati
Langkah
Perencanaan
Eksaminasi
Reviu
Prosedur yang
disepakati
Pemahaman
Tujuan dan
Harapan
Penugasan
Dikomunikasikan
secara internal
dengan pemberi
tugas
Dikomunikasikan
secara internal
dengan pemberi
tugas
Selain
dikomunikasikan
dengan pemberi
tugas,
dikuomunikasikan juga
dengan pemakai
tertentu
Pemahaman
Entitas
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan dengan
mempertimbangkan
harapan dari pemakai
tertentu
Penilaian
Risiko dan SPI
Dilakukan melalui
pemahaman dan
pengujian SPI
secara mendalam
Dilakukan melalui
pemahaman dan
pengujian SPI
secara terbatas
Dilakukan melalui
pemahaman dan jika
diperlukan dilakukan
pengujian SPI, serta
dikomunikasikan
dengan pemakai
tertentu sebelum
penandatanganan
prosedur yang
disepakati
Penetapan
Kriteria
Pemeriksaan
Ditetapkan oleh
pemeriksa
Ditetapkan oleh
pemeriksa
Disepakati dengan
pemakai tertentu dan
dituangkan dalam
prosedur yang
disepakati
Penyusunan
P2 dan PKP
Disusun oleh
pemeriksa
Disusun oleh
pemeriksa
Disusun oleh
pemeriksa
berdasarkan prosedur
yang disepakati yang
telah ditandatangani
oleh pemberi tugas
dan pemakai tertentu.
B. Perencanaan Eksaminasi
Direktorat Litbang
12
Perbedaan
perencanaan
eksminasi, reviu,
dan prosedur
yang disepakati
Bab III
1.
06
Tujuan
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
07
Input
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
Pentingnya
komunikasi
tujuan
eksaminasi
09
Tujuan
eksaminasi
10
PDTT dengan
tujuan lebih dari
satu
11
Dokumentasi
tujuan dan
harapan
penugasan
2.
Pemahaman Entitas
Pemeriksa pada langkah ini adalah ketua tim, pengendali teknis, dan penanggung jawab pada tim persiapan
pemeriksaan
Direktorat Litbang
13
12
Bab III
Perolehan data
dan informasi
untuk
pemahaman
entitas
c. tujuan/program/kegiatan,
d. sistem akuntansi entitas
e. prosedur pelaksanaan dan pengawasan aktivitas,
f.
Manfaat
informasi
tentang entitas
14
Input dalam
pemahaman
entitas
a. Database entitas,
b. Rencana strategi dan rencana aksi entitas,
c. Kebijakan entitas,
d. Sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan entitas,
e. Prosedur pelaksanaan dan pengawasan yang digunakan entitas
untuk menjamin pencapaian tujuan,
f.
15
Langkahlangkah
pemahaman
entitas
peraturan
perundang-undangan
Direktorat Litbang
14
Pemahaman
Bab III
tujuan, sasaran,
strategi, dan
kegiatan entitas
17
Pemahaman
mengenai
lingkungan yang
mempengaruhi
entitas
18
Definisi faktor
penentu
keberhasilan
19
Identifikasi faktor
penentu
keberhasilan
entitas
20
Identifikasi
pemeriksaan
sebelumnya
Pemahaman
dampak
kecurangan dan
penyimpangan
22
Output
pemahaman
entitas
23
Dokumentasi
pemahaman
entitas
3.
24
Tujuan penilaian risiko dan SPI dalam perencanaan PDTT yang bersifat
eksaminasi adalah untuk menentukan area-area yang berisiko tinggi
yang akan dijadikan fokus pemeriksaan.
Direktorat Litbang
15
Tujuan penilaian
risiko
25
Bab III
Input penilaian
risiko dan SPI
26
yang
secara
signifikan
Langkahlangkah
penilaian risiko
Langkahlangkah
penilaian SPI
Bab III
28
29
30
Output penilaian
risiko dan SPI
31
Dokumentasi
penilaian risiko
dan SPI
4.
32
Tujuan
penetapan
kriteria
Pertimbangan
dalam
penetapan
kriteria
Langkahlangkah dalam
penetapan
kriteria
Direktorat Litbang
17
Sumber-sumber
kriteria
Bab III
Jurnal dan kajian ilmiah, sumber internet yang kredibel, buku teks
j.
