Modul ini membahas tentang pengenalan, penataan, dan pengelolaan instrumen bedah di kamar operasi. Instrumen bedah dikelompokkan menjadi empat kelompok utama yaitu kelompok tajam, penjepit, pemegang, dan penarik. Penataan instrumen harus dilakukan sesuai prinsip-prinsip untuk memperlancar kegiatan operasi dan menjaga sterilitas serta keselamatan pasien.
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
1K tayangan9 halaman
Modul ini membahas tentang pengenalan, penataan, dan pengelolaan instrumen bedah di kamar operasi. Instrumen bedah dikelompokkan menjadi empat kelompok utama yaitu kelompok tajam, penjepit, pemegang, dan penarik. Penataan instrumen harus dilakukan sesuai prinsip-prinsip untuk memperlancar kegiatan operasi dan menjaga sterilitas serta keselamatan pasien.
Modul ini membahas tentang pengenalan, penataan, dan pengelolaan instrumen bedah di kamar operasi. Instrumen bedah dikelompokkan menjadi empat kelompok utama yaitu kelompok tajam, penjepit, pemegang, dan penarik. Penataan instrumen harus dilakukan sesuai prinsip-prinsip untuk memperlancar kegiatan operasi dan menjaga sterilitas serta keselamatan pasien.
Modul ini membahas tentang pengenalan, penataan, dan pengelolaan instrumen bedah di kamar operasi. Instrumen bedah dikelompokkan menjadi empat kelompok utama yaitu kelompok tajam, penjepit, pemegang, dan penarik. Penataan instrumen harus dilakukan sesuai prinsip-prinsip untuk memperlancar kegiatan operasi dan menjaga sterilitas serta keselamatan pasien.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9
MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK 1 A :
Pengenalan, Penataan dan Pengelolaan Instrumen Bedah
di Kamar Operasi
Nomor Kode Mata Kuliah : IKK 1532 Beban SKS : 2 SKS
Oleh :
Ns. Rondhianto, M.Kep NIP : 198303242006041002
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN 2014
Modul 2. Pengenalan, Penataan dan Pengelolaan Instrumen Bedah di Kamar Operasi
A. PENDAHULUAN Sebelum kita membahas tentang cara penataan dan pengelolaan instrumen maka sebaiknya kita mengerti dulu tentang scrub nurse atau instrumentator itu sendiri. Instrumentator adalah perawat yang bertugas membantu kelancaran kerja selama operasi berlangsung. Tugas dari perawat instrumen meliputi tiga tahap, yaitu sebelum, selama dan setelah tindakan operasi. Sebelum pembedahan perawat instrumen harus cuci tangan steril, menyiapkan dan mengatur instrumen. Selama pembedahan, setahap sebelum operator bekerja, scrub nurse harus sudah siap dengan alat yang siap pakai. Kemudian membantu kelancaran operasi dengan melakukan kerja sama yang baik dengan operator maupun asisten operator. Setelah luka pembedahan ditutup (operasi selesai) maka scrub nurse bertugas untuk menutup luka, membereskan peralatan dan merapikan alat/instrumen.
Instrumen sudah dikenal sejak beratus-ratus tahun yang lalu, yaitu semenjak digunakan obat bius eter dan chloroform sekitar tahun 1846 dan mulai sejak itu perkembangan instrumen berkembang dengan pesat. Kebanyakan instrumen bedah dibuat dari bahan stainless steel dan diproduksi awalnya oleh negara Jerman, Perancis dan Amerika Serikat. Saat ini telah diproduksi hampir di semua negara. Namun demikian tidak ada standar baku bagi pembuatan instrumen bedah, sehingga kualitasnya berbeda-beda. Keanekaragaman dari peralatan bedah/instrumen bedah dibentuk untuk tujuan yang sama, tercipta karena ada ketidakpuasan diantara para ahli bedah terhadap peralatan yang tersedia.
B. DEFINISI Instrumen adalah semua peralatan yang digunakan dan diperlukan untuk membantu proses pembedahan baik langsung ataupun tidak langsung dan steril maupun tidak steril.
C. JENIS Jenis-jenis instrumen operasi: a. Instrumen steril : Basis set, slang, bengkok b. Instrumen non steril : alat penunjang, spt: C-arm, tiang infus, dll.
D. PENGENALAN DAN PENAMAAN Penamaan istrumen dapat diberikan berdasarkan: a. Katalog instrumen : AESCULAP (Jerman), MARTIN, CADMAN, MEDICON, JMS (Jepang), JMC (Jepang), SMIC (RRC). b. Menggunakan bahasa inggris (retraktor), bahasa belanda (Schaar/Scharen) ataupun bahasa jerman (Scheren) maupun bahsa-bahasa lainnya. c. Diambil dari nama orang yang menemukan instrumen tersebut, seperti: gunting metzenbound, klem Pean, Beb Kock, Klem Allis. d. Berdasarkan kebiasaan kamar operasi setempat, misal : O-hak, hak pacul, dll.
E. TUJUAN 1. Tujuan Umum : a. Menjamin kelancaran tindakan operasi dan diagnostik di instalasi bedah sentral b. Pelayananan pembedahan yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus : a. Mendukung tersedianya instrumen pembedahan siap pakai b. Instrumen dapat dipergunakan secara optimal c. Tindakan operasi dan diagnostik dapat berjalan dengan baik dengan instrumen bersih dan bebas dari kuman patogen sehingga aman bagi pasien
F. INSTRUMEN BEDAH Instrumen bedah dikelompokkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu: 1. Kelompok Tajam 2. Kelompok Penjepit (klem/forceps) 3. Kelompok Pemegang (gasping/Holding) 4. Kelompok Penarik (retaraktor) Kelompok yang lain: alat penghisap, jenis-jenis penduga, jenis kerokan, bougel, kateter logam.
1. Kelompok Tajam Dirancang untuk incisi jaringan dan diseksi tulang. Jenis kelompok ini diantaranya adalah: gunting, pisau bedah, bone cauter, pahat, gergaji, kuret, dermatom, dll.
a. Pisau Bedah Merupakan instrumen terbaik untuk memotong. Mata pisau yang tajam memungkinkan untuk memisahkan jaringan dengan trauma yang minimal. Bentuk dan ukuran mata pisau dan tangkainya : - Ukuran besar (20, 21, 22, 23, 24) - Ukuran kecil ( 10, 11, 12, 15)
Gambar 7. Pisau Bedah/Mess
b. Gunting Ada 3 macam gunting, yaitu : 1. Gunting Bedah/diseksi Sifat gunting ini adalah lebih ringan, terbuat dari baja yang lebih baik (Mayo, Metzenbound) (steril) 2. Gunting Benang Bentuknya lurus dengan ujung tumpul, digunakan untuk mengunting benang dan kassa, softratule pada saat operasi (steril) 3. Gunting Verband Gunting yang digunakan untuk mengunting perban ataupun hipafik. Gunting ini tidak steril.
Gambar. 8. Gunting Gambar 9. Scapel ddilengkapi mess
Gambar 10. Klem Pean
2. Kelompok Penjepit Digunakan untuk menjepit pembuluh darah, pemegang dan penarik. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah klem hemostatik, klem babcoch, klem elis, towel clip. Gambar di samping adalah salah satu jenis klem pean
3. Kelompok Pemegang Digunakan untuk memgang jaringan, diseksi tulang, retraksi atau pemegang jaringan saat menjahit. Kelompok ini meliputi : pinset, pemegang kassa, pemegang jarum (nail foder).
Gambar 11 dan 12. Kelompok penjepit dan pemegang
4. Kelompok Penarik Digunakan untuk menarik tepi luka agar lapangan operasi menjadi lebih luas dan memadai tetapi kerusakan jaringan sangat minim.. Meliputi : - Retraktor pemegang : rake retraktor, plain retraktor - Retraktor otomatis : retraktor balfour, retraktor finochieto.
