LP Nyeri Revisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


GANGGUAN KENYAMANAN DAN NYERI

Disusun oleh :
Johan Jauhari

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2011

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nyeri

merupakan

perasaan

tidak

nyaman

atau

sensasi

ketidaknyamanan yang dirasakan oleh tubuh. Nyeri adalah fenomena


fisiologik yang seringkali mengganggu aktivitas dari individu yang
mengalaminya dan menghambat proses penyembuhan. Rasa nyeri
merupakan rasa yang tidak menyenangkan yang melibatkan emosi serta
keadaan afektif seseorang dan persepsinya. Nyeri dapat diterima oleh
seseorang sebagai suatu mekanisme untuk menghindari keadaan yang
berbahaya, mencegah kerusakan lebih jauh, dan untuk mendorong proses
suatu penyembuhan. Kemungkinan setiap orang memiliki respon nyeri
yang berbeda satu sama lain tergantung pada persepsi dan ketahanan
terhadap nyeri.
Rasa nyeri juga sering disertai komponen psikofisiologik, berupa
kegiatan system saraf otonom misalnya perubahan tekanan darah,
frekuensi denyut jantung atau berkeringat. Nyeri merupakan keluhan
utama, dan nyeri merupakan suatu masalah bagi semua orang. Nyeri
dapat

mengganggu

kenyamanan

seseorang,

sehingga

dapat

mempengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitasnya. Oleh karena itu,


dibutuhkan upaya segera untuk mengatasi nyeri melalui asuhan
keperawatan yang tepat untuk mengatasinya agar tidak meningkat pada
tingkat nyeri yang lebih berat dan memperparah keadaan klien.

2. Tujuan
a. Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
b. Meningkatakan rasa nyaman dan rileks.

B. TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
a. Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan yang timbul dari kerusakan jaringan yang aktual dan
potensial atau gambaran adanya kerusakan (NANDA, 2005).
b. IASP (international Association for the Study of Pain), nyeri
didefinisikan sebagai an unpleasant sensory and emotional
experience associated with actual or potential tissue damage or
described in term of such damage.
c. Mekanisme protektif bagi tubuh, timbul bila mana jaringan sedang
dirusak dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan
rangsang nyeri tersebut (Guyton, 1982).
d. Peranan yang tidak menyenangkan yang betul betul subyektif dan
hanya penderitanya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi dari
pengalaman yang dipelajari, dipengaruhi dari situasi hidup masing
masing orang.
e. Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman baik ringan maupun berat
yang hanya dirasakan individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh
orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas secara langsung, dan
perubahan hidup seseorang.

2. KLASIFIKASI
a. Dilihat dari waktu terjadinya
1) Nyeri Akut
-

Peristiwa baru / tiba -tiba

Kaitan dengan penyakit akut, operasi, prosedur pengobatan/


trauma.

Sifat nyeri jelas, mungkin untuk hilang

Timbul oleh karena stimulus langsung noksius, misalnya :


mekanik, inflamasi.

Sifat sementara sampai terjadi penyembuhan.

Rasa nyeri dapat membantu menentukan lokasi

Area nyeri dapat diidentifikasi, rasa nyeri cepat berkurang.

Mempunyai lama yang pasti

2) Nyeri kronis
-

Bisa berbulan bulan/bertahun tahun


Contoh : arthritis, injury tulang belakang, migrain.

Pengalaman nyeri yang menetap / kontinyu

Intensitas nyeri sukar untuk diturunkan

Rana nyeri biasanya meningkat

Dikategorikan nyeri kronis maligna, jika nyeri kaitannya


dengan penyakit progresif lain. Nyeri kronis non maligna,
jika nyeri oleh karena kerusakan jaringan yang non progresif
yang telah mengalami penyembuhan.

Area nyeri tidak mudah diidentifikasikan.

b. Dilihat dari transmisinya


a. Nyeri menjalar / menyebar
Terjadinya pada bidang yang luas, pada struktur yang terbentuk
dari embrionik dermaton yang sama (Barbara C. Long 229).
* Ada 2 teori penyebab nyeri medik :
1) Dengan adanya

kompresi

pada radiks sehingga tegangan.