Mengkaji
ketepatan
kriteria
37
Relevansi
kriteria
Keandalan
kriteria
b. Objektif. Kriteria yang objekif berarti bebas dari segala bias, baik dari
pemeriksa maupun menajemen.
Penetapan
kriteria
40
Output dalam
penetapan
kriteria
41
Dokumentasi
penetapan
Direktorat Litbang
18
Bab III
kriteria
5.
42
43
Tujuan
penyusunan P2
dan PKP
Isi program
pemeriksaan
a. Dasar Hukum
b. Standar Pemeriksaan
c. Tujuan Pemeriksaan
d. Entitas yang Diperiksa
e. Lingkup Pemeriksaan
f. Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern
g. Sasaran Pemeriksaan
h. Kriteria Pemeriksaan
i. Alasan Pemeriksaan
j. Metode Pemeriksaan
k. Petunjuk Pemeriksaan
l. Jangka Waktu Pemeriksaan
m. Susunan Tim dan Rincian Biaya Pemeriksaan
n. Kerangka Laporan Hasil Pemeriksaan
o. Waktu Penyampaian dan Distribusi Laporan Hasil Pemeriksaan
44
Bentuk P2 dan
PKP
C. Perencanaan Reviu
1.
46
Direktorat Litbang
19
Tujuan
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
47
Bab III
Input
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
KKP sebelumnya
48
Tujuan reviu
49
Komunikasi
dengan pemberi
tugas dan
dokumentasi
2.
50
Pemahaman Entitas
Pemahaman entitas yang diperiksa dapat dilakukan dengan perolehan
data dan informasi tentang:
a. struktur organisasi entitas,
Perolehan data
dan informasi
dalam
pemahaman
entitas
51
Tujuan
Pemahaman
entitas
52
Input dalam
pemahaman
entitas
pemeriksa
dapat
Bab III
j.
53
Langkah
pemahaman
entitas mengacu
pada
perencanaan
eksaminasi
54
Dokumentasi
pemahaman
entitas
3.
55
Tujuan penilaian risiko dan SPI dalam perencanaan PDTT yang bersifat
reviu adalah untuk mengetahui sifat, saat, dan lingkup prosedur reviu
serta mengevaluasi hasil prosedur tersebut.
Tujuan penilaian
risiko dan SPI
56
Input penilaian
risiko
57
yang
secara
signifikan
Direktorat Litbang
21
Langkahlangkah
penilaian risiko
Bab III
Langkahlangkah
penilaian SPI
Output penilaian
risiko dan SPI
60
Dokumentasi
Penilaian Risiko
dan SPI
4.
61
Input dalam
penetapan
kriteria
63
Langkah
penetapan
kriteria mengacu
pada
perencanaan
eksaminasi
64
Dokumentasi
penetapan
kriteria
5.
65
Direktorat Litbang
22
Penyusunan P2
dan PKP
mengacu pada
perencanaan
Bab III
eksaminasi
Tujuan prosedur
yang disepakati
67
Kesepakatan
antara para
pihak tentang
prosedur yang
harus
dilaksanakan
68
Larangan unuk
menyepakati
prosedur
subjektif
69
1.
70
Tujuan
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
71
Input
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
Para pihak dalam hal ini adalah pemberi tugas dan pemakai tertentu
Direktorat Litbang
23
Syarat-syarat
Bab III
prosedur yang
disepakati
Komunikasi
secara langsung
74
Hal-hal yang
dikomunikasikan
a. Syarat-syarat penugasan
b. Tanggung jawab pemakai
c. Tanggung jawab pemberi tugas
d. Prosedur yang harus dilaksanakan
75
Perjanjian
penugasan
a. Sifat penugasan.
b. Identifikasi lingkup prosedur yang disepakati dan pihak yang
bertanggung jawab terhadapnya.
Penggunaan ahli
Direktorat Litbang
24
Tanggung jawab
pemeriksa
Bab III
diterapkan
Jika komunikasi
langsung tidak
dapat dilakukan
dengan
2.
