Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesehatan Masyarakat
Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesehatan Masyarakat
Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesehatan Masyarakat
Dosen Pembimbing :
Surtani Harahap,M.Pd
Oleh :
Nur Wulan Rahmadani Lingga ( 1201670 )
Roza ( 1201664 )
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt atas rahmat dan karuniaNya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepes dari
buku-buku dan browsing internet. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dan dapat kita jadikan pedoman di kehidupan sehari-hari.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di
perlukan untuk kesempurnaan laporan ini.Akhirnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi teman-teman khususnya dan kita semua pada umumnya.
Padang ,
Februari 2015
DAFTAR ISI
12
5. Hubungan Antara Demografi Dan Kesehatan......................................... 15
6. Beberapa Dampak Kepadatan Penduduk................................................. 19
BAB III
A. Kesimpulan............................................................................................... 22
B. Saran ......................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Defenisi Demografi Dan Kesehatan
1. Definisi Demografi
Demography is the scientific study of human populations in primarily with
the respect to their size, their structure (composition) and their development
(change). Yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia, kurang lebih artinya
sebagai berikut Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah
untuk
masyarakat.
termasuk
dalam
faktor
sistem
kemudahan
pelayanan
kesehatan
pelayanan
masyarakat
untuk
dapat
adalah
kesehatan
menjangkau
pelayanan
kesehatan
sesuai
dengan
kebutuhan
pemakai
jasa
pelayanan
10
pangan,rumah
dan
bagi
penyediaan
jasa
untuk
pelayanan
11
penanggulangan secara serius, maka dalam jangka waktu tertentu kehidupan ini
akan musnah.
Hal ini terjadi menurut Soemarwoto dalam bukunya (1991:1), karena
lingkungan (alam) tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal
seperti kita ketahui bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan
hidupnya, ia tidak dapat dipisahkan dari padanya. Padatnya penduduk suatu
daerah akan menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin terciut, dan hal ini
disebabkan manusia merupakan bagian integral dari ekosistem, dimana manusia
hidup dengan mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan penduduk yang cepat
meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama
meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas
sumber daya alam.
Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut
dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar
lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis.
Konsekwensinya adalah berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam
ekosistem, mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu,
sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat fungsional ekosistem akan berubah
pula.Dalam perspektif historis tentang kependudukan dan dampak lingkungan
Derek Lewlyn dan Jones (dalam Alfi, 1990:22) melakukan penelitian di kota
Sidney di Australia, berdasarkan hasil penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa
sebenarnya keseimbangan ekologi itu tidak kekal. Kota Sidney yang dulunya
sangat asri dengan tatanan lingkungan kota yang nyaman, tetapi mulai periode 80an, semuanya telah berubah menjadi tidak nyaman lagi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut menandakan bahwa perkembangan penduduk sedikit banyak
akan mempengaruhi lingkungan hidup baik fisik maupun non fisik.
Dari kenyataan sejarah menurut Derek Lewlyn dan Jones, sebenarnya
krisis lingkungan hidup yang terjadi pada masyarakat modern ini sebagai dari
peledakan penduduk dan kemajuan teknologi modern, sudah dimulai ratusan
tahun lalu.Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa perkembangan
12
air
bersih,
pemukiman
dan
sebagainya.Sehingga
menimbulkan
13
lain jadinya jika angka pertumbuhan penduduk kian melewati batas siklus ataupun
jumlah cadangan sumber-sumber kebutuhan. Andaikata kondisi perkembangan
demikian tidak diupayakan penanganan secara serius maka pada saatnya akan
terjadi suatu masa krisis. Lebih parah lagi sebagaimana dikemukakan diatas
adalah terjadinya bencana yang dapat memusnahkan kehidupan manusia.
Dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat
dapat
berdampak
kepada
meningkatnya
kepadatan
penduduk,
sehingga
peningkatan
14
(2002:20)
karena
adanya
perilaku
manusia
yang
tidak
15
16
terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah
tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat,
perlu jauh lebih banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha
sendiri dalam semua sektor kesehatan.Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua
sektor, termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat,
diperlukan untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan
dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalahmasalah kesehatan.Seperti semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada
lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan
hidup.Kesehatanlah yang rugi apabila lingkungan tidak lagi memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, air, sanitasi, dan tempat
perlindungan yang cukup dan aman- karena kurangnya sumber-sumber atau
distribusi yang tidak merata.Kesehatanlah yang rugi apabila orang-orang
menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah- seperti binatang-binatang
mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata atau supir-supir yang mabuk.
Kesehatan
manusia
adalah
keperluan
dasar
untuk
pembangunan
berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak
dapat
menentang
kemiskinan,
atau
melestarikan
lingkungan
hidupnya.
17
tadi. Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya
social ekonomi.
WHO menyatakan Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari
penyakit.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa Kesehatan adalah meliputi
kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi ini memberi arti yang sangat
luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih
merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status
kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air
bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air limbah penggunaan pestisida,
masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat,
populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan
yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar
ditangani masalah.pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini
pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang
utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan
baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pentagonal
sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk
pembangunan asap dapur. Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari
perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah
penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa
indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka
harapan hidup (63 tahun) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara
bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai
menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga
18
diantaranya
pengendalian
fertilitas
dengan
penggunaan
alat
19
1971-
1980-
1990-
2000-
1980
1990
2000
2010
Aceh
2,93
2,72
1,46
2,36
Sumatera Utara
2,60
2,06
1,32
1,10
Sumatera Barat
2,21
1,62
0,63
1,34
Riau
3,11
4,30
4,35
3,58
Jambi
4,07
3,40
1,84
2,56
Sumatera Selatan
3,32
3,15
2,39
1,85
Bengkulu
4,39
4,38
2,97
1,67
Lampung
5,77
2,67
1,17
1,24
Belitung
0,97
3,14
Kepulauan Riau
Kepulauan Bangka
-
4,95
DKI Jakarta
3,93
2,42
0,17
1,41
Jawa Barat
2,66
2,57
2,03
1,90
Jawa Tengah
1,64
1,18
0,94
0,37
DI Yogyakarta
1,10
0,57
0,72
1,04
Jawa Timur
1,49
1,08
0,70
0,76
3,21
2,78
Bali
1,69
1,18
1,31
2,15
2,36
2,15
1,82
1,17
1,95
1,79
1,64
2,07
Kalimantan Barat
2,31
2,65
2,29
0,91
Kalimantan Tengah
3,43
3,88
2,99
1,79
Kalimantan Selatan
2,16
2,32
1,45
1,99
Banten
20
Kalimantan Timur
5,73
4,42
2,81
3,81
Sulawesi Utara
2,31
1,60
1,33
1,28
Sulawesi Tengah
3,86
2,87
2,57
1,95
Sulawesi Selatan
1,74
1,42
1,49
1,17
Sulawesi Tenggara
3,09
3,66
3,15
2,08
1,59
2,26
Gorontalo
Sulawesi Barat
2,68
2,88
2,79
0,08
2,80
Maluku Utara
0,48
2,47
Papua Barat
3,71
Maluku
Papua
2,67
3,46
3,22
5,39
INDONESIA
2,31
1,98
1,49
1,49
21
nusantara adalah 60,7 juta jiwa. Pada tahun 1961, ketika sensus penduduk pertama
setelah Indonesia merdeka, jumlah penduduk sebanyak 97,1 juta jiwa. Pada tahun
1971 penduduk Indonesia sebanyak 119,2 juta jiwa, tahun 1980 sebanyak 146,9
juta jiwa, tahun 1990 sebanyak 178,6 juta jiwa, tahun 2000 sebanyak 205,1 juta
jiwa, dan pada tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa.
Secara nasional, laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama
sepuluh tahun terakhir adalah sebesar 1,49 persen. Laju pertumbuhan penduduk
Provinsi Papua adalah yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain
di Indonesia, yaitu sebesar 5,46 persen.
Bila dilihat menurut pulau atau kelompok kepulauan, provinsi dengan laju
pertumbuhan penduduk tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:
1.
Sumatera
Bali-Nusa Tenggara
Provinsi Bali memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 2,15
persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu sebesar 1,17 persen.
4. Kalimantan
Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 3,80 persen. Sementara itu, provinsi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Provinsi Kalimantan Barat, yaitu
sebesar 0,91 persen.
5. Sulawesi
22
pangan,rumah
dan
bagi
penyediaan
jasa
untuk
pelayanan
23
Kerusakan Lingkungan
Setiap tahun, hutan dibuka untuk kepentingan hidup manusia seperi untuk
untuk
dijadikan tanah pertaniaan atau untuk mencari hasil hutan sebagai mata
pencaharian penduduk akan merusak ekosistem hutan.
4. Kebutuhan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup .Akan
tetapi,air yang
dibutuhkan manusia sebagai mkhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan
untuk kebutuhan penduduk atau rumah tangga sehari-hari. Bersih merupakan air
yang memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika ,kimia ,dan biologi.
Syarat kimia yaitu air yang tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan
kesehatan manusia. Syarat fisika yaitu air tetap jernih (tidak brubah warna), tidak
ada rasa, dan tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak mengandung
mikrooganisme atau kuman-kuman penyakit.
5.
Kekurangan Makanan
24
antara bertambahnya
penduduk
dengan
BAB III
PENUTUP
25
A. Kesimpulan
Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah.
Struktur penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi penduduk. Struktur
penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan oleh proses demografi yakni
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga adanya migrasi penduduk.
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini
juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme,
sering secara implisit manusia.Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia
atau World Health Organization (WHO), pada tahun 1948, kesehatan
didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan
bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan."
Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua
permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya maupun
negara-negara lainnya di dunia umumnya.Brown (1992:265-280), menyatakan
bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran
lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi terhadap sumbersumber alam, serta berbagai fenomena degradasi ekologis semakin hari semakin
menujukkan peningkatan yang signifikan.Keprihatinan ini tidak saja memberikan
agenda penanganan masalah lingkungan yang bijak.Namun juga merupakan
warning bagi kehidupan, bahwa kondisi lingkungan hidup sedang berada pada
tahap memprihatinkan. Seandainya tidak dilakukan upaya penanggulangan secara
serius, maka dalam jangka waktu tertentu kehidupan ini akan musnah.
Hal ini terjadi menurut Soemarwoto (1991:1), karena lingkungan (alam)
tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal seperti kita ketahui
bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan hidupnya, ia tidak
dapat dipisahkan dari padanya. Padatnya penduduk suatu daerah akan
menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin terciut, dan hal ini disebabkan
manusia merupakan bagian integral dari ekosistem, dimana manusia hidup dengan
mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan
26
permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya
konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya
alam.
Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut
dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar
lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis.
Konsekwensinya adalah berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam
ekosistem, mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu,
sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat fungsional ekosistem akan berubah
pula.Dalam perspektif historis tentang kependudukan dan dampak lingkungan
Derek Lewlyn dan Jones (dalam Alfi, 1990:22) melakukan penelitian di kota
Sidney di Australia, berdasarkan hasil penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa
sebenarnya keseimbangan ekologi itu tidak kekal. Kota Sidney yang dulunya
sangat asri dengan tatanan lingkungan kota yang nyaman, tetapi mulai periode 80an, semuanya telah berubah menjadi tidak nyaman lagi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut menandakan bahwa perkembangan penduduk sedikit banyak
akan mempengaruhi lingkungan hidup baik fisik maupun non fisik.
B. Saran
Semoga kedepannya Indonesia bisa lebih baik lagi di tangan pemimpin
yang bisa menggiring masyarakatnya menuju kehidupan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,sinatala.dkk.2012.penyelamatan tanah air dan lingkungan.yayasan
pustaka obor Indonesia:Jakarta
27