Acara III Kadar HB Dan Jumlah Trombosit
Acara III Kadar HB Dan Jumlah Trombosit
Acara III Kadar HB Dan Jumlah Trombosit
II.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Trombosit Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Jumlah Trombosit No Probandus Trombosit (mm3) 1 540.000/mm3 2 3 4 5 6 156.000/mm3 192.000/mm3 44.000/mm3 178.000/mm3 242.000/mm3 Keterangan Tidak normal Normal Normal Tidak normal Normal Normal
Menurut Tambayong (2002), trombosit adalah badan kecil tanpa nukleus dan tidak berwarna yang ada dalam darah semua mamalia. Badan kecil tersebut berfungsi untuk pembekuan darah pada tempat cedera pembuluh darah, serta berfungsi mencegah kehilangan darah yang berlebihan. Trombosit adalah cakram bikonveks tipis, berdiameter 2-3 m yang bulat atau lonjong bila dilihat dari atas. Pada orang dewasa jumlahnya sekitar 150.000 sampai 350.000 per milimeter kubik darah, pada anak-anak prematur 100.000 300.000 per milimeter kubik darah, dan pada bayi 200.000 - 475.000 per milimeter kubik darah. Berikut gambar trombosit :
Gambar 1. Trombosit (Tambayong, 2002). Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah, dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Namun, dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik ke daerah tersebut sebagai respons terhadap kolagen yang terpanjang pada lapisan subendotel pembuluh. Trombosit melekat ke permukaan yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat (serotonin dan histamin) yang menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh. Fungsi lain dari trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera. Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif menambal daerah yang luka (Handayani dan Haribowo, 2008) Penimbunan trombosit yang berlebihan dapat menyebabkan
penurunan aliran darah ke jaringan atau sumbat menjadi sangat besar. Sehingga lepas dari tempat semula dan mengalir ke hilir sebagai suatu embolus dan menyumbat aliran ke hilir. Untuk mencegah pembentukan suatu emboli, maka trombosit mengeluarkan bahan-bahan yang membatasi luas penggumpalan mereka sendiri (Handayani dan Haribowo, 2008) Bahan utama yang dikeluarkan oleh trombosit untuk membatasi pembekuan adalah prostaglandin tromboksan A2 dan prostasikilin 12. Tromboksan A2 merangsang penguraian trombosit dan menyebabkan
merangsang agregasi trombosit dan pelebaran pembuluh, sehingga semakin meningkatkan respons trombosit (Handayani dan Haribowo, 2008) Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit, yaitu sel besar dengan nukleus banyak. Trombosit dibentuk dan dilepaskan ke dalam darah, tempat trombosit bertahan hidup sembilan sampai sepuluh hari. Meskipun tidak memiliki nukleus dan tidak sanggup membuat protein, trombosit tetap dapat melakukan berbagai aktivitas selsel utuh. Trombosit mengkonsumsi oksigen dan mempunyai metabolisme aktif yang bergantung pada enzim pembangkit energi dari satu atau dua mitokondria kecil dalam sitoplasmanya (Tambayong, 2002). Pengaturan pembentukan trombosit dilakukan oleh trombopoietin, yang analog dengan eritripoietin pada pembentukan eritrosit. Zat baru teridentifikasi dan merupakan suatu ligan untuk reseptor c-mpl. Interleukin II juga memiliki aktivitas trombopoietik dan dapat digunakan sebagai obat.
Trombopoietin memiliki homologi yang substansial dengan eritropoietin dan meningkatkan tidak saja produksi trombosit, tetapi juga proliferasi megakariosit. Apabila terdapat stres hemostatik yang parah atau stimulasi sumsum tulang produksi trombosit dapat meningkat sebesar tujuh sampai sepuluh kali lipat. Trombosit yang baru dibentuk berukuran lebih besar dan memiliki kapasitas hemostatik yang lebih kuat daripada trombosit matang yang sudah beredar (Pendit dan Wulandari, 2002). Faktor lain yang menyebabkan penurunan jumlah trombosit adalah penggunaan obat aspirin, kloromisetin, sulfonamid, quindin, dan diuretik tiazid. Heparin trombositopenia diinduksi atau purpura thrombocytopenic menyebabkan pendarahan yang berlebihan. Kelebihan trombosit dalam darah disebut trombositemia, ada dua jenis yaitu primer dan sekunder. Primer disebabkan oleh adanya keganasan (kanker), polisitemia vera atau penyakit sumsum tulang yang lainnya. Sedangkan, jenis sekunder disebabkan oleh infeksi akut, olahraga berlebihan, stress, dan ovulasi (Pendit dan Wulandari, 2002).
Kita harus mewaspadai, bahwa kadar trombosit yang terlalu rendah itu bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan (trombositopenia). Maka sebaliknya kita juga harus mewaspadai bahwa kadar trombosit yang terlalu tinggi juga akan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan koagulasi atau penggumpalan. Penggumpalan darah pada tempat tempat yang sangat rentan terkena sumbatan sehingga bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti stroke maupun jantung koroner yang juga dapat menyebabkan kematian (Pendit dan Wulandari, 2002). Kelainan trombosit bawaan atau defisiensi faktor plasma adalah penyebab berbagai penyakit pada manusia. Yang paling terkenal adalah hemofili, kelainan darah yang terdapat pada satu diantara 10.000 pria. Penyebabnya adalah kurangnya satu faktor plasma yang perlu untuk pembekuan (Tambayong, 2002). Percobaan ini bertujuan untuk menghitung jumlah trombosit dalam darah. Jari probandus dibersihkan dengan alkohol, hal tersebut bertujuan untuk sterilisasi, sehingga jari probandus bebas dari infeksi atau mikrobia berbahaya. Setelah itu jari probandus ditusuk menggunakan jarum francke, digunakan jarum francke karena jarum tersebut adalah jarum yang steril sehingga aman untuk menusuk jari probandus. Jarum ini hanya untuk sekali pakai, lalu dibuang. Darah dihisap menggunakan piper eritrosit hingga angka 0,5. Lalu larutan ress ecker dihisap hingga angka 101. Larutan ress ecker berfungsi sebagai pengencer darah (pelarut) dan juga sebagai pewarna berupa brilliant crecyl blue. Kandungan dari ress ecker adalah natrium sitrat yang berfungsi sebagai pencegah koagulasi, menjaga sel darah merah, menyediakan gravitasi spesifik rendah, brilliant crecyl blue sebagai pemberi warna pada platelet, dan air terdionisasi sebagai pelarut (Pal dan Pal, 2005). Kemudian larutan dikocok selama lima menit, tujuan pengocokan adalah untuk menghomogenkan larutan supaya darah tercampur dengan ress ecker. Larutan ditunggu selama sepuluh menit agar trombosit mengendap. Lalu letakkan larutan tersebut pada bilik hitung. Trombosit yang dihitung pada bilik hitung adalah yang berwarna biru dan terletak pada kolom E yang diambil lima kotak sampel seperti pada gambar dua. Penghitungan dibantu dengan
menggunakan blood counter untuk memudahkan dalam menghitung dan mengurangi kesalahan penghitungan. Setelah mendapatkan jumlah trombosit, jumlah tersebut dihitung menggunakan rumus berikut ini : ( )
Pada orang dewasa jumlah trombosit normal sekitar 150.000 sampai 350.000 per milimeter kubik darah. Dari tabel satu dapat dilihat bahwa probandus kedua (lakilaki), ketiga (perempuan), kelima (perempuan), dan keenam (laki-laki) memiliki jumlah trombosit normal yaitu 156.000/mm3, 192.000/mm3, 178.000/mm3, dan 242.000/mm3. Sedangkan probandus pertama (laki-laki) dan keempat (perempuan) memiliki jumlah trombosit tidak normal yaitu 540.000/mm3 dan 44.000/mm3. Ketidaknormalan jumlah trombosit pada probandus pertama dan keempat mengalami trombositemia sekunder yang dapat disebabkan oleh stress berat, mengkonsumsi heparin dll atau sedang mengalami ovulasi bagi yang perempuan.
E e
L L Gambar 2. Bilik Thoma (Pal dan Pal, 2005). B. Menentukan Kadar HB Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Kadar HB No Probandus Tinggi Tabung (g/dL) 1 2 3 4 5 6 17,2 8,6 15,6 15,6 12 11 Keterangan Tidak normal Tidak normal Normal Normal Normal Tidak normal
Haemoglobin adalah suatu subtansi protein dalam sel-sel darah merah yang terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa oksigen. Jumlah hemoglobin normal pada pria adalah 13,5 18 g/dL dan wanita 12 16 g/dL, sedangkan pada bayi baru lahir 12-24 g/dL, enam bulan sampai empat tahun 10-15 g/dL, dan lima
tahun sampai 14 tahun 11-16 g/dL. Nilai haemoglobin yang tinggi dapat disebabkan karena hemokonsentrasi akibat dehidrasi. Nilai haemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia (Ester, 1995). Setiap molekul haemoglobin memiliki empat tempat pengikatan untuk oksigen, oksigen yang terikat disebut oksihemoglobin. Keempat cabang haemoglobin dalam sel darah merah dapat mengikat oksigen sebagian atau seluruhnya. Tugas akhir haemoglobin adalah menyerap karbon dioksida dan ion hidrogen serta membawanya ke paru-paru tempat zat tersebut dilepaskan ke udara (Corwin, 2008). Haemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah yang bikonkaf. Jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia (Corwin, 2008). Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Kekurangan haemoglobin menyebabkan terjadinya anemia, yang ditandai dengan gejala kelelahan, sesak napas, pucat dan pusing. Kelebihan haemoglobin akan menyebabkan terjadinya kekentalan darah jika kadarnya sekitar 18-19 g/dL, yang dapat mengakibatkan stroke (Kee, 1997). Kadar haemoglobin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya penyakit. Penyakit dapat menurunkan kadar Hb darah adalah anemia, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit Hodgkins. Selain itu pemberian obat-obatan dapat menurunkan hasil haemoglobin, contoh obatnya adalah aspirin, dopram, indocin, sulfonimide, dan tridione. Kadar haemoglobin juga dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring) dan variasi diurnal (tertinggi pagi hari) (Kee, 1997). Menurut Rahardja (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Hb adalah umur, jenis kelamin, geografi, nutrisi, dan faktor kesehatan. Semakin tua umur seseorang maka semakin berkurang kadar Hb-nya. Berdasarkan jenis
kelamin pada umumnya pria memiliki kadar Hb lebih tinggi dibandingkan wanita, hal ini berhubungan dengan kandungan hormon pada pria maupun wanita. Kadar Hb wanita lebih rendah dikarenakan faktor aktivitasnya yang lebih sedikit dibandingkan aktivitas pria, selain itu wanita mengalami menstruasi. Berdasarkan geografi makhluk hidup yang tinggal di dataran tinggi tubuhnya cenderung lebih aktif dalam memproduksi sel darah merah untuk meningkatkan suhu tubuh dan lebih aktif mengikat kadar O2 yang lebih rendah daripada di dataran rendah. Hb makhluk hidup yang tinggal dipesisir cenderung mempunyai Hb lebih rendah sebab tubuh memproduksi sel darah merah dalam keadaan normal. Berdasarkan nutrisi, bila makanan yang dikonsumsi banyak mengandung Fe maka sel darah yang diproduksi akan meningkat sehingga hemoglobin yang ada dalam darah juga meningkat. Begitu juga sebaliknya. Berdasarkan kesehatan, kesehatan sangat mempengaruhi kadar Hb dalam darah, jika kesehatan terjaga dengan baik maka kadar Hb normal (Rahardja, 2006). Hemometer sahli adalah alat pengukur kadar haemoglobin
berdasarkan cara hematin asam dan terdiri dari alat pembanding warna, tabung, pengenceran, pipet darah, dan pipet pengencer. Batang standar yang terdapat dalam alat pembanding warna itu terbuat dari kaca yang tidak dapat memucat. Tabung pengencer yang berupa persegi atau bulat sering mempunyai garis tanda pada kedua belah sisinya. Garis-garis tanda pada sisi pertama menunjukan kadar haemoglobin dalam persen dan garis tanda pada sisi lain menunjukan kadar haemoglobin dalam gram/100ml darah (g/dL) (Ghazali, 2011). Garis tanda yang menunjukan persen makin ditiadakan karena tidak bermakna. Pipet darah yang terdapat pada hemometer ( pipethemoglobin) mempunyai garis tanda 20 mm (20 1). Pipet pengencer adala pipet polos biasa untukmeneteskan cairan. Kerugian pipet ini penggunaanya membutuhkan keahlian dan kurang teliti dibandingkan mikropipet, sedangkan keuntungannya adalah lebih murah dan mudah didapatkan (Ghazali, 2011). Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar hemoglobin. Percobaan dimulai dengan HCl 0,1 N sebanyak dua mL dimasukkan ke tabung pengencer hemometer. HCl berfungsi sebagai penghemolisis darah, supaya
hemoglobin dari sel darah merah keluar menuju cairan diluar sel. Hemoglobin yang direaksikan dengan HCl akan membentuk kompleks warna coklat. Reaksi yang terjadi : Hb + HCl Globin +ferotiene 2 ferotiene + O + O2 + 2 HCl penhenekrolid (coklat) Jari probandus dibersihkan dengan alkohol dengan tujuan untuk sterilisasi, sehingga jar probandus bebas dari infeksi ataupun mikrobia berbahaya. Setelah itu jari probandus ditusuk menggunakan jarum francke, digunakan jarum francke karena jarum tersebut adalah jarum yang steril sehingga aman untuk menusuk jari probandus. Jarum ini hanya untuk sekali pakai, lalu dibuang. Tetesan darah pertama dihapus, karena darah pertama tidak steril atau terkontaminasi perlakuan ini untuk mencegah agar hasil yang didapatkan tepat. Kemudian tetesan darah berikutnya dihisap dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 20, dimasukkan ke dalam tabung hemometer dan stopwatch dinyalakan. Tabung hemometer dimasukkan dalam kontrol, larutan diaduk dengan batang pengaduk dengan tujuan supaya larutan menjadi homogen. Aquades ditambahkan setetes demi setetes sambil diaduk, aquades ditambahkan hingga warna larutan sama dengan warna larutan standar pada sisi kanan kontrol. Aquades berfungsi sebagai pelarut, agar warna larutan sama dengan warna standar pada hemometer. Setiap kali tetesan aquades masuk ke dalam tabung hemometer, harus langsung diaduk supaya larutan tercampur merata. Perataan campuran bertujuan untuk mencegah kesalahan dalam menentukan warna. Jumlah haemoglobin normal pada pria adalah 13,5 18 g/dL dan wanita 12 16 g/dL. Dari tabel dua dapat dilihat bahwa tinggi masing-masing tabung bervariasi, tinggi tabung menentukan kadar anemia seseorang. Probandus pertama (perempuan), kedua (perempuan), dan keenam (perempuan) tinggi tabungnya (kadar haemoglobin) berturut-turut adalah 17,2 g/dL, 8,6 g/dL, dan 11 g/dL, kadar haemoglobin ketiga probandus tidak normal. Ketidaknormalan kadar haemoglobin dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan probandus yang sedang tidak begitu sehat atau probandus sedang mengalami menstruasi. Untuk
probandus ketiga (laik-laki), keempat (laki-laki), dan kelima (perempuan) tinggi tabungnya (kadar hemoglobin) berturut-turut adalah 15,6 g/dL, 15,6 g/dL, dan 12 g/dL, ketiga probandus ini memiliki kadar hemoglobin yang normal.
DAFTAR PUSTAKA Corwin, E. 2008. Handbook of Pathophysiology Third Edition. Lippincott Williams & Wilkins. USA. pp. 208-210. Ester, M. 1995. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan Edisi 1. EGC. Jakarta. pp. 114. Ghazali. 2001. Hemometer. http://www.scribd.com/doc/54683582/Hemometer. 29 Oktober 2013. Handayani, W. dan Haribowo, S. A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika. Jakarta. pp. 12-13. Kee, J. L. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan Edisi 2. EGC. Jakarta. pp. 114-115. Pal, G. K. dan Pal, P. 2005. Textbook of Practical Physiology Second Edition. Orient Longman Private Limited. India. pp. 116. Pendit, U. B. dan Wulandari, D. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. EGC. Jakarta. pp. 156-157. Rahardja, T . 2006 . Histologi Dasar . Erlangga. Jakarta. pp. 21-22. Tambayong, J. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC. Jakarta. pp. 102-103.
III.KESIMPULAN Berdasarkan percobaan penentuan kadar hemoglobin dan menghitung jumlah trombosit, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Jumlah hemoglobin normal pada pria adalah 13,5 18 g/dL dan wanita 12
16 g/dL. Probandus pertama (perempuan), kedua (perempuan), dan keenam (perempuan) tinggi tabungnya (kadar hemoglobin) berturut-turut adalah 17,2 g/dL, 8,6 g/dL, dan 11 g/dL, kadar hemoglobin ketiga probandus tidak normal. Probandus ketiga (laik-laki), keempat (laki-laki), dan kelima (perempuan) tinggi tabungnya (kadar hemoglobin) berturutturut adalah 15,6 g/dL, 15,6 g/dL, dan 12 g/dL, ketiga probandus ini memiliki kadar hemoglobin yang normal. 2. Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya penyakit. Penyakit dapat menurunkan kadar Hb darah adalah anemia, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit Hodgkins. Selain itu pemberian obat-obatan dapat menurunkan hasil hemoglobin, contoh obatnya adalah aspirin, dopram, indocin, sulfonimide, dan tridione. 3. Pada orang dewasa jumlah trombosit normal sekitar 150.000 sampai 350.000 per milimeter kubik darah. Dari tabel probandus kedua (lakilaki), ketiga (perempuan), kelima (perempuan), dan keenam (laki-laki) memiliki jumlah trombosit normal yaitu 156.000/mm3, 192.000/mm3, 178.000/mm3, dan 242.000/mm3. Sedangkan probandus pertama (laki-laki) dan keempat (perempuan) memiliki jumlah trombosit tidak normal yaitu 540.000/mm3 dan 44.000/mm3.
LAMPIRAN a. Perhitungan 1. Jumlah trombosit (mm3) = 260 x 2000 = 540.000/mm3 2. Jumlah trombosit (mm3) = 78 x 2000 = 156.000/mm3 3. Jumlah trombosit (mm3) = 96 x 2000 = 192.000/mm3 4. Jumlah trombosit (mm3) = 22 x 2000 = 44.000/mm3 5. Jumlah trombosit (mm3) = 89 x 2000 = 178.000/mm3 6. Jumlah trombosit (mm3) = 121 x 2000 = 242.000/mm3
b. Dokumentasi