79
Dokumentasi
hasil komunikasi
Pemahaman Entitas
Pemahaman entitas dilakukan sebatas hal yang disepakati untuk
diujikan. Pemahaman tersebut dapat dilakukan dengan perolehan data
dan informasi tentang :
a. tujuan entitas/program/kegiatan
Perolehan data
dan informasi
dalam
pemahaman
entitas
Tujuan
pemahaman
entitas
81
Input dalam
pemahaman
entitas
a. Database entitas,
b. Rencana strategi dan rencana aksi entitas,
c. Kebijakan entitas,
d. Sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan entitas,
e. Prosedur pelaksanaan dan pengawasan yang digunakan entitas
untuk menjamin pencapaian tujuan,
f.
Direktorat Litbang
25
Bab III
82
Langkah
pemahaman
entitas prosedur
yang disepakati
83
Pertimbangan
terhadap hasil
pemeriksaan
sebelumnya
3.
84
Manfaat
penilaian risiko
dan SPI
85
Input dalam
penilaian risiko
dan SPI
SPI,
pemeriksa
dapat
86
yang
secara
signifikan
4.
87
Langkah
penilaian risiko
mengacu pada
perencanaan
eksaminasi dan
reviu
Tujuan
penetapan
kriteria
Bab III
Input dalam
penentuan
kriteria
89
Langkahlangkha dalam
penentuan
kriteria
Sumber-sumber
kriteria
91
Mengkaji
ketepatan
kriteria
92
Penetapan
kriteria
93
Penuangan
kriteria ke dalam
prosedur yang
disepakati
94
Dokumentasi
dalam
penetapan
kriteria
5.
95
Penandatangan
prosedur yang
disepakati
96
Penyusunan P2
dan PKP
Direktorat Litbang
27
Direktorat Litbang
28
Bab III
Bab IV
BAB IV
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
A. Pengantar
01
Tujuan
pelaksanaan
pemeriksaan
02
Langkahlangkah dalam
pelaksanaan
pemeriksaan
03
04
05
Dalam PDTT yang bersifat prosedur yang disepakati selain hal-hal tersebut
di atas, pemeriksa juga perlu melakukan komunikasi tentang kecukupan
prosedur yang telah ditetapkan pemakai tertentu.
06
07
PELAKSANAAN
6. Pengumpulan
dan analisis bukti
7. Penyusunan
Temuan
Pemeriksaan
8. Penyampaian
Temuan
Pemeriksaan
kepada Entitas
Direktorat Litbang
27
Bab IV
Lingkup
pengumpulan
dan analisis
bukti
09
Lingkup
pengumpulan
dalam prosedur
yang disepakati
10
Tujuan
pengumpulan
dan analisis
bukti
11
Pedoman
pengumpulan
dan analisis
bukti
a. Program Pemeriksaan
b. Kriteria Pemeriksaan.
12
13
Langkahlangkah
pengumpulan
dan analisis
bukti
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
pengumpulan
bukti
pemeriksaan
b. Kompeten
Bukti dianggap kompeten apabila bukti tersebut valid, dapat
diandalkan dan konsisten dengan fakta. Dalam menilai kompetensi
suatu bukti, pemeriksa harus mempertimbangkan beberapa faktor
seperti keakuratan, keyakinan, ketepatan waktu, dan keaslian bukti
tersebut.
c. Relevan
Bukti dikatakan relevan apabila bukti tersebut memiliki hubungan yang
logis dan memiliki arti penting bagi simpulan pemeriksaan yang
bersangkutan.
14
Langkahlangkah dalam
pengumpulan
bukti
28
Bab IV
Bukti dokumenter dalam bentuk elektronik atau fisik adalah bentuk bukti
pemeriksaan yang umum. Bukti dokumenter dapat berasal dari internal
atau eksternal auditee.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara digunakan untuk memperoleh bukti atau dokumen yang
berkaitan dengan tujuan pemeriksaan, mengkonfirmasikan fakta dan
memperkuat bukti dari sumber lain, atau untuk mencari rencana aksi
entitas yang potensial.
c. Observasi Fisik
Observasi fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau kondisi
fisik aset: apakah aset tersebut benar-benar ada keberadaannya, sesuai
spesifikasi, masih berfungsi, kondisinya masih baik, ditempatkan di
tempat yang terlindungi, dan pemanfaatannya sesuai dengan
peruntukannya. Observasi langsung juga dapat diguanakan untuk
mencatat berbagai situasi dan kejadian rinci yang dilakukan oleh staf
entitas dan untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut telah sesuai
dengan wewenang yang dimilikinya.
