Contor Laporan PKL STMIK Potensi Utama Medan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

i

KATA PENGANTAR



Alhamdulillah penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ini dengan baik.
Tujuan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk memenuhi
kurikulum semester VII (tujuh) untuk jurusan Tekinik Informatika STMIK Potensi Utama
Medan, yang wajib dilaksanakan dan sebagai salah satu persyaratan untuk menyusun
Skripsi. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan secara aktual (langsung) di
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
Selama proses menyusun laporan ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan
maupun bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Ibu Fitriana Harahap, S.Kom, selaku Pembimbing sekaligus Seketaris Pogram Studi
Teknik InformatikaSTMIK Potensi Utama yang telah memberi arahan dan masukan
yang berguna bagi penulis tentang bagaimana cara penulisan laporan yang baik.
2. Bapak Bob Subhan Riza, ST, selaku Ketua Yayasan Potensi Utama Medan.
3. Ibu Rika Rosnelly, SH, M.Kom, selaku Ketua STMIK Potensi Utama Medan.
4. Ibu Lili Tanti, M.Kom, selaku Wakil Ketua I STMIK Potensi Utama Medan.
ii
5. Bapak Budi Triandi , M.Kom Selaku Ketua Prodi Teknik Informatika STMIK Potensi
Utama Medan.
6. Kepada IbuHamimah, selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan masukan
dan dukungan kepada penulis dalam menyusun laporan ini.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua, kakak dan abang yang telah membimbing dan
memberikan dorongan serta bantuan baik doa maupun material sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
8. Kepada teman-teman saya Joinnes Sahala Sihotang, Chandra Manurung, Mulyadi
Rahmansyah, Muhammad Muslim,Syafrizal, anwar Siddiq Angkat dan Kak Mei yang
telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan laporan ini.
9. Kepada Seluruh teman-teman TI-D Pagistambuk 2010 di STMIK POTENSI UTAMA.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan ini agar lebih bermanfaat bagi penulis dan bagi
kita semua.

Medan, 24 Februari 2014
Penulis


Masriyanto
1010000294
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
I.1. Latar Belakang Peraktek Kerja Lapangan .................................... 1
I.2. Ruang LingkupPraktek Kerja Lapangan ..................................... 2
I.2.1.Identifikasi Masalah ............................................................. 3
I.2.2. Rumusan Masalah ............................................................... 3
I.2.3.Batasan Masalah ................................................................... 4
I.3. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan ............................. 4
I.3.1. Tujuan ................................................................................. 4
I.3.2. Manfaat................................................................................ 4
I.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 5
I.5. Lokasi Pelaksanaan PKL .............................................................. 6

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................... 7
II.1. Sejarah Singkat Perusahaan ....................................................... 7
II.1.1 Jenis Usaha .............................................................................. 9
II.1.2 Kinerja Usaha Terkini ............................................................. 10


iv
II.2. Struktur Organisasi .................................................................... 15
II.3. Bidang Kerja ............................................................................ 18
II.4. Mekanisme Sistem yang Berjalan ............................................. 20

BAB III. ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................... 22
III.1. Analisa Masalah ....................................................................... 22
III.1.1.Analisa Input ................................................................. 22
III.1.2.Analisa Proses ............................................................... 23
III.1.3.Analisa Output .............................................................. 25
III.2.Evaluasi Sistem Yang Berjalan ................................................. 25
III.3.Strategi Pemecahan Masalah .................................................... 26
III.4. Perancangan ............................................................................ 26
III.4.1. Konteks Diagram ........................................................ 26
III.4.2. Data Flow Diagram (DFD) .......................................... 28

BAB IV.KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 31
IV.1. Kesimpulan ............................................................................. 31
IV.2. Saran ....................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA




v
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Struktur Organisasi ................................................................... 17
Gambar III.1. Flow Of Document Proses Absensi Pegawai ........................... 24
Gambar III.2. Diagram Konteks ...................................................................... 27
Gambar III.3. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 .......................................... 29


















vi
ANALISIS SISTEM INFORMASI DATA ABSENSI PEGAWAI PADA
PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA TBK

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN





Oleh:


MASRIYANTO
NIM.1010000294




















JENJANG PENDIDIKAN STRATA I
PROGRAM STUDI TEKNK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK POTENSI UTAMA
MEDAN
2014



vii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Perkembangan teknologi sangat dianjurkan terutama di bidang teknologi informasi dan
telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari
tahun ke tahun terus meningkat. Banyaknya permintaan dari pengguna jasa terhadap
telekomunikasi mendorong para pembuat teknologi berlomba-lomba menciptakan
teknologi terbaru yang memiliki kualitas yang baik dan handal. Teknologi telekomunikasi
merupakan teknologi dalam transmisi data yang sedang berkembang sangat pesat hampir
di seluruh belahan dunia.
Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Strata I Teknik Informatika Komputer di STMIK POTENSI UTAMA. Melalui praktek
kerja lapangan ini mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara
berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuaan mahasiswa
sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab mahasiswa terhadap apa
yang ditugaskan kepadanya.Oleh karena itu semua teori-teori yang dipelajari dari berbagai
mata kuliah di jurusan Teknik Informatika pada STMIK POTENSI UTAMA dapat secara
langsung dipraktekkan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk terutama yang
berhubungan dengan komputer. Maka mahasiswa diharuskan menjalani praktek kerja
lapangan di instansi pemerintah atau perusahaan swasta sebagai salah satu syarat yang
harus dipenuhi sebelum menyelesaikan studinya.Dalam rangka itulah maka STMIK
1
viii
POTENSI UTAMA mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan praktek kerja
lapangan.
Sistem adalah kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel
yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain. Manfaat Sistem
yaitu untuk menyatukan atau menginteraksi semua unsur yang ada dalam ruang lingkup,
dimana komponen-komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Komponen atau sub
sistem harus saling berinteraksi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan
sehingga sasaran dan tujuan dari sistem tersebut dapat tercapai. Maka penulis menganggap
penting untuk mengambil judul laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yaitu Analisis
Sistem Informasi Data Absensi Pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk .

I.2. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan
Adapun ruang lingkupAnalisis sistem informasi data absensi pegawai pada PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk, antara lain :
1. Menjelaskan karakteristik Analisissistem informasi data absensi pegawai pada PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk.
2. Menjelaskan data-data pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
3. Sumber data yang digunakan berdasarkan sistem informasi absensi pegawai pada PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk.




2
ix
I.2.1. Identifikasi Masalah
Adapun Identifikasi Masalah yang ditemukan penulis selama melakukan riset di PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
1. Sistem absensi pegawai tidak tetap (sistem kontrak) masih bersifat manual, sedangkan
bagi pegawai tetap menggunakan fingerprint dalam absensinya. Sehingga sistem
informasi yang berjalan tidak efektif dan efesien karena tidak seragamnya penggunaan
sistem fingerprint pada setiap pegawai di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
2. Penyimpanan laporan data-data absensi pegawai tidak terorganisir dengan baik karena
ketidaksamaan dalam sistem absensinya.
3. Perhitungan jam kerja pegawai kurang akurat, karena masih menggunakan sistem
absensi yang tidak sama pada setiap pegawai sehingga banyak data yang hilang dan
tidak sesuai.

I.2.2. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan Praktek Lapangan kerja ini, penulis mencoba mencakup
permasalahan yang ada dalam perusahaan seperti:
1. Bagaimana merancang sistem informasi absensi pegawai secara efesien dan akurat
dalam pengolahan datanya?
2. Bagaimana penyimpanan laporan data-data absensi pegawai?
3. Bagaimana perhitungan jam kerja di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk?




3
x
I.2.3. Batasan Masalah
Bertolak dari rumusan masalah di atas maka penulis dapat menyimpulkan beberapa
batasan-batasan masalah diantaranya:
1. Sistem informasi absensi ini hanya untuk pegawai PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk.
2. Mengubah sistem absensi pegawai dari manual menjadi sistem fingerprint.
3. Input data absensi menggunakan fingerprint.

I.3. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan
I.3.1. Tujuan
Adapuntujuan PKL yang dilaksanakan oleh Mahasiswa STMIK Potensi Utama
Medan, adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui sistem yang sedang berjalan mengenai sistem absensi pegawai pada PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
b. Menganalisis sebuah sistem informasi absensi pegawai pada PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk dengan sistem fingerprint.
c. Untuk mengetahui bagaimana sebuah program database dapat membantu penyimpanan
dan penyampaian informasi tentang data absensi pegawai dengan cepat dan akurat.

I.3.2. Manfaat
Selain mempunyai tujuan-tujuan, praktek kerja lapangan juga mempunyai manfaat-
manfaat yang berguna bagi mahasiswa, antara lain :

4
xi
a. Dapat memahami dan mengetahui secara langsung proses dan prosedur kerja sistem
absensi pegawai yang menggunakan sistem fingerprint.
b. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam mengatasi permasalahan yang
ada.
I.4. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik penggumpulan data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data
dan fakta dilapangan antara lain adalah :
1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan
peninjauan langsung ke lokasi penelitian melalui langkah-langkah berikut :
a. Metode pengamatan (observation research) yaitu saya mengadakan pengamatan
langsung pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Metode ini dilakukan untuk
mengumpulkan data yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang
dapat membantu langkah selanjutnya dalam rangka pembangunan sistem informasi.
Hasil pengamatan yang saya dapat yaitu ketidaksamaan dalam sistem absensi pada
pegawai tetap dan pegawai tidak tetap di perusahaan tersebut.
b. Metode wawancara (interview research), wawancara ini dilakukan dengan cara
mengadakan komunikasi langsung dengan orang-orang yang mempunyai peranan
penting di perusahaan tersebut yaitu: Pegawai, Kepala Departemen IT dan bagian
HRD (Human Resource Development) yang memberikan informasi yang
berhubungan dengan sistem absensi pegawai. Saya melakukan wawancara kepada
Bapak Razali sebagai salah satu pegawai di Departemen IT. Adapun pertanyaan
saya pada saat wawancara, yaitu:
1) Bagaimana sistem absensi pegawai yang sedang berjalan di perusahaan ini?