Gambar 13. Contoh Alat Penarik
G. PRINSIP PEMBUATAN SET STANDAR 1. Memenuhi empat kelompok instrumen 2. Urutan jenis instrumen sesuai penggunaan 3. Biasakan menggunakan bahasa katalog 4. Cantumkan nomer catalog untuk tiap item instrumen 5. Sesuaikan jumlah item dengan kasus
H. PERAWATAN INSTRUMEN 1. Gunakan instrumen sesuai dengan kegunaan 2. Pisahkan alat-alat tajam dan halus dengan alat-alat kasar (buat tempat khusus) dan beri lapisan saat sterilisasi 3. Selama operasi berlangsung bersihkan segera instrumen dari darah yang menempel pada permukaan atau celah-celah instrumen sehingga tidak sampai kering 4. Sesudah pelaksanaan operasi ikuti prosedur yang berlaku 5. Rendam semua alat bekas pakai menggunakan larutan natrium hipoklorit 0,5% atau larutan enzimatik selama 10 menit (dekontaminasi) 6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan plastik 7. Keluarkan semua peralatan dari larutan perendam 8. Urai/buka pengunci alat-alat agar dapat membersihkan tiap-tiap bagian tersebut dengan baik 9. Gosok setiap permukaan peralatan dengan sikat lunak menggunakan detergent lunak 10. Bilas peralatan secara sempurna dengan air kran dan keringkan dengan pemanas khusus atau handuk 11. Beri instrumen dengan minyak pelumas intrumen (parafin) 12. Khusus alat-alat yang tajam dan halus dilindungi dengan kassa pembungkus, baik saat penyimpanan atau streilisasi.
I. TEKNIK MENATA INTRUMEN 1. Prinsip-prinsip penataan intrumen steril : a. Diurutkan sesuai dengan fungsi instrumen selama pembedahan b. Ditata dalam dua baris untuk mempermudah pengambilan c. Instrumen yang jarang penggunaannya bisa diletakkan terpisah supaya meja mayo tidak terkesan penuh, yang penting kita menggingat tempatnya. d. Jangan sekali-kali meletakkan jarum diatas kassa. e. Jumlah intrumen yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan f. Siapkan segala instrumen yang kira-kira diperlukan di bawah meja instrumen yang belum dibuka sehingga mempermudah sirkuLasi nurse.
2. Prinsip Penataan instrumen non steril : Penempatan alat-alat ini pada prinsipnya tidak mengganggu kerja operator, asisten dan perawat intrumen serta tidak mengganggu mobilisasi tim bedah lainnya (seperti : dokter anastesi dan perawat anastesi).
J. INDIKASI Indikasi dilakukannya penataan instrumen adalah untuk : 1. Memperlancar kegiatan operasi dan diagnostik 2. Menjaga sterilitas alat-alat operasi dan alat-alat diagnostik 3. Menjaga keselamatan klien dari bahaya injury maupun kontaminasi kuman 4. Menjaga keutuhan alat agar tidak cepat rusak
K. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Penataan instrumen dilakukuan oleh srub nurse sebelum dan setelah prosedur srubbing, gowning dan gloving. 2. Penataan sebelum prosedur srubbing, gowning dan gloving meliputi penataan alat-alat operasi non steril dan membuka penutup meja alat operasi steril dan membuka lapisan pertama dari bungkus bak set instrumen steril
ASPEK YANG DINILAI BOBOT (BO) NILAI JUMLAH (N X BO) NM 0 1 2 A. TAHAP PERSIAPAN 1. Persiapan Perawat: a. Lakukan pengkajian: baca catatan keperawatan dan medis b. Rumuskan diagnosa terkait c. Buat perencanaan tindakan d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain membantu jika perlu e. Perawat memakai set baju operasi f. Siapkan peralatan g. Lakukan scrubbing, gowning dan gloving. 2. Persiapan Alat: a. Meja mayo b. Meja instrumen steril c. Meja instrumen non steril d. Sloop e. Karet Sloop f. Set instrumen basis, berisi: Scapel + mess : 1/1 Pinset anatomis/sirurgis : 2/2 Gunting benang/ Jaringan : 1/1 Gunting Metzenbound : 1 Klem pean kecil/sedang/besar : 4/2/2 Klem Ovarium : 2 Kocher : 4 Hak sedang/besar : 4/2 Klem usus / elis : 2 Duk Klem : 6 Nail Foder sedang/besar : 2/2 Jarum benang atraumatik: 1 - Chromik 0 : Fasia - Plain 2/0 : Sub Cutan - Silk/Ethilon 3/0 : Kulit Tumor Klem : 2 Kom kecil ; 2 Kassa : 4 Meter g. Korentang h. Benang lyofil : 1(sesuai kebutuhan) i. Desinfektan : Betadine 10%, Alkohol 70 % j. Kassa secukupnya k. Bengkok dan tempat sampah