15
Pengumpualn
bukti dalam reviu
16
Pertimbangan
dalam analisis
bukti
dalam
menganalisis
bukti
Langkahlangkah
pengujian bukti
Pelaksanaan
prosedur
tambahan
19
20
Pelaksanaan
prosedur
tambahan
pada PDTT yang
bersifat
eksaminasi
Prosedur
tambahan pada
PDTT
yangbersifat
Direktorat Litbang
29
Bab IV
eksaminasi
a. Menambah sampel;
b. menganalisis sampel tambahan tersebut;
c. menyimpulkan apakah kelemahan pengendalian intern yang terjadi
pada sampel tambahan sama dengan sampel sebelumnya;
d. jika kelemahan pengendalian intern yang terjadi pada sampel
tambahan sama dengan sampel sebelumnya, maka pemeriksa dapat
menarik kesimpulan bahwa telah terjadi kelemahan pengendalian
intern tertentu atas keseluruhan populasi;
e. jika pada sampel tambahan tidak ditemukan kelemahan pengendalian
intern atau ditemukan kelemahan pengendalian intern yang berbeda
dengan sampel sebelumnya, maka pemeriksa tidak boleh menarik
kesimpulan bahwa telah terjadi kelemahan pengendalian intern tertentu
atas keseluruhan populasi. Pemeriksa hanya mengungkapkan
kelemahan pengendalian intern yang ditemukan pada sampel.
21
Untuk PDTT yang bersifat reviu dan prosedur yang disepakati, pemeriksa
tidak diperkenankan memberikan jaminan yang memadai untuk
mendeteksi kecurangan dan/atau penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan karena lingkup pemeriksaannya sangat terbatas.
22
Langkah-langkah
dalam
pelaksanaan
pemeriksaan
harus
didokumentasikan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasi
pemeriksaan yang terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan harus berisi
informasi yang cukup untuk menjadi bukti yang mendukung pertimbangan
dan simpulan pemeriksa. Dokumentasi pemeriksaan berisi informasi yang
menggambarkan catatan penting mengenai kegiatan yang dilaksanakan
oleh pemeriksa sesuai dengan standar dan simpulan pemeriksa.
Dokumentasi pemeriksaan harus disusun secara terinci sehingga mampu
memberikan pengertian yang jelas tentang tujuan, sumber dan simpulan
yang dibuat oleh pemeriksa.
Isi konsep
temuan
pemeriksaan
Direktorat Litbang
Tujuan
penyusunan
temuan
pemeriksaan
30
Bab IV
Input
penyusunan
temuan
pemeriksaan
a. Temuan
mengakomodasi
tujuan
oleh
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
penusunan
temuan
pemeriksaan
bukti-bukti
Langkahlangkah
penyusunan
temuan
pemeriksaan
Konsep temuan pemeriksaan disusun oleh anggota tim atau ketua tim
pemeriksa pada saat pemeriksaan berlangsung di lokasi entitas. Khusus
konsep temuan pemeriksaan yang disusun oleh anggota tim pemeriksa,
konsep tersebut harus disetujui oleh ketua tim pemeriksa.
Direktorat Litbang
Penyusun
konsep temuan
pemeriksaan
31
29
Seluruh
langkah
dalam
penyusunan
temuan
pemeriksaan
didokumentasikan dalam suatu Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).
Bab IV
Pendokumentasian
penyusunan TP
Penyampaian
TP kepada
pejabat entitas
yang berwenang
31
Pemberian
watermark pada
konsep TP
32
Batas tanggung
jawab pemeriksa
Direktorat Litbang
32
Bab V
BAB V
PELAPORAN PEMERIKSAAN
A. Pengantar
01
02
Pelaporan:
penyelesaian
penugasan
Fungsi LHP
PELAPORAN
c. Penyusunan
Konsep
Akhir
dan
Penyampaian
Laporan
09. Penyusunan
Konsep LHP
Hasil
Pemeriksaan.
