Pengertian CT & PT Pada Jaringan Distribusi
Pengertian CT & PT Pada Jaringan Distribusi
Pengertian CT & PT Pada Jaringan Distribusi
PENDAHULUAN
1. FUNGSI
N1 > N2 (N1 JUMLAH LILITAN PRIMER, N2 JUMLAH LILITAN SEKUNDER) a : PERBANDINGAN TRANSFORMASI MERUPAKAN NILAI YANG KONSTAN
2
2. JENIS TRAFO TEGANGAN TRAFO TEGANGAN DENGAN BIASA INTI BESI SEPERTI UNTUK
TRANSFORMATOR
UMUMNYA
DITURUNKAN
TRANSFORMATOR
3. JENIS - JENIS TRAFO TEGANGAN a. DIPASANG ANTARA FASE DAN FASE b. DIPASANG ANTARA FASE DAN TANAH
P1 P2
P1
20000/100 V
20000 100 / V 3 3
PEMASANGAN
R S T SEKRING
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
S2 S1
S2
S1
S2 S1
S2 S1
S2 S1
CATATAN : PT DENGAN PENGENAL 20.000/100 V DAPAT DIPASANG UNTUK SAMBUNGAN 3 FASE / 3 KAWAT 3 FASE, 4 KAWAT PT DENGAN PENGENAL (20.000/V3) / (100/V3) HANYA UNTUK SISTEM 3 FASE, 4 KAWAT DAN TITIK NETRAL (BINTANG) HARUS DIBUMIKAN 5
4. TRAFO TEGANGAN DENGAN 2 PENGENAL SEKUNDER CONTOH : a. (150.00/V3) / (100/V3) - (100/V3) V RANGKAIAN SEKUNDER 2 BUAH YANG DAPAT MEMPUNYAI KARAKTERISTIK YANG BERBEDA b. (20.000/V3) / (100/V3) - (100/3) V
UNTUK SISTEM PROTEKSI RELATIF KETELITIANNYA LEBIH RENDAH, TETAPI UNTUK DAERAH KERJA DARI 5 % SAMPAI 190 % TEGANGAN PENGENALNYA. DAN PADA 2 % TEGANGAN PENGENALNYAPUN KESALAHAN MASIH TERTENTU
a.
TRAFO TEGANGAN UNTUK PENGUKURAN STANDAR KLAS KETELITIAN PT UNTUK PENGUKURAN IALAH : 0,1 - 0,2 - 0,5 - 1,0 - 3,0 DAN BATAS KESALAHANNYA SEPERTI TABEL 1
UNTUK SETIAP TEGANGAN DARI 80 % SAMPAI 120 % TEGANGAN PENGENAL DENGAN BEBAN 25 SAMPAI 100 % BEBAN PENGENAL PADA FAKTOR DAYA 0,8 TERTINGGAL
BEBAN (BURDEN) BURDEN IALAH BEBAN SEKUNDER DARI TRAFO TEGANGAN, DALAM HAL INI SANGAT TERKAIT DENGAN KLAS KETELITIAN PT CONTOH : BEBAN PENGENAL 30 VA, DAN KLAS 0,2 SEDANG UNTUK BEBAN 50 VA KLAS 0,5 BEBAN PENGENAL 50 VA, DAN KLAS 0,5 SEDANG UNTUK BEBAN 100 VA KLAS 1,0 CVT INI MEMPUNYAI 2 SEKUNDER DAPAT DIBEBANI 100 VA
TRAFO ARUS
11
PENDAHULUAN 1. FUNGSI MENTRANSFORMASIKAN DARI ARUS YANG BESAR KE ARUS YANG KECIL GUNA PENGUKURAN ATAU PROTEKSI SEBAGAI ISOLASI SIRKIT SEKUNDER DARI SISI PRIMERNYA MEMUNGKINKAN PENGGUNAAN STANDAR ARUS PENGENAL UNTUK ALAT SISI SEKUNDERNYA CONTOHNYA : 2.000/5 A, 300/1 A 2.000 A DAN 300 A 5 A DAN 1 A IP IS N2 N1 ---- = ----- = KCT N2 >> N1 (N1 JUMLAH LILITAN PRIMER, N2 JUMLAH LILITAN SEKUNDER) KCT : PERBANDINGAN TRANSFORMASI MERUPAKAN NILAI YANG KONSTAN = IP MERUPAKAN ARUS PRIMER = IS MERUPAKAN ARUS SEKUNDER