5
xii
2) Apakah semua pegawai di perusahaan ini sudah menggunakan sistem
absensi yang sama?
3) Apakah ada perbedaan sistem absensi pada pegawai tetap dan pegawai tidak
tetap diperusahaan ini?
2. Penelitian pustaka (library research), sebuah metode penelitian berdasarkan
kepustakaan yang dilakukan penulis dengan cara membaca buku literatur yang
berhubungan dengan Analisa Sistem. Penulis melampirkan buku yaitu (Tata Sutabri, S.
Kom., MM Analisa Sistem Informasi, Andi).
I.5. Waktu dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Adapun pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini berlangsung selama empat
minggu, dimulai tanggal 16 September s/d 16Oktober 2013, Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dilaksanakan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.Praktek Kerja Lapangan ini
dilakukan sebagaimana para staf/pegawai masuk kerja yaitu dari pagi pukul 08.00 Wib
sampai dengan pukul 16.30 Wib.










6
xiii
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, yang berkantor di jalan Jenderal Ahmad Yani
NO. 2 Medan-Sumatera Utara pada tahun 1904, berdasarkan Akta Notaris Raden
Kadirman No. 93 tanggal 18 Desember 1963. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No.J.A5/ 121/ 20 Tanggal 14
September 1963, tambahan No. 531. Perusahaan ini mengelola bermacam-macam usaha
antara lain:
1. Industri dan Bahan kimia
2. Perkebunan
3. Pauls (yang terdiri dari bermacam-macam dagang)
4. Perdagangan umum Internasional.
Semua usaha di atas tersebar di seluruh dunia tetapi untuk di Indonesia perusahaan ini
hanya bergerak di bidang perkebunan saja. Harrison dan Crosfield mulai beroperasi di
Indonesia sejak tahun 1906 dan perkebunan ini pada mulanya merupakan bekas hak
konsesi berdasarkan perjanjian antara Zelf B Elstuut dengan beberapa perusahaan Rubber
Company Ltd, yang disahkan residen Sumatera Timur.

Untuk memperluas usahanya pada tahun 1962 sampai 1963 perusahaan ini
menggabungkan diri dengan perusahaan perkebunan di Sumatera Utara. Dengan demikian
penggabungan kedua perusahaan ini terbentuk PT. PP.London Sumatra Indonesia Tbk.
7
xiv
Pada masa konfrontasi dengan Malaysia, terjadi konflik antara pemerintah Inggris dengan
Indonesia yang menyebabkan kaum buruh perkebunan dan pemerintah Republik Indonesia
berinisiatif mengambil alih kepengurusan perusahaanuntuk meneruskan aktivitas yang
terkendala.
Selanjutnya pada tahun 1964 kepengurusan ini diserahkan kepada badan pengawas
pemerintah daerah. Tetapi dalam tahun tersebut terjadi lagi perubahan berdasarkan
ketetapan Presiden No.6 tahun 1964 diadakan perjanjian ini mulai berlaku tanggal 20
Maret 1968.
Isi perjanjian tersebut adalah:
1. Pengambilan hak milik kepada Harrison dan Crosfield Ltd di SumateraUtara.
2. Kerjasama di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, proyek pertanianlainnya dan
proyek bahan pangan.
Perjanjian berdasarkan:
1. Instruksi Presidium Kabinet No.28/ U/ IN/ 12/ 1966,tanggal 12 Desember 1966 dan
semua peraturan lain yang berhubungan denganpengendalian perusahaan-
perusahaan asing.
2. Undang-undang No. 1 Tahun 1967 mengenai Penanaman Modal AsingIndonesia.
Anggaran Dasar Perseroan mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir
terjadi pada tanggal 25 Juli 1967, sehubungan dengan perubahan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan surat keputusan No.C2-6275. HT. 01. 04 tahun 1997.
Sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana diatur oleh
Undang-Undang No.1/ 1995, perubahan nama perusahaan menjadi PT. PP. London
Sumatra Indonesia Tbk. Serta perubahan tempat kedudukan perusahaan menjadi di Jakarta.

8
xv
Perusahaan ini mengelola hak tanah perkebunan yang disebut Hak Guna Usaha
(HGU), berlaku selama 30 tahun dengan obsi pembaharuan. Semua Hak Guna Usaha
berakhir tahun 1998. Pada tanggal 31 Desember 1997 perusahaan telah memperoleh
kembali perpanjangan Hak Guna Usaha selama 25 tahun hingga tahun 2003.

II.1.1. Jenis Usaha
PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. (PT. LONSUM) merupakan salah satu
perkebunan yang masih membudidayakan tanaman karet selain kelapa sawit, kakao, teh,
kopi dan sebagai produsen benih kelapa sawit dan kakao. Operasional PT. PP. London
Sumatra Indonesia, Tbk. bergerak dalam bidang perkebunan yang terdiri dari: Perkebunan
kepala sawit, Perkebunan Karet, Perkebunan Coklat, Perkebunan Kopi, Perkebunan
Kelapa, dan Perkebunan Teh.
Perkebunan-perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan ini tersebar diberbagai daerah-
daerah yaitu:
1. Daerah Langkat (Kebun Turangie, Kebun Namu Tongan, Kebun Pulau Rambong,
Kebun Bungara).
2. Daerah Serdang (Kebun Bagerpang, Kebun Sei. Merah).
3. Daerah Rampah (Kebun Rambong Sialang, Kebun Sei. Bulan, Kebun Bah Bulian).
4. Daerah Asahan, Kebun Gunung Melayu).
5. Daerah Pulau Jawa (Kebun Kertasari, Kebun Baambessie).
6. Daerah Sulawesi (Kebun Balambessie, Kebun Palang Isang).
PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. juga melakukan pengelolahan yang
dilakukan dibeberapa pabrik yang terdapat ditiap-tiap daerah. Hal ini bertujuan untuk

9
xvi
mencapai effisiensi kerja yang menghemat biaya angkutan. Hasil perkebunan dan
pengolahan dari pabrik-pabrik yang akan dijual keluar negri maupun dalam negri terdiri
dari: minyak kelapa sawit, biji kelapa sawit, coklat, kopra dan teh.

II.1.2. Kinerja Usaha Terkini
1. Produksi
Tingkat rata-rata rendemen CPO Lonsum pada tahun 2008, merupakan salah satu
yang tertinggi di dunia. Kegiatan operasional Lonsum mencakup pengelolaan perkebunan
dari tahap pengembangan hingga tahap produksi; pengoperasian pabrik pengolahan
minyak sawit dan produk turunan sawit, karet remah, biji kakao, kopi dan teh, engineering
dan sistem pengelolaan proyek maupun pengendalian seluruh kegiatan perkebunan dan
pabrik pengolahan, termasuk prasarana pendukungnya seperti jalan, perumahan dan sarana
umum di sekitar perkebunan. Selain itu, Lonsum juga mengoperasikan fasilitas penelitian
dan pengembangan yang berkonsentrasi pada kegiatan pembibitan dan persemaian,proteksi
tanaman, serta pengendalian dampak lingkungan dan pencapaian proses pengembangan
yang berkelanjutan.
a) Lahan perkebunan
Sejak tahun 2008 Lonsum telah mulai mengelola kembali lahan-lahan
perkebunan sawit dan karet yang sempat terabaikan. Lonsum memiliki dan
mengoperasikan areal perkebunan seluas 65.578 hektar yang tersebar di berbagai
penjuru nusantara, dan kini tengah mengupayakan pengembangan perkebunan
plasma seluas 31.553 hektar, yang hasilnya akan diolah di pabrik Lonsum sesuai
dengan perjanjian kontrak.

10
xvii
Perkebunan kelapa sawit merupakan lahan usaha Lonsum terbesar, dengan luas
areal 41.870 hektar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.
Perkebunan karet meliputi lahan seluas lebih dari 17.600 hektar terutama terletak di
Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan. Perkebunan kakao
mencakup areal seluas kurang lebih 4.400 hektar dari lahan yang ditanami, dan
perkebunan teh seluas hampir 600 hektar di dataran tinggi Jawa Barat yang subur
Lebih dari 85% keseluruhan areal perkebunan karet, kakao dan teh berada pada
tahap menghasilkan. Sementara 27.359 hektar perkebunan kelapa sawit di
Sumatera Utara merupakan kebun produktif dengan prasarana yang sudah tertata
rapi. Sisanya seluas 9.277 hektar sebagian besar merupakan perkebunan kelapa
sawit yang baru mulai matang dalam berbagai tahap pengembangan di Sumatera
Selatan dan Kalimantan Timur.
Langkah konkrit ke arah sasaran tersebut di atas adalah membagi perkebunan
Lonsum menjadi beberapa Strategic Business Unit (SBU) dan menempatkan
seorang General Manager (GM) yang bertanggung jawab atas sasaran kinerja
masing-masing SBU. Pada tahun 2008, Perseroan menambah empat GM yang
ditunjuk berdasarkan proses seleksi yang ketat, sehingga jumlah keseluruhan GM
menjadi sepuluh pada akhir tahun tersebut. Salah seorang GM juga memiliki
tanggung jawab fungsional guna mengelola kebun sawit plasma Perseroan yang
luas di Sumatera Selatan. Prioritas utama dalam waktu dekat adalah memecahkan
berbagai masalah pertanahan yang diwarisi. Sebuah studi dilakukan sejak akhir
tahun guna mengupayakan terobosan dalam skema usaha plasma agar


11
xviii
b) Pengiriman Tepat Waktu
Salah satu tujuan utama pendekatan baru ini adalah untuk menyatukan berbagai
elemen dalam sistem transportasi dan penyimpanan ke dalam landasan terpadu
menyeluruh. Dengan landasan semacam ini tidak hanya akan meningkatkan
efektivitas dalam pengiriman komoditas Lonsum, namun juga dalam pengiriman
serta penyimpanan pupuk, peralatan dan suku cadang pabrik, bahan bakar solar,
dan segala yang dibutuhkan oleh perkebunan.
2. Pemasaran
Selesainya pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais di Palembang menjadi awal
upaya Lonsum mengalihkan basis penjualan CPO dari ex-pabrik menjadi ex-tangki
timbun, yang lebih menguntungkan. Komoditas yangdipasarkan Lonsum merupakan hasil
dari perkebunan yang dikelolanya sendiri, yaitu produk.
3. Penjualan
Keunggulan Lonsum dalam hal mutu dan penyediaan produk memungkinkan
Perseroan memperoleh pembiayaan penjualan yang menguntungkan dengan jaminan
piutang Perseroan.
a) Kantor Pemasaran Singapura
Di tahun 2008 Lonsum mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemasaran dan
penjualannya melalui kantor Singapura, mengerahkan segenap daya untuk
mengembangkan pangsanya di pasar internasional. Lonsum tengah membangun
kembali reputasinya sebagai pemasok andal produk kelapa sawit, karet, kakao dan
teh, terutama melayani pembeli dari kalangan industri seperti pialang komoditas
global, perusahaan pengolah makanan dan sebagainya.

12
xix
b) Penjualan CPO
Pada tahun 2008 Lonsum berhasil melakukan diversifikasi pemasaran CPO
sehingga mampu meningkatkan jumlah pelanggan. Perkembangan ini berawal dari
selesainya pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais di Palembang, yang
merupakan langkah awal upaya Lonsum mengalihkan metode penjualan CPO di
Sumatera Selatan dari ex-pabrik ke ex-tangki timbun. Hasilnya, kami mampu
menambah jumlah pelanggan secara signifikan serta menikmati keuntungan dari
perolehan harga pasar CPO yang berlaku.
c) Penjualan Komoditas Lainnya
Penjualan karet, kakao dan teh di sepanjang tahun 2008 menunjukkan hasil yang
cukup menggembirakan meskipun masing-masing komoditas ini memiliki prospek
yang berbeda. Permintaan akan produk karet alam sedikit menurun akibat lesunya
pasar otomotif di Cina, yang merupakan pasar karet alam terbesar di dunia.
Sementara melonjaknya harga minyak bumi belakangan ini, tidak mempengaruhi
stabilitas harga karet alam, berbeda dengan harga karet sintetis yang terbawa naik.
Bumi belakangan ini, tidak mempengaruhi stabilitas harga karet alam, berbeda
dengan harga karet sintetis yang terbawa naik.
4. Penanganan Logistik
Pengelolaan informasi dan peningkatan sisi keamanan akan menjadi salah satu fitur
utama penanganan logistik dan transportasi terpadu.Pengelolaan logistik yang baik dan
benar, terutama dalam hal penanganan dan pengiriman tandan buah segar kelapa sawit
(TBS) dari perkebunan ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki

13
xx
timbun, sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang sampai ke
tangan pelanggan.
Mutu CPO sangat bergantung pada rendahnya kandungan asam lemak bebas (FFA), di
mana kadar FFA akan meningkat apabila TBS tidak ditangani secara benar, atau terlambat
waktu pengirimannya ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki
timbun, sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang sampai ke
tangan pelanggan. Mutu CPO sangat bergantung pada rendahnya kandungan asam lemak
bebas (FFA), di mana kadar FFA akan meningkat apabila TBS tidak ditangani secara
benar, atau terlambat waktu pengirimannya ke pabrik.
Untuk itu, Lonsum berencana untuk merombak pengelolaan logistiknya melalui
pengembangan sistem terpadu yang memungkinkan Perseroan untuk melakukan
pengiriman tepat waktu, hemat biaya, namun tetap aman.
Pada tahun 2008, Lonsum diuntungkan oleh perubahan penyerahan CPO dari ex-
pabrik ke ex-tangki timbun, dengan berkurangnya rata-rata stok CPO di pabrik. Hal ini
dapat menekan biaya penyimpanan selain juga risiko penurunan mutu CPO.Upaya
penanganan dan pengelolaan transportasi maupun logistik terpadu akan meningkatkan
keunggulan Lonsum dengan semakin pendeknya jalur distribusi sebagaimana telah
diupayakan untuk produk CPO. Inisiatif ini akan mulai dijalankan pada tahun 2008 di
mana Lonsum akan menggunakan pendekatan yang sama sekali baru dalam menangani
transportasi maupun logistik dengan berbagai keunggulan strategis.
Sebagai langkah awal, Lonsum akan melakukan investasi pada pengadaan armada truk
maupun tongkang, yang sepenuhnya akan dikendalikan oleh Perseroan. Armada
pengangkutan Lonsum akan dilengkapi dengan sistem navigasi satelit (GPS) agar mobilitas

14
xxi
masing-masing kendaraan dapat dipantau setiap saat. Peningkatan pengelolaan sistem
informasi dan pengamanan akan menjadi salah satu fitur utama dalam penanganan logistik
dan transportasi terpadu, dan merupakan suatu prioritas Rencana cetak biru bagi
pengembangan teknologi informasi Lonsum yang baru juga telah mencakup sistem
informasi manajemen yang menunjang kegiatan logistik terpadu.
5. Kinerja Saham LSIP & Perkebunan di BEJ

LSIP kembali terpilih menjadi salah satu saham pilihan yang membentuk indeks harga
saham LQ45 BEJ. Biro Direksi Lonsum mengelola komunikasi internal maupun eskternal
Perseroan.
Kebijakan dan prosedur tata kelola perusahaan di lingkungan Lonsum diterapkan serta
dipantau oleh Biro Direksi di bawah kendali langsung Presiden Direktur. Selain aspek tata
kelola, Direktorat tersebut juga mengawasi empat departemen lainnya, yaitu Departemen
Komunikasi Perusahaan, Hubungan Investor, Sekretaris Perusahaan dan Hukum, serta
Hubungan Pemerintahan dan Kemasyarakatan.

II.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatuorganisasi atau
perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk pembagian wewenang,
menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi. Dengan demikian,
kegiatan yang dalam suatu perusahaan disusun teratur sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan baik.

15
xxii
Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selaluberbeda-beda
antara satu dengan yang lain. Untuk menetapkan suatu strukturorganisasi harus dillihat
sesuai perusahaan dan lingkup kebutuhan perusahaan yang menggunakannya. Struktur
organisasi sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan perusahaan. Jika struktur organisasi
dapat dibentuk dengan tepat dapat mendukung pencapaian tujuan usaha. Tetapi jika
sebaliknya maka akan terjadi ketidakteraturan Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan
kegiatan kantor dan usaha sehingga akan sangat berpengaruh pada hasil usaha.
Adapun struktur organisasi yang akan digunakan pada PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk adalah struktur organisasi garis yang pelimpah wewenang berlangsung
secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian atau departemen di
bawahnya dan kemudian dilanjutkan kepada unit bawah departemen yang bersangkutan.
Dengan adanya struktur organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat
diperoleh keuntungan sebagai berikut:
1. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalamperusahaan.
2. Mendapat ketegasan fungsi dan tanggunng jawab dari masing-masingkaryawan.
3. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
4. Terhindarnya konflik dalam pelaksanaan proses kegiatan kerja.
Adapun strukutur organisasi pada perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
dapat di lihat pada gambar II.1.


16
xxiii
S
T
R
U
K
T
U
R

O
R
G
A
N
I
S
A
S
I

P
T
.

P
P
.

L
O
N
D
O
N

S
U
M
A
T
R
A

I
N
D
O
N
E
S
I
A

T
b
k



G
a
m
b
a
r

I
I
.
1
.

S
t
r
u
k
t
u
r

O
r
g
a
n
i
s
a
s
i

S
u
m
b
e
r

:

P
T
.

P
P
.

L
o
n
d
o
n

S
u
m
a
t
r
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

T
b
k



17
xxiv
II.3. Bidang Kerja
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian atau departemen pada PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk dapat diketahui sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
a) Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan atau program kerja yang
diajukan Presiden Direktur.
b) Menyetujui kebijaksanaan yang diambil oleh Presiden Direktur dalam
menggunakan cadangan dana menurut cara yang terbaik.
c) Mengawasi jalannya perseroan.
2. Presiden Direktur
a) Membuat perencanaan kerja.
b) Menyusun kebijaksanaan dan strategi perusahaan.
3. Direktur Produksi
a) Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan dan pengaturan bidang produksi,
baik kualitas maupun kuantitas.
b) Membawahi semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.
4. Direktur Keuangan
a) Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
b) Mengontrol pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian keuangan.
5. Direktur Tanaman
a) Mengadakan pengawasan kepada inspektur lapangan terhadap kepincangan yang
terjadi dan dilakukan oleh staff dalam menjalankan tugas.
b) Mengadakan pengawasan data dari perkebunan.

18
xxv
6. Direktur Manajemen
a) Mengadakan perencanaan tenaga kerja, pendidikan, kenaikan pangkat,
pemberhentian staff dan karyawan.
b) Mengurus segala urusan kesekretariatan.
c) Bertindak sebagai Publik Relation perusahaan.
7. Estate Departement
a) Membuat laporan tahunan, bulanan dan laporan rutin.
b) Mengatur peredaran uang tunai.
c) Mengatur pemakaian modal.
8. Training Sector
a) Melaksanakan training untuk para staff dan karyawan.
b) Menyusun perencanaan kebutuhan training.
9. Enginering Departement
a) Pembelian barang untuk pabrik.
b) Pemeliharaan mesin-mesin.
c) Membuat peta lokasi pabrik dan kebun.
10. Internal Audit
a) Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh aktivitas perusahaan.
b) Bertanggung jawab penuh kepada direktur utama perusahaan.





19
xxvi
II.4. Mekanisme Sistem Yang Sedang Berlangsung
Adapun mekanisme sistem absensi pegawai yang sedang berlangsung pada PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk yaitu dengan menggunakan sistem fingerprint. Pertama
kali untuk menggunakan mesin fingerprint untuk mengisi absensi pegawai, maka seorang
pegawai harus melakukan registrasi atau penginputan data pribadi pegawai berupa nomor
ID, nama, jabatan, bagian departemen dan scanning sidik jari pegawai, hal ini digunakan
untuk mendapatkan contoh sidik jari yang kemudian dijadikan template sidik jari
kemudian di simpan dalam database yang tersimpan dalam chip penyimpanan.
Kemudian mesin akan mengidentifikasi sidik jari pada saat jari ditempelkan pada
sensor fingerprint. Mesin akan mengidentifikasi pola jari yang berupa guratan untuk
dijadikan rumus template kemudian dibandingkan dengan data yang sudah disimpan pada
databese oleh chip pemroses. Selama verifikasi, template yang tersimpan dibandingkan
dengan sidik jari pegawai yang sedang melakukan scanning untuk konfirmasi identitas
pegawai. Pegawai dapat diverifikasi pada alat absensi yang sudah mempunyai template
sidik jari.
Setelah pegawai melakukan verifikasi dan mendapatkan hasil, selanjutnya diberikan
sinyal pada display apabila scanning sidik jari pegawai sesuai dengan sidik jari yang
tersimpan pada mesin fingerprint maka sistem akan membaca data pegawai yang tersimpan
pada database mesin kemudian ditampilkan pada layar berupa nama dan nomor id .
Kemudian mesin akan mencatat jam, tanggal, id pegawai, dan nomor mesin yang
digunakan pegawai untuk melakukan scanning sidik jari dan menyimpan data absensi
tersebut berupa file. Data yang dihasilkan dari mesin absensi sidik jari berupa record chek
in dan chek out atau log transaksi. Data record akan dikalkulasi oleh aplikasi yang berisi

20
xxvii
parameter-parameter yang telah disesuaikan dengan jadwal kerja pada PT. PP. London
Sumatra Indonesia Tbk. Hasil data absensi pada akhirnya akan menghasilkan data laporan
dari record masuk, pulang, terlambat, pulang capat sampai total jam kerja sesuai kebutuhan
perusahaan.




















21
xxviii
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
III.1. Analisa Masalah
Laporan ini merupakan hasil dari pengamatan tentang masalah yang selama ini terjadi
saat melakukan kegiatan PKL di PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Dalam hal ini
penulis akan mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang akan di
bahas. Teori yang akan di kemukakan merupakan dasar untuk meneliti masalah yang akan
di hadapi pada saat melakukan kegiatan PKL di PT. PP. London Sumatara Indonesia, Tbk.
PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang Agro Bisnis. Dalam kegiatannyaPT. PP. London Sumatra Indonesia
sudah menggunakan alat FingerPrint dalam sistem absensi pegawainya. Dalam kegiatan
tersebut penulis menemukan masalah pada alat FingerPrint di perusahaan tersebut, yaitu
hasil scanning alat FingerPrint sangat tergantung daripada kualitas sidik jari.
Untuk itu penulis akan menganalisa dan mencari solusi masalah absensi dengan
menggunakan mesin FingerPrint di PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk.

III.1.1. Analisa Input
Untuk menghasilkan informasi dalam bentuk laporan maka perlu di lakukan proses
analisa terhadap suatu data menjadi sumber informasi pada pengolahan data absensi
pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. dengan menggunkan mesin sidik
jari (fingerprint).



22
xxix
III.1.2. Analisa Proses
Berikut adalah Flow Of Document absensi pegawai di PT. PP. London Sumatra
Indonesia, Tbk.





















23
xxx
Pegawai Adm.Personalia Penggajian HRD


Gambar : III.1. FOD Proses Absensi Pegawai

Registrasi I/O
Pegawai Untuk
Sidik Jari
ID Pegawai
dan Sidik Jari
Input Data
Pegawai
Data
Pegawai
DBO
Absensi
Data Absensi
Pegawai
Data
Absen
DBO
Cetak Laporan
Laporan
Absensi
Lap. Abs Yang
belum di ACC
Laporan
2

Absensi
Lap. Absensi
Yang Sudah di
ACC
Lap. Absensi
Yang Belum di
ACC
Verifikasi Data
Absensi
Pegawai

24
xxxi
III.1.2. Analisa Output
Data output adalah merupakan data yang berbentuk file atau dokumen adminstrasi
yang di akses melalui alat FingerPrint.

III.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan
Sistem absensi FingerPrint yang sedang berjalan di PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk. saat ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :
1. Kelebihan Sistem
Adapun kelebihan di dalam penggunaan sistem absensi FingerPrint di PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk, yaitu:
1. Dengan menggunakan mesin absensi sidik jari (FingerPrint) akan membuat
karyawan lebih menghargai waktu dan datang tepat waktu.
2. Ruangan kantor seperti ruangan arsip atau ruangan lainnya akan aman karena
hanya orang yang memiliki akses yang bisa masuk.
3. Data absensi tersimpan dan tersusun denga rapi sehingga mudah bagi direktur
dan HRD untuk mengaksesnya.
2. Kekurangan Sistem
Sensor sidik jari tidak dapat mengenali jari yang basah, maka untuk pegawai yang
tangan sering berkeringat akan sedikit kesulitan saat melakukan absensi pada mesin
FingerPrint.




25
xxxii
III.3. Strategi Pemecahan Masalah
Adapun strategi pemecahan masalah dari sistem absensi sidik jari atau FingerPrint
yang ada di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut :
a. Petugas teknisi hendaknya mengecek sistem absensi FingerPrint secara berkala
baik terhadap pengkabelan maupun programnya untuk mencegah timbulnya
permasalahan yang ada di FingerPrint tersebut.
b. Setiap permasalahn yang timbul di FingerPrint hendaknya agar langsung di
konsultasikan ke teknisi agar dapat penanganan yang cepat dan tepat guna
kelancafran proses absensi di perusahaan tersebut.
c. Penempatan mesin sidik jari atau FingerPrint harus diperhatikan karena LCD dan
sensor mesin FingerPrint sangat sensitif dengan keadaan yang berudara lembab,
berair dan hindari kontak langsung denga sorotan cahaya yang berintensitas tinggi
seperti cahaya matahri atau lampu.
III.4. Perancangan
Dalam perancangan prosedur bertujuan untuk memberikan gambaran yang akan
dibangun, serta memberikan gambaran bagaimana sistem ini bekerja dengan kata lain
perancangan dapat didefinisikan sebagai gambaran/ pembuatan sketsa dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang berfungsi di dalam perancangan
penyusun mengambarkan urutan langkah-langkah dan tahapan-tahapan untuk
menyelesaikan suatu masalah dengan logis, sederhana dan jelas.
III.4.1. Konteks Diagram
Diagram konteks (Contex Diagram) merupakan bagian dari DFD yang berfungsi
untuk memetakan model lingkungan yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal

26
xxxiii
yang mewakili keseluruhan sistem. Diagram kontek ialah diagram yang dipergunakan
untuk menggambarkan hubungan antar file-file yang dipergunakan dalam sistem.
Penyimpanan data (Data Store) yang digunakan secara bersamaan antara sistem
dengan terminator.Data ini dapat dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau
sebaliknya dibuat lingkungan dan digunakan oleh sistem. Hal ini berarti pembuatan sistem
data store dalam diagram konteks dibenarkan dengan syarat simbol tersebut merupakan
bagian dari lingkungan diluar sistem.
Adapun diagram konteks sistem absensi pegawai dapat dilihat pada gambar III.4










Gambar III.2. Diagram Konteks Analisa Sistem Informasi Absensi
Pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.



o

ANALISA
SISTEM
INFORMASI
ABSENSI
Pegawai HRD
Penggajian
ID, nama, jabatan,
departement, dan
sisik jari
Laporan absensi
untuk di ACC
Laporan absensi yang
sudah di Verifikasi
Laporan absensi
yang sudah di ACC

27
xxxiv
Keterangan Konteks Diagram :
1. Karyawan
Melakukan pengaksesan ID, nama, jabatan, departemen, dan sidik jari ke sistem.
2. Human Resoutce Departemen (HRD)
Membuat laporan absensi pegawai untuk di ACC.
3. Penggajian
Menerima laporan absensi pegawai yang sudah di ACC.

III.4.2. DFD (Data Flow Diagram)
Data Flow Diagram adalah representasi grafik dari sebuah sistem, yang
menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data diantara
komponen tersebut serta asal tujuan dan penyimpanan dari data tersebut.
Adapun Data Flow Diagram (DFD) Level 0 yang berjalan pada Sistem Analisa
Absensi adalah sebgaia berikut:










28
xxxv




















Gambar III.3. DFD Level 1 Analisa Sistem Absensi Pegawai


1.1

Memasukkan Data
Absensi Pegawai
1.2

Melakukan Input
Pengabsenan
1.3

Verifikasi Data
Absensi
1.4

Cetak Laporan
Pegawai
HRD
Penggajian
D1 Pegawai
D2 Absensi
D3 Verifikasi data
Pegawai
ID, nama,
jabatan,departe-
ment, sidik jari
Data Pegawai
Data Absensi
Verifikasi
Data
Absensi
Data Absensi
yang sudah
di Verifikasi
Laporan Absensi
untuk di ACC
Laporan Absensi
yang sudah di ACC
Data
Pegawai
Data
Absensi
Verifika-
si Data
Absensi

29
xxxvi
Adapun uraian dari DFD (Data Flow Diagram) Level 1 diatas adalah sebagai berikut:
1. Pegawai melakukan registrasi atau pendaftaran sidik jari ke bagian Adm.Personalia
untuk menindaklanjuti proses pengabsenan dan menghasilkan data pegawai.
2. Pegawai yang telah melakukan registrasi dapat melakukan pengabsenan ke mesin
sidik jari dan menghasilkan data absensi.
3. Data absensi akan diverifikasi oleh HRD dan menghasilkan verifikasi data
pegawai.
4. Data absensi yang telah selesai di verifikasi akan di cetak oleh bagina
Adm.Personalia dalam dua rangkap yang diserahkan penggajian dan Human
Resource Departement (HRD) untuk di ACC.
5. Human Resource Departement (HRD) akan menerima laporan absensi untuk di
ACC dan menyerahkan laporan absensi tersebut ke penggajian.
6. Penggajian akan menerima laporan absensi yang sudah di ACC oleh Human
Resource Departement (HRD).










30
xxxvii
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang telah di jelaskan pada bab-bab sebelumnya dapat di
tarik kesimpulan dari uraian yang telah di jelaskan sebelumnya di antaranya sebagai
berikut:
1. Dengan bantuan perangkat lunak program aplikasi, informasi yang dibutuhkan oleh
bagian SDM umumnya dan bagian absensi (Adm.Personalia) khususnya dapat
diperoleh dengan cepat, tepat dan mudah sehingga efesiensi waktu dan efektifitas
kerja dapat terjaga.
2. Sistem informasi absensi dan proses-proses di dalamnya yang telah
terkomputerisasi dapat membantu perusahaan dalam melakukan proses
pengabsenan dalam kinerjanya sesuai dengan harapan perusahaan.
3. Proses absensi dengan menggunakan alat fingerprint ini dapat memberikan
informasi absensi lebih akurat.
4. Pembuatan penyusunan berupa laporan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.








31
xxxviii
IV.2. Saran
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk. dan melihat adanya kelebihan dan kekurangan pada berbagai sudut pandang, maka
penulis menyarankan agar:
1. Perlu peningkatan dalam hal pemahaman cara kerja mesin fingerprint bagi semua
pegawai yang bekerja di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
2. Pemeliharaan dan pengembangan sistem harus terus dilakukan sesuai
denganperkembangan kebutuhan informasi di dalam perusahaan dan
perkembanganteknologi informasi (TI), sehingga dapat mencapai hasil yang lebih
optimalpada saat ini maupun masa yang akan datang.
3. Di harapkan memakai sistem fingerprint dalam pengabsenan seluruh pegawai di
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.













32
xxxix
DAFTAR PUSTAKA

Jogianto H.M, 1989, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur,
edisi kedua, Yogyakarta.
John Burch, 1986, I nformation System Theory and Practice, edisi keempat, New york.
Witarto, 2004, Memahami Teknik I nfomatika, Cetakan Pertama, Informatika Bandung.

Anda mungkin juga menyukai