Kasus Dan Analisa IUFD
Kasus Dan Analisa IUFD
Kasus Dan Analisa IUFD
KASUS
1.
IDENTITAS/BIODATA
Pasien
Suami
Nama
: Ny. NS
Nama
: Tn. S
Umur
: 25 tahun
Umur
: 26 tahun
Suku Bangsa
: Sunda
Suku Bangsa
: Sunda
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Buruh
No. Telepon
No. Telepon
:-
:-
2.
DATA SUBJEKTIF
DATA UMUM
Keluhan utama
Ibu merasa hamil 7 bulan mengeluhkan tidak merasakan gerakan janin sejak 3 hari yang lalu;
Riwayat penyakit sekarang
Ibu merasa hamil 7 bulan mengeluhkan tidak merasakan gerakan janin sejak 3 hari yang lalu.
Ibu mengatakan bahwa tadi pagi USG dengan dr. A dan hasilnya sudah tidak ada detak
jantung janin. Ibu juga mengatakan saat ini tidak merasakan mules-mules yang semakin sering
dan bertambah kuat. Ibu juga mengatakan belum keluar air-air dan lendir bercampur darah.
Karena keluhannya itu ibu berobat ke klinik lalu dirujuk ke RSUD.
Riwayat penyakit dahulu
Ibu merasakan hal yang sama saat kehamilan sebelumnya tetapi pada usia kehamilan 8 bulan.
Ibu menyangkal memiliki riwayat hipertensi pada masa kehamilan ini dan sebelumya, atau
juga menyangkal memilliki hipertensi sebelum hamil. Ibu juga menyangkal memiliki DM,
penyakit jantung, asma, dan lainnya.
Riwayat pengobatan
Ibu menyangkal pernah minum obat apapun, karena merasa takut.
Lamanya : 8 hari
Riwayat perkawinan
Pernikahan yang sah, pernikahan yang kedua, pernikahan yang pertama saat umur 18 tahun
dan suami 19 tahun.
Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak menggunakan KB.
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
G3P2A0 dengan anak hidup 0
Tahun
Tempat
Partus
3.
Umur
Jenis
kehamilan
persalinan
Penolong
Keadaan
Bayi
BB
JK
2007
Rumah
9 bulan
Spontan
Bidan
Hidup
3 kg
2010
Rumah
8 bulan
Spontan
Paraji
IUFD
2,2 kg
Hamil ini
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 88x/menit
BB : 60 kg
Suhu : 37oC
TB : 155 cm
RR : 20x/menit
General
Mata : pandangan kabur -/-, berkunang-kunang -/-, sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/2
Dada dan axyla : mammae simetris +/+, areola hiperpigmentasi +/+, puting susu menonjol +/+,
tumor -/-, penegluaran sekret -/Ekstremitas atas dan bawah : simetris +/+, edema -/-, refleks +/+
Jantung : S1, S2 reguler +/+, gallop -/-, disritmia -/-, murmur -/Paru-paru : simetris +/+, gerakan dada simetris +/+, vocal fremitus +/+, suara vesikuler +/+,
wheezing -/-, Ronki -/Obstetri
Abdomen
Inspeksi : membesar dengan arah memanjang (+), linea nigra (+), striae albican (+), luka
operasi (-)
Palpasi TFU : 24 cm
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Haemoglobin
12,3
12 16
g/dl
Haematokrit
35,2
37 47
Eritrosit
3,95
4,2 5,4
10x6/l
Leukosit
8,0
4,6 10,8
10x3/l
Trombosit
207
150 450
10x3/l
BT (Ivy methode)
200
36
Menit
CT
330
5 - 10
Menit
Diagnosa :
G3P2A0 gravida 32 minggu dengan IUFD
Penatalaksanaan :
R/ Terminasi kehamilan pervaginam
1.
Informed consent;
2.
3.
Cek lab : darah (darah rutin), bleeding time, dan clotting time;
4.
5.
6.