04
05
10. Perolehan
Tanggapan dan
Tindakan Perbaikan
yang Direncanakan
11. Penyusunan
Konsep Akhir dan
Penyampaian LHP
Direktorat Litbang
Penyiapan
penyusunan
konsep LHP
33
Bab V
Konsep LHP disusun oleh ketua tim pemeriksa dan disupervisi oleh
pengendali teknis. Konsep LHP disusun berdasarkan temuan pemeriksaan
yang merupakan jawaban dari tujuan pemeriksaan. Konsep LHP mengacu
pada format dan tata cara penyusunan yang disajikan dalam juklak
pelaporan pemeriksaan.
Penyusunan
konsep LHP
08
Konsep LHP dibahas secara berjenjang mulai dari ketua tim pemeriksaan
hingga penanggung jawab dengan tujuan:
Konsep LHP
dibahas
berjenjang
Konsep LHP yang telah disampaikan oleh ketua tim dianalisis dan direviu
oleh pengendali teknis. Penganalisisan oleh pengendali teknis dilakukan
untuk membandingkan konsep LHP dengan risalah diskusi dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
Konsep LHP
dianalisis dan
direviu oleh
pengendali
teknis
10
11
12
Sesuai SPKN dan ketentuan yang berlaku, informasi rahasia tidak dapat
diungkapkan dalam LHP namun LHP harus mengungkapkan sifat informasi
yang tidak dilaporkan tersebut.
Pelaporan
informasi rahasia
13
Konsep LHP
disampaikan
kepada
Tortama/Kalan
14
Isi LHP
a. Simpulan Hasil Pemeriksaan atas hal yang diuji dan temuan pemeriksa
atas pengujian bukti-bukti selama pelaksanaan pemeriksaan.
b. Temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangan yang
mengungkapkan yang akan mempengaruhi simpulan pemeriksaan.
c. Simpulan mengenai kelemahan Sistem Pengendalian Intern yang
ditemukan selama proses pemeriksaan
Direktorat Litbang
34
15
Bab V
Hal-hal yang
dimuat dalam
LHP
16
Simpulan yang diperoleh harus menjawab tujuan pemeriksaan. Temuantemuan yang diperoleh dalam pemeriksaan diungkapkan dalam laporan
untuk mendukung simpulan. Dalam beberapa kondisi tertentu, terdapat
temuan yang tidak boleh diungkapkan, seperti:
Temuan harus
muncul di
laporan
Simpulan
eksaminasi
Direktorat Litbang
35
18
Bab V
Simpulan reviu
Hal-hal yang
harus dipenuhi
dalam laporan
reviu
Simpulan
prosedur yang
disepakati
Contoh laporan prosedur yang disepakati dapat dilihat pada lampiran V.3
21
Pengungkapan
unsur atau
dugaan
pelanggaran
hukum
22
Konsultasi
dengan tim
konsulen hukum
23
Laporan atas
kepatuhan
24
Isi temuan
pemerisaan atas
kepatuhan
Direktorat Litbang
temuan
pengendalian
intern
tersebut
tidak
signifikan,
Jenis temuan
kelemahan
pengendalian
intern
36
Bab V
Muatan temuan
sistem
pengendalian
intern
Pembahasan
konsep LHP
28
Tujuan
pembahasan
LHP
Dokumentasi
pembahasan
30
Permintaan
tanggapan tetulis
31
Permintaan
tanggapan untuk
temuan yang
berupa
kecurangan
32
Dalam hal terdapat temuan yang berupa kerugian negara, pemeriksa harus
memasukkan tindakan otomatis dari auditee sebagai tindak lanjut atas
temuan tersebut.
Tindakan
otomatis dari
auditee untuk
temuan yang
berupa kerugian
negara
Direktorat Litbang
Evaluasi
tanggapan
37
34
Bab V
Pemroesan
tanggapan
35
LHP Final yang telah disusun kemudian direviu dan ditandatangani oleh
penanggung jawab. LHP Final harus dilengkapi dengan tanggapan yang
berupa tindakan perbaikan yang direncanakan dari pejabat entitas yang
bertanggung jawab.