Selaput pembungkus tara : dutamater ikut teregang sehingga


vaskularisasi terganggu jadi Iskemia pada daerah tersebut
Timbul nyeri
2) Penekanan pada radiks akan menyebabkan timbul

reflek

spasme otot lalu nyeri


b. Nyeri berpindah - pindah

(referred Drain)

Nyeri yang bergerak dari daerah tertentu ke daerah lain


Terjadinya pada daerah rangsangan dan daerah lain

c. Berdasarkan sumbernya
* Merupakan nyeri perifer

(periferal pain ) yang dibagi menjadi 3

macam
a. Superfisial
b. Dalam
c. Viseral
Pembeda

Superfisial

- Kualitas

Tajam

Dalam

menusuk -

tajam,

membakar

Viseral

tumpul, - Tajam, tumpul,

nyeri terus

nyeri terus

- Lokalisasi

Baik

- Jelek

- Menjalar

Tidak

- Tidak

- Stimulus

Torehan,

- torehan, ischemi, - ya

abrasi,

panas

dingin

kejang.
- Jelek

panas

- distensi, ischemi,

pergeseran

spasme,

iritasi

tulang.

kimia tidak ada


torehan

Rx. Actual

- tidak

- ya

- ya

Refleks

- ya

- ya

- ya

d. Berdasarkan intensitasnya
Terdiri dari nyeri

berat, sedang, dan ringan. Masing masing diukur

berdasarkan skala dan bersifat subyektif. Dengan analog skala, simple


descriptive scale, grafik rating skala, numeric skala dan salah satunya adalah
sebagai berikut.
0

Tidak nyeri

Agak nyeri

nyeri ringan

nyeri sedang

10

nyeri berat

e. Dilihat dari penyebabnya


1)

Nyeri thermik

: oleh karena perbedaan suhu yang ekstrim

2)

Nyeri khemik

: oleh karena bahan / zat kimia

3)

Nyeri mekanik

: oleh trauma mekanik

Tdk tertahankan

4)

Nyeri elektrik

: oleh aliran listrik

5)

Nyeri psikogenik

: nyeri yang tanpa diketahui kelainan pada


fisik, bersifat

psikologik, etiologi tidak

ditemukan, kelainan

organik,

neurosis,

traumatik skizoprenia.
6)

Nyeri neurogenik

: oleh kerusakan pada jaringan syaraf.

3. ETIOLOGI
a. Agen cedera fisik

: penyebab nyeri karena trauma fisik .

b. Agen cedera biologi

: penyebab nyeri karena kerusakan fungsi


organ atau jaringan tubuh.

c. Agen cedera psikologi

: penyebab nyeri yang bersifat psikologik


seperti kelainan organic, neurosis traumatic,
skizofrenia.

d. Agen cedera kimia

: penyebab nyeri karena bahan/zat kimia.

4. FAKTOR PREDISPOSISI
Beberapa faktor presipitasi yang dapat meningkatkan nyeri adalah
lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, dapat stressor fisik dan
emosi.

5. FISIOLOGI
Perjalanan Nyeri (Nociceptive Pathway) terjadi antara kerusakan
jaringan (sebagai sumber stimuli nyeri) sampai dirasakan sebagai persepsi
nyeri. Dalam hal ini, terdapat suatu rangkaian proses elektrofisiologik
yang secara kolektif disebut sebagai nosisepsi (nociception). Ada empat
proses yang jelas yang terjadi pada suatu nosisepsi, yakni:
a. Proses Transduksi (Transduction), merupakan proses dimana suatu
stimuli nyeri (noxious stimuli) dirubah menjadi suatu aktifitas listrik
yang akan diterima ujung-ujung saraf (nerve ending). Stimuli ini dapat

berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas), atau kimia (substansi


nyeri).
b. Proses Transmisi (Transmison), dimaksudkan sebagai penyaluran
impuls melalui saraf sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini
akan disalurkan oleh serabut saraf A delta dan serabut C sebagai
neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana impuls
tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh
traktus sphinotalamikus sebagai neuron kedua. Dari thalamus
selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato sensoris di korteks
serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut diterjemahkan
dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.
c. Proses Modulasi (Modulation), adalah proses dimana terjadi interaksi
antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita
dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis.
Jadi merupakan proses acendern yang di kontrol oleh otak. Sistem
analgesik endogen ini meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dan
noradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada
kornu posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini dapat
diiabaratkan sebagai pintu yang dapat tertutup atau terbukanya pintu
nyeri tersebut diperankan oleh sistem analgesik endogen tersebut di
atas. Proses modulasi inilah yang menyebabkan persepsi nyeri
menjadi sangat subyektif orang per orang.
d. Persepsi (perception), adalah hasil akhir dari proses interaksi yang
kompleks dan unik yang dimulai dari proses transduksi, transmisi, dan
modulasi yang pada gilirannya menghasilkan suatu perasaan yang
subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri.