Advice dokter : Terminasi dengan pemberian misoprostol 200 mcg dengan dosis 1/8 per
forniks, diulang tiap 6 jam.
7.
OBSERVASI PERSALINAN
Nama
: Ny. NS
Umur
: 25 tahun
: 19.30 WIB
30/10/2014
1.
Saat masuk ruang VK : TD 120/80 mmHg dengan porsio tebal-lunak 1 jari setelah
pemberian misoprostol 1/8 tab (pukul 19.10 WIB di IGD Keb) dan belum disertai his;
2.
Pukul 22.30 WIB : TD 120/80 mmHg dengan porsio tebal-lunak 3 cm, ketuban (+),
dan his mulai 2x/10/20;
3.
Pukul 02.00 WIB : TD 110/80 mmHg dengan porsio tebal-lunak 4-5 cm, ketuban (+)
dan his 3x/10/35;
4.
5.
Pukul 03.00 WIB : pemberian misoprostol 1/8 (25 mcg) per vaginam dan induksi 5 IU
oksitosin dalam 500 cc RL 20 tpm;
31/10/2014
6.
Pukul 06.30 WIB : TD 110/80 mmHg dengan porsio tebal-lunak 6 cm, ketuban (-),
dan his 4x/10/40;
7.
Pukul 08.30 WIB : TD 110/80 mmHg dengan porsio tipis-lunak 8 cm, teraba caput,
ketuban (-) setelah amniotomi, dan his 5x/10/50;
8.
Pukul 11.40 WIB : TD 100/80 mmHg dengan porsio tidak teraba, lengkap, teraba
caput, ketuban (-), dan his 5x/10/55.
LAPORAN PARTUS
Pukul 13.50 WIB : Bayi lahir spontan, jenis kelamin , BB 1500 gr, PB 35 cm, maserasi grade
II. Disuntikkan oksitosin 10 IU IM, FU setinggi pusat, kontraksi baik, dilakukan peregangan
tali pusat terkendali, dan tampak tanda-tanda pelepasan plasenta.
Pukul 14.05 WIB : Lahir plasenta spontan lengkap, panjang tali pusar 50 cm, TFU 2 jari
dibawah pusar, kontraksi uterus baik, dan perdarahan 150 cc.
Observasi TTV postpartum:
TD : 120/80 mmHg
N : 86x/menit
RR : 24x/menit
S : Afebris
DIAGNOSIS POST PARTUM : P3A0 Partus prematurus dengan induksi misoprostol dan
augmentasi oksitosin + stillbirth
Perkembangan
Istruksi
P:
Terapi :
Cefadroxil 2 x 500 mg
O:
BLPL
TD = 100/60 mmHg
S = Afebris
N = 80x/menit
Abdomen datar, lembut
TFU = 2 jari dibawah
pusat
A : P3A0 Partus
prematurus dengan induksi
misoprostol dan
augmentasi oksitosin +
stillbirth
BAB II
ANALISA KASUS
A.
ANALISA ANTEPARTUM
2.1. Data Subjektif
Dari data subjektif didapati keluhan ibu, sudah tidak merasakan
gerakan bayinya sejak 3 hari yang lalu, dan ibu juga mengatakan bahwa hasil
USG di klinik dr. A detak jantung bayinya tidak terlihat. Dari data subjektif
dengan keluhan ibu mengarah terhadap tanda dan gejala yang sudah diutarakan
oleh Saifuddin, 2010 diantaranya adalah :
a.
b.
c.
riwayat hipertensi, penyakit jantung dan diabetes melitus. Dari data ini dapat
disingkirkan bahwa penyebab terjadinya IUFD bukanlah akibat dari hipertensi
atau pre-eklamsia, penyakit jantung, dan ketoasidosis diabetikum. Selain itu,
dari data psikososial, ibu mengatakan bahwa tidak memelihara hewan
peliharaan dapat menyingkrikan penyebab akibat infeksi TORCH.