Penyusunan
LHP final
36
Pendistribusian
LHP final
Direktorat Litbang
38
Bab VI
BAB VI
PENUTUP
A. Pemberlakuan Pedoman
01
Pemberlakuan
juklak
B. Pemutakhiran Pedoman
02
Pemutakhiran
pedoman
03
Penyampaian
perubahan juklak
04
Penjelasan
substansi juklak
C. Pemantauan Pedoman
05
Pemantauan
dokumen oleh tim
pemantauan juklak
PDTT
Direktorat Litbang
39
KEPANJANGAN
A
AUP
Anwar Nasution
IAI
Juklak
Juknis
KKP
LHP
P2
PDTT
PKP
PMP
PSP
: Program Pemeriksaan
: Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
: Program Verja Perorangan
: Panduan Manajemen Pemeriksaan
: Pernyataan Standar Pemeriksaan
RKAP
R
: Rencana Kerja dan Anggaran Pemeriksaan
SPAP
SPI
SPKN
S
: Standar Profesional Akuntan Publik
: Sistem Pengendalian Intern
: Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
TP
TPK
: Temuan Pemeriksaan
: Tindak Pidana Korupsi
K
L
P
Direktorat Litbang
Glosarium
GLOSARIUM
A
:
Perikatan yang di dalamnya akuntan ditugasi oleh klien
untuk menerbitkan laporan tentang temuan berdasarkan prosedur khusus yang
dilaksanakan terhadap hal tertentu tentang unsur, akun, atau pos suatu laporan keuangan
Agreed upon procedures
Asersi
:
Pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
C
Causalitas Analysis
:
Analisa sebab akibat dimana causalitas diasumsikan terjadi
secara serial sehingga penyebab pertama dari rangkaian sebab akibat ini sering bukanlah sumber
masalahnya
D
:
Bertujuan menentukan faktor-faktor yang berakibat pada
suatu karakteristik kualitas, yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat, terdiri
dari 5 faktor utama:
1. manusia
2. metode kerja
3. lingkungan
4. mesin/alat
5. material/bahan
dan merupakan bagian dari langkah pemecahan masalah (problem solution).
Diagram sebab akibat
Dokumen internal
:
Bersumber dari dalam organisasi entitas, mencakup antara
lain catatan akuntansi, fotokopi surat keluar, deskripsi tugas, rencana, anggaran, laporan dan
memorandum internal, rangkuman kinerja, dan prosedur dan kebijakan internal
Dokumen eksternal
:
Bersumber dari luar organisasi entitas, mencakup antara lain
surat atau memorandum yang diterima oleh entitas, faktur (invoice) dari supplier, leasing, kontrak,
laporan pemeriksaan internal dan eksternal, serta konfirmasi pihak ketiga
E
Jasa yang dihasilkan oleh akuntan berupa pernyataan
pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah
Eksaminasi
Direktorat Litbang
vi
Glosarium
K
Kriteria
Standar ukuran harapa mengenai apa yang seharusnya terjadi, praktik terbaik, benchmark.(Spkn)
P
Pemakai tertentu
disepakati
Pemberi tugas
:
Badan, sebutan untuk BPK RI atau juga sebagai pemberi
tugas pemeriksaan. Badan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Anggota BPK RI
Penerima tugas
:
teknis, ketua tim dan anggota tim.
R
Jasa berupa permintaan keterangan dan prosedur
analitis terhadap informasi keuangan suatu entitas yang dapat memberikan dasar bagi
Reviu
pemberian tingkat keandalan terbatas dimana tidak ada modifikasi material yang perlu dibuat bagi
laporan tersebut.dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang
Direktorat Litbang
vii
Referensi
REFERENSI
Agung Rai, I. G., Audit Kinerja pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, Studi Kasus, Salemba Empat,
Jakarta, 2008
Arens, A. , Elder, J.R., Beasley, M.S., Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach,
Pearson International Education, New Jearsey, 2006
Australian Government Auditing and Assurance Standard Board, AUS 904: Engagement to
Perform Agreed-Upon-Procedures, Australian Accounting Research Foundation, Australia,
2002
Australian Government Auditing and Assurance Standard Board, ASAE 3100: Compliance
Engagement, Auditing and Assurance Standard Board, Australia, 2008
Badan Pemeriksa Keuangan, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Jakarta, 2008
Badan Pemeriksa Keuangan, Panduan Manajemen Pemeriksaan, Jakarta, 2008
Eilifsen, A and Messier, F. W. Jr, Auditing and Assurance Service International Edition, The
McGraw-Hill Companies, New York, 2006
Government Auditing Standards, (The Yellow Book), US Government Accountability Office, 2007
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta, 2001
Direktorat Litbang
viii
LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran III.1.a
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
KERTAS KERJA PEMAHAMAN TUJUAN DAN HARAPAN PENUGASAN
Tujuan kegiatan pada tahap ini adalah pemeriksa dapat memahami tujuan dari
dilaksanakannya pemeriksaan dan harapan dari pemberi tugas.