12
2. STANDARD TRAFO ARUS & TRAFO TEGANGAN a. IEC IEC 185 : 1987 IEC 44-6 : 1992 IEC 186 : 1987 b. EUROPEAN BS 7625 BS 7626 CTs CTs CTs PTs CTs
BS 7628
c. BRITISH d. AMERICAN e. CANADIAN BS 3938 : 1973 BS 3941 : 1975 ANSI C51.31.1978 CSA CAN 3-C13-M83
CT AND PT
CTs PTs CTs AND PTs CTs AND PTs
g. AUSTRALIAN
h. INDONESIA
AS 1675-1986
SNI
CTs
13
- CEPAT JENUH
b. TRAFO ARS UNTUK PROTEKSI - MEMPUNYAI DAERAH KETELITIAN YANG LUAS - TIDAK CEPAT JENUH KINERJA RELAI TERGANTUNG DARI TRAFO YANG DIGUNAKAN
14
PRIMARY
SECONDARY
15
TRAFO ARUS DENGAN MULTI RATIO CONTOH : 100 - 200 - 300 - 400 - 500 - 1000 / 5 A TRAFO ARUS INI BANYAK DIGUNAKAN DI AMERIKA
P1
P2
A - E 400 / 5 A
A - F 500 / 5 A
A B C D E F G
A - G 1000 / 5 A
PENGENAL SEKUNDER
CONTOH PENGGUNAAN TRAFO ARUS BUSHING CT UNTUK TRAFO DAYA UNTUK GENERATOR UNIT PLTU PAITON 1 & 2
TRAFO DAYA 470 MVA, (525 +/- 2 * 13,125) / 18 KV, CT SISI 500 KV
KODE T8, T9, T10 LETAK IU, IV, IW TERMINA L 1S1 1S2 1S1 1S3 T11, T12, T13 T14, T15, T16 T17, T18, T19 IU, IV, IW IU, IV, IW IU, IV, IW 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2 4S1 4S3 5S1 5S2 T21 T20 IV IN 1S1 1S2 1S1 1S3 RASIO A 1000/1 2000/1 600/5 600/5 1000/1 1000/1 600/5 1000/1 2000/1 15 BURDEN VA 30 30 100 100 KLAS 0,2 0,2 5P20 5P20 X X 5P20 X X PENGGUNAAN PENGUKURAN (KWH) PENGUKURAN (KWH) RELAI F 87 TG2 RELAI F 87 TG B RELAI F 87 TG B RELAI F 87 GT B INDIKATOR SUHU LILITAN RELAI F 87 GT B RELAI F 87 GT B
17
KW
kVA
kWh
kvarh
L P1 P1 S1 P2 S2 S1 P2
S2
KW
kVA
kWh
kvarh
18
1S1 8V
1S2
2S1 6V 2S2
1A
F 32 F 87
F 40
F 51 V
3S1 P2 2V 3S2
1A
19
20
5. BEBAN (BURDEN) BEBAN PENGENAL NILAI DARI BEBAN CT DIMANA KLAS KETELITIAN DINYATAKAN
ARUS PENGENAL KONTINYU UMUMNYA DINYATAKAN PADA SISI PRIMER, MISALNYA 1000/1 A, 2000/1 A
ARUS PENGENAL WAKTU SINGKAT (SHORT TIME RATED CURRENT) UMUMNYA DINYATAKAN UNTUK 0,5 ; 1,0 ; 2 ; 3 DETIK TIDAK MENIMBULKAN KERUSAKAN UMUMNYA DINYATAKAN PADA KEADAAN SEKUNDER CT DI HUBUNG
SINGKAT
ARUS DINYATAKAN DALAM RMS (NILAI EFEKTIF)
22
7. KLAS KETELITIAN (IEC 185 / 1987) UNTUK MENUNJUKKAN KETELITIAN CT DINYATAKAN DENGAN KESALAHANNYA SUATU ALAT SEMAKIN KECIL KESALAHANNYA SEMAKIN TELITI ALAT TERSEBUT PADA CT DIKENAL 2 MACAM KESALAHAN YAITU
a. KESALAHAN PERBANDINGAN
KT IS - IP = ---------------- * 100 % IP KT : PERBANDINGAN TRANSFORMASI NOMINAL CT 500 / 5 A KT = 100 b. KESALAHAN SUDUT 2 = -
1 = + 23
CT UNTUK METER TELITI UNTUK DAERAH RENDAH 0,1 S/D 1,2 In CEPAT JENUH, DIUSAHAKAN 5 KALI PENGENAL TELA MULAI JENUH. SUPAYA CT CEPAT JENUH DIBUAT DENGAN LUAS PENAMPANG jg RELATIF KECIL ATAU BAHAN-BAHAN YANG MEMPUNYAI LENGKUNG B vs H CEPAT JENUH MISALNYA Mu-METAL
KELAS KETELITIAN TRAFO ARUS UNTUK METER DAPAT DILIHAT PADA TABEL 1 DAN TABEL 2 DAN KURVA KESALAHAN CT
24
KLAS KETELITIAN
+/- % KESALAHAN RASIO ARUS PADA % DARI ARUS PENGENAL 5 20 0,2 0,35 0,75 1,5 100 0,1 0,2 0,5 1,0 120 0,1 0,2 0,5 1,0
+/- PERGESERAN FASE PADA % DARI ARUS PENGENAL MENIT (1/60 DERAJAT) 5 15 30 90 180 20 8 15 45 90 100 5 10 30 60 120 5 10 30 60
CATATAN : BEBAN SEKENDER ADALAH SETIAP NILAI DARI 25 % SAMPAI 100 % BEBAN PENGENAL
25
DALAM PEMASANGAN ALAT-ALAT BANTU TERSEBUT ADA TIGA CARA SAJA. 1. PEMASANGAN DENGAN CARA SERI PEMASANGAN INI SEMUA ALAT YANG BERSIFAT ARUS : AMPERE METER
A X
SAMBUNGAN SERI
2.
PEMASANGAN DENGAN CARA PARALEL PEMASANGAN INI SEMUA ALAT YANG MENDAPAT TEGANGAN : VOLT METER
SAMBUNGAN PARALEL
3.
PEMASANGAN DENGAN CARA CAMPURAN (SERI + PARALEL) PEMASANGAN INI SEMUA ALAT YANG MENDAPAT ARUS DAN TEGANGAN KW. METER, COS METER, KVAR METER, KWH METER.
26
DIAGRAM GARIS TUNGGAL DIBUAT UNTUK MENGETAHUI DARI SUATU FUNGSI INSTALASI SECARA GLOBAL ATAU GARIS BESARNYA SAJA DILENGKAPI DENGAN SIMBOL ATAU ANGKA YANG MENUNJUKKAN ALAT TERSEBUT
27
K CT L
A
I
BEBAN
BEBAN
TERMINAL AMPER METER DIHUBUNGKAN DENGAN TERMINAL KELUARAN TRAFO ARUS (ct)
TERMINAL AMPER METER DIHUBUNGKAN LANGSUNG SECARA SERI DENGAN SUMBER DAN BEBAN DARI SIRKIT YANG DIUKUR
CATATAN ; AMPER METER DAPAT DIHUBUNGKAN SECARA SERI DENGAN METER - METER LAIN LAIN YAITU : KUMPARAN ARUS METERKWH, KVARH, COS WATT 28
PENGUJIAN - 31
PENGUKURAN PRIMER
PENGUKURAN SEKUNDER
SUMBER
SUMBER
P1
S1
PT
P2 S2
BEBAN TERMINAL VOLT METER DIHUBUNGKAN LANGSUNG SECARA PARALEL DENGAN SUMBER DAN BEBAN DARI SIRKIT YANG DIUKUR