Lain halnya dengan riwayat penyakit dahulu, ibu mengatakan bahwa
anak kedua juga mengalami kematian dalam kandungan. Data ini dapat
disimpulkan bahwa ada kemungkinan IUFD yang diderita saat ini merupakan
akibat kelainan kromosom atau penyakit genetik, tetapi hal ini perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk memastikannya. Dari beberapa
penyebab yang di analisa ini membuktikan teori yang diutarakan oleh L. Kean
tahun 2006 yang mengatakan bahwa 25-60% penyebab kematian janin tidak
jelas. Hal ini karena penyebab kematian janin dapat di akibatkan pleh faktor
fetal, maternal, ataupun plasental.
Namun menurut Sarwono (2011) dalam buku Ilmu Kebidanan, untuk
diagnosis pasti penyebab kematian sebaiknya dilakukan otopsi janin dan
pemeriksaan
plasenta
serta
selaput.
Dan
diperlukan
evaluasi
secara
Inspeksi
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat
terutama pada ibu yang kurus;
2.
Palpasi
Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba
gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya
krepitasi pada tulang kepala janin;
3.
Auskultasi
Tidak terdengarnya denyut jantung janin setelah usia kehamilan 20-23
minggu pada pemeriksaan Doppler merupakan bukti kuat kematian janin;
4.
Ultrasonografi
Tidak terlihat DJJ dan gerakan-gerakan janin.
2.4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien ini sesuai dengan teori yang terdapat pada
buku Sarwono, 2010 yaitu penderita diberi informasi dengan mendiskusikan
kemungkian penyebab dan rencana penatalaksanaan serta rekomendasikan
untuk segera diintervensi yaitu dengan terminasi kehamilan. Sesuai dengan teori
yang dijelaskan oleh L. Kean bahwa metode paling aman untuk teminasi
kehamilan untuk wanita yang mengandung dengan IUFD adalah melalui
pervaginam.
Berdasarkan teori yang dikemukanan oleh Sarwono 2010 dalam bukunya
Ilmu Kebidanan, persalinan pervaginam diklasifikasikan menjadi pasif dan
aktif. Pervaginam pasif dapat ditunggu setelah 2 minggu, sedangkan
pervaginam aktif dapat dilakukan induksi dengan pemberian misorportol atau
oksitosin. Pada kasus ini, terminasi kehamilan dilakukan melalu persalinan
pervaginam aktif.
Pada kasus diatas pemberian misoprostol dilakukan dua kali dengan jarak
waktu pemberian adalah 6 jam dengan dosis yang sama. Pada kasus ini,
pemberian misoprostol sesuai dengan teori yang telah dijelaskan oleh R. Gomez
Ponce de Leon, et al dalam artikelnya yang berjudul Misoprostol for
intrauterine fetal death, yang menyebutkan bahwa dosis pemberisn misoprostol
adalah 25-50 mcg per 4-6 jam.
Selain itu, pada kasus
oksitosin drip 5 IU dalam 500 cc RL 20 tpm. Ini sesuai dengan teori yang
dijelaskan oleh Sarwono 2010 bahwa induksi persalinan dengan IUFD dapat
dikombinasi dengan misoprostol + oksotosin. Sedangkan dosis yang diberikan
sesuai dengan Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RS dr.
Hasan Sadikin Bandung tahun 2005 yang menjelaskan lima menit oksitosin
dalam 500 cc Dextrose 5% diberikan dengan kecepatan awal 20 tetes per menit,
dinaikkan 5 tetes per menit setiap 15 menit sampai didapatkan his yang adekuat
(3 sampai 4 kali per 10 menit atau sampai batas maksimum 60 tetes/menit).
B.
2.
Stadium maserasi I
Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi
kemudian menjadi merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah mati.
3.
Stadium maserasi II
Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat,
stadium ini berlangsung 48 jam setelah anak mati.
4.
b.
10
DAFTAR PUSTAKA
11