I.
Tujuan Penugasan
1. ..
..
2. ..
..
3. ..
..
4. dst
II.
Harapan Penugasan
1. ..
..
2. ..
..
3. ..
..
4. dst
III.
1. ..
..
2. ..
..
Lampiran III.1.a
3. ..
..
4. ..
..
5. dst
Jakarta,
Ketua Tim,
Pengendali Teknis
Penanggung Jawab
Pemberi Tugas
Lampiran III.1.b
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
KERTAS KERJA PEMAHAMAN TUJUAN DAN HARAPAN PENUGASAN UNTUK
PROSEDUR YANG DISEPAKATI
Tujuan kegiatan pada tahap ini adalah pemeriksa dapat memahami tujuan dari
dilaksanakannya pemeriksaan dan harapan dari pemberi tugas.
IV.
Tujuan Penugasan
5. ..
..
6. ..
..
7. ..
..
8. dst
V.
Harapan Penugasan
5. ..
..
6. ..
..
7. ..
..
8. dst
VI.
6. ..
..
Lampiran III.1.b
7. ..
..
8. ..
..
9. ..
..
10. dst
Jakarta,
Ketua Tim,
Pengendali Teknis
Penanggung Jawab
Pemakai Tertentu
Lampiran III.2
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
Lampiran III.2
..
..
14. Pengelolaan resiko yang dijalankan entitas
..
..
..
..
15. Perencanaan dan manajemen strategis entitas
..
..
..
..
16. Budaya organisasi
..
..
..
..
17. Aktivitas utama entitas/program/kegiatan
..
..
..
..
18. Sumber daya yang dikelola organisasi
..
..
..
..
19. Manajemen sumber daya organisasi
..
..
..
..
20. Critical Success Factors bagi pencapaian tujuan dan sasaran
..
..
..
..
Lampiran III.2
Lampiran III.3
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO DAN SPI
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengidentifikasi areaarea yang berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Point-point yang ada
dalam template KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan pemeriksa.
I.
No
1.
2.
3.
Resiko
Dampak
Penilaian
Low
Medium
High
Perencanaan
a.
b.
c. dst
Pelaksanaan
a.
b..
c. dst
Dst
II.
Hasil Pemahaman dan Penilaian SPI
III.
Lampiran III.3
Risiko Awal
No
A.
Kegiatan/ Proses
Efektivitas SPI
Risiko Akhir
Low
Medium
High
Peraturan
SOP
DLL
Low
Medium
High
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Perencanaan
a.
b.
c. dst
Pelaksanaan
a.
b..
c. dst
Dst
Keterangan:
Kolom 1 s.d. 9 diisi dengan X.
Risiko awal merupakan risiko entitas yang diperoleh berdasarkan pengidentifikasian resiko (butir I)
Risiko akhir adalah risiko setelah mempertimbangkan SPI.
Suatu kegiatan/proses yang memiliki resiko akhir tinggi akan dipertimbangkan menjadi focus pemeriksaan
Lampiran III.3.a
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO DAN SPI UNTUK PDTT BERSIFAT
EKSAMINASI
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengidentifikasi areaarea yang berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Point-point yang ada
dalam template KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan pemeriksa.
IV.
No
1.
2.
3.
Resiko
Dampak
Penilaian
Low
Medium
High
Perencanaan
a.
b.
c. dst
Pelaksanaan
a.
b..
c. dst
Dst
V.
Hasil Pemahaman dan Penilaian SPI
VI.
Lampiran III.3.a
Risiko Awal
No
A.
Kegiatan/ Proses
Efektivitas SPI
Risiko Akhir
Low
Medium
High
Peraturan
SOP
DLL
Low
Medium
High
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Perencanaan
a.
b.
c. dst
Pelaksanaan
a.
b..
c. dst
Dst
Keterangan:
Kolom 1 s.d. 9 diisi dengan X.