3. Persiapan Pasien: Posisikan klien di meja operasi sesuai dengan posisi fungsional
20 Jumlah Nilai (A) B. TAHAP KERJA 1. Jelaskan prosedur, tujuan, dan lamanya tindakan (pada dosen penguji) Sebelum prosedur scrubbing, gowning dan gloving lakukan: 2. Tata alat non steril pada tempat yang tidak mengganggu jalannya operasi. 3. Pasang semua alat yang diperlukan untuk proses operasi, seperti: 60 NILAI : diatermi dan suction, 4. Nyalakan lampu operasi dan tata meja operasi sesuai kebutuhan pasien. 5. Cek desinfektan dan alat-alat seperti : benang, Mess, dll 6. Buka korentang dari pembungkusnya. 7. Buka set gaun steril dengan teknik tanpa singgung letakkan di meja steril 8. Ambil set basis steril, buka dengan teknik tanpa singgung dan letakkan di tempat/meja steril. 9. Ambil pack sarung tangan dan buka dengan prinsip steril. Letakkan di tempat/meja steril. 10. Ambil mess sesuai ukuran, buka dan tempatkan di tempat steril 11. Lakukan tindakan scrubbing, gowning dan gloving
Setelah tindakan scrubbing, gowning dan gloving 12. Berdiri di belakang meja mayo 13. Atur ketinggian meja mayo sesuai dengan kebutuhan 14. Pasang Sloop dan karet sloop dengan teknik asepsis 15. Ambil set steril dari meja instrumen steril dan letakkan set steril berada di atas meja mayo 16. Lepaskan kain pelapis dan letakkan kembali bak instrumen set steril diatas meja intrumen steril 17. Ambil 2 buah kom steril dari dalam bak set steril dan minta perawat omloop untuk menuangkan betadin dan alkohol ke dalam kom 18. Ambil kassa secukupnya dan masukkan ke dalam kom. 19. Persilahkan asisten operator/operator untuk melakukan desinfeksi lapangan operasi. (bisa juga dilakukan srub nurse dengan prosedur asepsis) 20. Ambil instrumen dan tata intrumen steril sesuai kebutuhan (sesuai gambar). 21. Minta pertolongan dari perawat sirkuler untuk mengambilkan benang. Potong benang dengan gunting benang steril dengan prinsip steril . 22. Pasang benang pada jarumnya 23. Pasang mess pada scapel mess dengan bantuan klem lurus. 24. Pastikan instrumen sudah di tata seseuai kebutuhan dan tidak mengguggu kelancaran proses operasi 25. Ambil 2 buah duk pasang secara horizontal, pasang bersama operator dan asisten operator. 26. Ambil 1 buah duk pasang secara vertikal, persilahkan operator dan asisten operator untuk memasangnya 27. Ambil 2 buah duk klem berikan kepada asisten operator 28. Ambil 1 buah duk pasang secara vertikal, lalu jepit dengan duk klem 29. Tutup permukaan lapangan operasi dengan duk lubang. 30. Sesuaikan ukuran lubang duk dengan medan operasi pasien, pasang duk klem jika perlu. 31. Operasi bisa dilakukan Jumlah Nilai (B) C. TAHAP TERMINASI/EVALUASI 1. Cek tindakan yang telah dilakukan meliputi; sterilitas, prinsip aseptik dan kontaminasi selama tidakan penataan instrumen 10 Jumlah Nilai : C D. DOKUMENTASI 1. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan perawatan Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP 10 Jumlah Nilai : D TOTAL NILAI : (A + B + C + D)
Keterangan : 0 : tidak dilakukan sama sekali 1 : dilakukan dengan tidak sempurna 2 : dilakukan dengan sempurna Jember, Agustus 2008 Dosen penguji,
NIP.
REFERENSI Shodiq, Abror, 2004, Teknik Asepsis Dan Anti Sepsis, Intalasi Bedah Sentral RS. Dr. Sardjito Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta Sjamsulhidayat, R dan Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta Smeltzer, Suzanne C. And Brenda G. Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.1, EGC, Jakarta Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University Press, Surabaya.