6. TANDA DAN GEJALA


a. Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b. Menunjukkan adanya kerusakan
c. Posisi pasien berhati-hati untuk menghindari nyeri

d. Gerakan melindungi diri


e. Tingkah laku berhati-hati
f. Muka topeng
g. Gangguan tidur (mata sayu, tampak lelah, pergerakan yang sulit atau
kacau, menyeringai)
h. Fokus pada diri sendiri
i. Fokus menyempit (penurunan persepsi tentang waktu, kerusakan
proses fikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
j. Aktivitas distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas,
aktivitas yang berulang-ulang)
k. Respon otonomi (diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil).
l. Perubahan respon otonomi pada tonus otot (tampak dari lemah ke
kaku)
m. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang, berkeluh kesah)
n. Perubahan nafsu makan minum

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Meliputi

: pemeriksaan daerah rutin, pemeriksaan urin rutin,

pemeriksaan kimia darah, dan pemeriksaan serologi.


b. Pemeriksaan radiologi (MRI, CT-scan)

8. PATHWAY
Agen cedera fisik, biologi, psikologi, dan kimia

Kerusakan integritas jaringan

Lintasan nyeri (nosiseptive pathway)

Respon sensorik motorik


Gangguan istirahat dan tidur
Gangguan rasa nyaman, nyeri

Nyeri

Koping tidak efektif

Kerusakan mobilitas fisik Tekanan darah dan beban kerja jantung

Kardiak out put (CO)

Defisit Perawatan diri

Nafsu makan

Asupan nutrisi kurang

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

9. PENGKAJIAN
1. Persepsi nyeri
a. Intensitas nyeri
1) Pasien diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala
verbal.
2) Ada 3 macam skala intensitas nyeri :
(a) Deskripsi Sederhana
(b) Nyeri Numerik 0 10
(c) Skala Analog Visual (VAS)
-

Pasien diminta untuk menunjuk titk pada garis

yang

menunjukan letak nyeri di sepanjang rentang tersebut.


-

Ujung kiri menandakan tidak nyeri, ujung kanan


menunjukan nyeri berat.

Untuk menilai hasilnya, sebuah penggaris dibuat pasien


pada garis dari tidak nyeri diukur dan ditulis dalam
cm.

Gambar

Menggunakan skala tertulis untuk mengkaji nyeri


tidak mungkin dilakukan jika pasien serius atau dalam
nyeri

yang

hebat

atau baru saja mengalami

pembedahan.

b. Karakteristik Nyeri
1) Letak
2) Durasi (menit, jam, hari, bulan, dsb)
3) Irama: terus menerus, hilang timbul, periode bertambah dan
berkurangnya intensitas nyeri.
4) Kualitas nyeri : seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri
seperti digencet.
c. Faktor-faktor yang meredakan nyeri
Misalnya membatasi bergerak, istirahat, obat-obat bebas, dan apa
yang dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyeri.
d. Efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari-hari
Meliputi aktifitas dasar sehari-hari (mis. Tidur, nafsu makan,
konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja dan
aktifitas-aktifitas santai)
e. Kehkawatiran individu tentang nyeri
Meliputi berbagai masalah yang luas (mis. Beban ekonomi,
pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri)

2. Respon fisiologik dan perilaku terhadap nyeri


a. Respon fisiologik dapat berupa meningkatnya frekuensi nadi dan
pernafasan, pucat dan berkeringat.
b. Perilaku terhadap nyeri dapat berupa pernyataan verbal, perilaku
vokal, ekspresi wajah, gerakan tubh, kontak fisik dengan orang lain
dan lingkungan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri


a. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
Jika nyerinya teratasi dengan cepat dan adekuat, individu mungkin
lebih sedikit ketakutan terhadap nyeri di masa mendatang dan
mampu mentoleransi lebih baik
b. Ansietas dan nyeri
c. Budaya dan nyeri
d. Usia dan nyeri
e. Efek plasebo

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul antara lain:
-

Nyeri akut/kronis berhubungan dengan agen cedera (biologi, fisik,


kimia, psikologis)-ketidakmampuan psikososial/fisik secara kronis.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan kondisi psikologis.

Koping tidak efektif berhubungan dengan antisipasi dan stres dari


nyeri.

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan (penurunan


kekuatan dan stamina) dan nyeri.

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh tubuh


berhubungan dengan ketidakmampuan memasukkan makanan akibat
nyeri.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.

Intoleransi aktivitas bberhubungan dengan kelemahan.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C. (1987) Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC, Jakarta.
Hasyim (2007) Konsep Nyeri. Diakses tanggal 18 Maret 2010 dari URL
http://binhasyim.wordpress.com/2007/12/16/konsep-nyeri/
Irman (2007) Konsep Nyeri. Diakses tanggal 18 Maret 2010 dari URL
http://www.fkep.unpad.ac.id/materi-kuliah/konsep-nyeri.html/commentpage-1
Kozier, Erb, Wilkinson. 1995. Fundamental of Nursing: Concepts, Process and
Practice. Addison-Wesley: California.
NANDA (2005) Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005-2006.
NANDA International. Philadelphia.
Potter, P. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, praktek,
edisi 4. EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai