Tari Nusantara

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TARI JAIPONG

Tari jaipong atau Jaipongan adalah sebuah kesenian dari sunda berupa seni tari
dengan diiringi musik Degung, yang dulunya bernama ketuk tilu dan bermula diciptakan
seniman berbakat yang bernama gugum gumilar. yang menjadi ciri utama Jaipongan adalah
gaya kaleran,alami dan apa adanya, ceria, erotis, humoris, bersemangat, berspontanitas, dan
kesederhanaan. Tari Raden Bojong,Tari Daun dan Pulus Keser Bojong adalah karya tari
jaipong Gugum Gumbira yang pertamakalinya.
Gerakan-gerakan pada TARI JAIPONG sangat dipengaruhi oleh kliningan, pencak
silat, seni ketuk tilu, dan ronggeng sehingga terbentuk GERAKAN TARI YANG INDAH
dan enak untuk kita tonton
Dalam garak Tari Jaipong dapat dibedakan dari beberapa bagian diantaranya
1. Gerakan pembuka yang disebut juga Bukaan
2. Bagian dari gerakan-gerakan yang disebut Pencungan
3. pemberhentian atau titik disebut Ngala
4. Pindahan dari peralihan sesudah ngala disebut Mincit
Dalam perjalanannya kesenian Jaipongan terjadi pro kontra mengenai keerotisan
dalam pakaian dan gaya tariannya. namun meski demikian seni JAIPONGAN masih tetap
eksis di berbagai acara pentas nasional maupun Internasional


TARI MERAK
Tari Merak merupakan salah satu tarian daerah kreasi baru yang dikreasikan oleh Raden
TjetjepSomantri sekitar tahun 1950-an, yang kemudian direvisi kembali oleh dra. Irawati
Durban pada tahun 1965.
Pada tahun 1985 dra. Irawatai merevisi kembali koreografi tari merak dan mengajarkannya
secara langsung pada Romanita Santoso pada tahun 1993.
Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya tarian ini
mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepad merak
betina.
Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik perhatian
merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang.
Dalam usahanya menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona terbaik yang
ada pada dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan berlanjut pada ritual
pekawinan.

Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan keceriaan dan
kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai keceriaan yang
digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan kostum yang digunakan
oleh sang penari.
Dalam membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan kostum yang
berwarna warni dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan burung merak jantan.
Dan yang tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung merak
yang bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang goyang ketika
penari menggerakan kepalanya.
Fungsi Tari Merak
Sedangkan untuk fungsi tari merak, tarian ini sering ditampilkan sebagai tarian persembahan
atau tarian penyambutan. Berikut adalah beberapa fungsi tari merak :
sebagai tarian persembahan untuk para tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan
sebagai tarian penyambutan untuk rombongan pengantin pria ketika menuju
pelaminan
sebagai tarian penyambutan tamu agung dalam sebuah acara atau ritual
sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia dalam kancah internasional.
(nn)

sumber : http://www.youtube.com
Diposkan oleh Duo Dhil di 05.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: indonesia, Jawa, kebudayaan, kesenian, nusantara, sejarah, tari, tari Merak
TARI PIRING
Tari Piring merupakan tarian khas dari daerah Sumatera Barat, Minang Kabau. Tarian khas
ini sudah sangat terkenal di Indonesia. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan
sedikit mengulas Sejarah Asal Usul Tari Piring yang sangat terkenal tersebut sebagai
penambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap budaya bangsa. Mari kita simak
informasi lengkapnya dibawah ini.

Tari Piring
Pada mulanya, Tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat
kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan
dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring
sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.

Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi Tari Piring tidak lagi digunakan
sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan
sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara
keramaian.

Di Malaysia , tarian piring dipersembahkan ketika majelis perkawinan terutama bagi
keluarga berada, bangsawan dan hartawan di sebuah kampung. Tarian ini biasa dilihat di
kawasan Seremban, Kuala Pilah dan Rembau oleh kumpulan tertentu. Ada yang
dipersembahkan dengan pakaian lengkap dan pakaian tarian tidak lengkap. Sedikit bayaran
akan dikenakan jika menjemput kumpulan tarian ini mempersembahkan tarian piring. 10 - 20
menit diperuntukkan untuk persembahan tarian ini.

Tarian piring dan silat dipersembahkan di hadapan mempelai di luar rumah. Majelis
perkawinan atau sesuatu apa-apa majlis akan lebih meriah jika diadakan tarian piring.
Namun begitu, segelintir masyarakat tidak dapat menerima kehadiran kumpulan tarian
kerana dianggap ada percampuran lelaki dan perempuan. Bagi mengatasi masalah itu,
kumpulan tarian disertai hanya gadis-gadis sahaja.
Kira-kira 8 (delapan) abad yang lalu, Tari Piring telah ada di wilayah kehulauan Melayu. Tari
Piring identik dengan Sumatera Barat. Hingga masa kerajaan Sri Vilaya, eksistensinya masih
ada bahkan semakin mentradisi. Pada saat masa-masa kejayaan kerajaan Majapahitlah,
tepatnya abad ke-16, kerajaan Sri Vijaya dipaksa jatuh.

Namun demikian, Tari Piring tidak lantas ikut lenyap. Bahkan, Tari Piring mengalami
perkembangan ke wilayah-wilayah Melayu lain seiring hengkangnya pengagum setia Sri
Vijaya. Bergantinya pelaku peradaban memaksa adanya perubahan konsep, orientasi dan
nilai pada Tari Piring.

Pada awalnya Tari Piring diperuntukkan buat sesembahan para dewa, dibarengi dengan
penyediaan sesaji dalam bentuk makanan yang lezat-lezat. Tarian ini dibawakan oleh
beberapa perempuan yang dengan penampilan khusus, berbusana indah, sopan, tertib, dan
lemah lembut.

Dalam perjalanannya, orientasi atau tujuan sesembahan Tari Piring bergeser drastis. Ketika
Islam datang, orientasi penyajian tidak lagi tertuju pada para dewa, namun dipersembahkan
kepada para raja dan pejabat, khususnya saat ada pertemuan atau forum khusus dan
istimewa lainnya. Selain itu, Tari Piring juga semakin populer dan tidak hanya dikonsumsi
oleh kalangan elit tertentu.


Tidak cukup sampai disitu, perubahan orientasi terus dilakukan. Arti dan makna Tari Piring
diartikan secara agak luas. Dalam konteks ini, raja tidak harus kepala negara atau pemimpin
kekusaan politik pada rakyatnya, tapi bisa dianalogikan dengan sepasang pengantin. Sang
pengantin adalah raja, yaitu raja sehari. Karena itulah tradisi Tari Piring kerap
dipersembahkan dihadapan raja sehari (pengantin) saat bersanding dipelaminan dalam
acara walimatul arsy.

Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu
jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut
dengan Tari Piring karena para penari saat menari membawa piring.

Pada awalnya dulu kala Tari Piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para
dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau
Tari Piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis
keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, Tari Piring juga dipakai
dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan.

Mengenai waktu kemunculan pertama kali Tari Piring ini belum diketahui pasti, tapi
dipercaya bahwa Tari Piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang
lalu. Tari Piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada
zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri
Wijaya, telah mendorong Tari Piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain
bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.

sumber : http://www.youtube.com
Diposkan oleh Duo Dhil di 05.22 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: asia, indonesia, kebudayaan, kesenian, nusantara, sejarah, seni, sumatera barat, tari,
tari piring
Kamis, 31 Januari 2013
TARI PENDET



Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus
untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman tari Bali, I Nyoman
Kaler, pada tahun 1970-an yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi kahyangan ke bumi.
Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara
lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan
tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangku pria dan wanita,
kaum wanita dan gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya
mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti
tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif.

Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura, yang
menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam marcapada,merupakan
pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara. Lambat laun, seiring perkembangan
zaman, para seniman tari Bali mengubah tari Pendet menjadi tari Ucapan Selamat Datang,
dilakukan sambil menaburkan bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di
Hawaii. Kendati demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet
tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan keagamaan
yang kental. Dan tari pendet disepakati lahir pada tahun 1950.



sumber : http://www.youtube.com
Diposkan oleh Duo Dhil di 19.58 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: asia, bali, indonesia, kebudayaan, kesenian, nusantara, tari, tari pendet
TARI SAMAN

Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok
Indonesia, tari saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari
saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari
saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan
teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang
lagu yang dinamis. Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak memikat hati
para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara. Sekarang,
mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian unik ini.

Sejarah
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan
oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran
tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok
Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada
Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari
saman menjadi salah satu media dakwah.

Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat
merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah
(sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut
berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman
dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat
dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap
kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta
pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan
di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.

Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut
Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan
yang kompak dan harmonis.

Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat
untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang
berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman
juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
Berikut contoh sepenggal syair dalam tari S aman:

Reno tewa ni beras padi, manuk kedidi mulu menjadi rempulis bunge.

Artinya:

Betapa indahnya padi di sawah dihembus angin yang lemah gemulai. Namun begitu, burung
kedidi yang lebih dulu sebagai calon pengantin serta membawa nama yang harum.

Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih sering
berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acara-acara lain.

Nyanyian
Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian :

1. Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah
dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu
berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya,
antara lain berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau
kepada tumbuh-tumbuhan.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada
bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari
solo.


Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman:
Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman
mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai
dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian,
tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak
tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-
saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi
sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam
Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.

Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya
harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum
perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan
rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun,
perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak
apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di sinilah peran Syeikh, ia
harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari Saman.

Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi
disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih,
hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan
pendek) celana dan kain sarung.
Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna,
menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan
identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan,
kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.

Tari saman memang sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri
kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di Australia dan Eropa. Baru-baru
ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada
26 Desember 2006 silam. Maka dari itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita miliki,
dan melestarikannya agar tidak punah.




sumber : http://www.youtube.com
Diposkan oleh Duo Dhil di 19.50 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Aceh, asia, indonesia, kebudayaan, kesenian, Saman, tari
TARI TOR TOR
Tor tor adalah tari tradisional Suku Batak.
Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan
menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-
lain.
Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh.
Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol leluhur).
Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan
yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.
Jenis tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari
ini biasanya digelar pada saat pesta besar.
Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan
menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat
pengukuhan seorang raja.

Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung
pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya
digelar apabila suatu desa dilanda musibah.
Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk
mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan kesaktian
Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua bawah.
Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orangtua atau anggota
keluarganya meninggal dunia. Kini, tari tor tor biasanya hanya digunakan untuk menyambut
turis.

Anda mungkin juga menyukai