Risiko awal merupakan risiko entitas yang diperoleh berdasarkan pengidentifikasian resiko (butir I)
Risiko akhir adalah risiko setelah mempertimbangkan SPI.
Suatu kegiatan/proses yang memiliki resiko akhir tinggi akan dipertimbangkan menjadi focus pemeriksaan
Lampiran III.3.b
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO DAN SPI
UNTUK PDTT BERSIFAT REVIU
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengetahui sifat,
saat, dan lingkup prosedur reviu serta mengevaluasi hasil prosedur tersebut. Pointpoint yang ada dalam template KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan
pemeriksa.
VII.
No
1.
2.
3.
Resiko
Dampak
Penilaian
Low
Medium
High
Perencanaan
a.
b.
c. dst
Pelaksanaan
a.
b..
c. dst
Dst
VIII.
Hasil Pemahaman dan Penilaian SPI
Lampiran III..4
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan tertentu Dibuat oleh
:
Atas ..........
Direviu oleh
:
Tahun..
Disetujui oleh
BPK RI
...
...
Lampiran III.5
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan tertentu Dibuat oleh
:
Atas ..........
Direviu oleh
:
Tahun..
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH PERJANJIAN PDTT BERSIFAT PROSEDUR YANG DISEPAKATI
Kepada:
(pemakai tertentu)
di
................
Surat ini bertujuan untuk mengkonfirmasikan pemahaman kami atas bentuk dan tujuan
penugasan kami dan sifat serta batasan penugasan yang akan kami lakukan.
Saudara telah meminta kami untuk melakukan prosedur-prosedur berikut dan melaporkan
hasil pekerjaan kami kepada Anda:
(deskripsikan sifat dan luas pekerjaan yang dilakukan, termasuk referensi khusus, apabila
memungkinkan, untuk mengidentifikasikan dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang
harus dibaca, pihak-pihak yang harus dihubungi, dan pihak-pihak yang merupakan sumber
perolehan informasi).
Prosedur-prosedur yang akan kami laksanakan adalah benar-benar untuk membantu Anda
dalam ...................(nyatakan tujuannya) dan akan dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip
dasar dan pedoman umum yang berlaku, perjanjian penugasan prosedur yang disepakati,
dan hal tersebut akan kami nyatakan dalam laporan kami.
Laporan hasil penerapan prosedur kami tujukan hanya kepada ............ (sebutkan pihakpihak yang akan menggunakan laporan tersebut) dan tidak digunakan untuk tujuan lain.
Prosedur-prosedur yang akan kami laksanakan bukan berupa pemeriksaan atau reviu yang
dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Internasional4, dan karena itu tidak
ada keyakinan atas asersi yang akan disajikan.
Kami mengharap kerja sama penuh dari pegawai Saudara dan kami percaya bahwa
pegawai Saudara akan menyediakan catatan, dokumentasi, dan informasi apapun yang
kami butuhkan sehubungan dengan penugasan kami.
Kami mohon dengan hormat Saudara menandatangani dan mengembalikan lampiran
salinan surat ini untuk menunjukkan bahwa AndaSaudara telah memahami prosedurprosedur yang telah kita setujui untuk diterapkan dalam penugasan ini.
4
Lampiran III.5
Jakarta, 2008
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
(Pemberi Tugas)
.
(Pemakai Tertentu)
.
(Pemakai Tertentu)
.
Lampiran V.1
Lampiran V.1
Lampiran V.2
Lampiran V.2
Lampiran V.3
Lampiran V.3
PENYUSUN
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU
Daeng M. Nazier
Gudono
I Nyoman Wara
Astilda Sinabutar
Ipoeng Andjar Wasita
Hery Subowo
Agung Dodit Muliawan
Yitno
Sigit Prakosa
M. Yusuf John
M. Hairil Anwar
Iman Santoso
Dewi Sukmawati
Tiwi Pawitasari
Intan Rahayu
Dwi Cahyo Kurniawan
Herlina Dasuki
Oktarika Ayoe Sandha
Iis Istianah
Rifki Gunawan
Hendarto Eka Yoga
Chandra Puspita
Hendra Sirait