BEBAN TERMINAL VOLT METER DIHUBUNGKAN DENGAN TERMINAL KELUARAN TRAFO TEGANGAN
CATATAN ; VOLTMETER DAPAT DIHUBUNGKAN SECARA PARALEL DENGAN METER- METER YANG LAIN YAITU : KUMPARAN TEGANGAN METER- METER KWH, COS , WATT, FREKWENSI 29
DIAGRAM PENGAWATAN METER DAYA (WATT METER) WATTMETER SATU FASA PENGUKURAN PRIMER SUMBER PENGUKURAN SEKUNDER SUMBER CT K L k CT I
S1 S2 PT
PENGUKURAN SEKUNDER
P1 P2
S1 S2
BEBAN
BEBAN
30
PEMERIKSAAN VISUAL / KONSTRUKSI PEMERIKSAAN VISUAL / KONSTRUKSI DILAKUKAN UNTUK MEMERIKSA KONDISI PERALATAN, ADANYA CACAT ATAU RUSAK PADA PERALATAN YANG
- PEMASANGAN REL
- KEADAAN ISOLATOR - PENANDAAN URUTAN FASA - PEMASANGAN KAWAT PEMBUMIAN
31
PENGUJIAN INDIVIDUAL PERALATAN PENGUJIAN INDIVIDUAL PERALATAN DILAKUKAN UNTUK MEMERIKSA APAKAH KARAKTERISTIK / UNJUK KERJA DARI MASING - MASING PERALATAN YANG TERPASANG PADA PHB TM, MEMENUHI STANDAR / SPESIFIKASI PABRIK PEMBUATNYA, SETELAH PERALATAN TERSEBUT TERPASANG DILAPANGAN (GARDU INDUK) PENGUJIAN INDIVIDUAL PERALATAN UMUMNYA MELIPUTI : - PEMERIKSAAN VISUAL - PENGUJIAN KARAKTERISTIK
PENGUJIAN INDIVIDUAL PERALATAN TIDAK TERMASUK DALAM PELATIHAN INI TETAPI PELAKSANAANNYA DAPAT MENGACU KEPADA PEDOMAN DAN MANUAL MASING - MASING PERALATAN
33
PENGUJIAN TEGANGAN
RANGKAIAN
SEKUNDER
TRANSFORMATOR
ARUS
DAN
PENGUJIAN RANGKAIAN SEKUNDER TRANSFORMATOR ARUS DAN TEGANGAN DILAKUKAN UNTUK MEMERIKSA KESESUAIAN RANGKAIAN SEKUNDER TRANSFORMATOR ARUS DAN TEGANGAN UNTUK METER DAN RELAI TERHADAP GAMBAR KERJA YANG TELAH DISETUJUI (APPROVED), TERMASUK KEKENCANGAN BAUT PADA TERMINAL KABEL DAN PENGUKURAN BEBAN RANGKAIAN PELAKSANAAN SEKUNDER DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENGUJIAN INJEKSI
34
PENGUKURAN
BEBAN
RANGKAIAN
DILAKUKAN
PADA
ARUS
INJEKSI
SEKUNDER SESUAI DENGAN ARUS NOMINAL SEKUNDER TRANSFORMATOR ARUS (1A ATAU 5A) DAN DIUKUR TEGANGAN JATUH (VOLTAGE DROP) ANTARA
35
PENGUJIAN FUNGSI KERJA RANGKAIAN KONTROL DAN PROTEKSI PENGUJIAN FUNGSI KERJA RANGKAIAN KONTROL DAN PROTEKSI DILAKUKAN UNTUK MEMERIKSA FUNGSI KERJA HUBUNGAN ANTARA SATU PERALATAN DENGAN PERALATAN YANG LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI SUATU SISTEM KONTROL DAN PROTEKSI SEBAGAI ACUAN DIGUNAKAN GAMBAR OPERASI (OPERATION DIAGRAM PHB TM) YANG DIKELUARKAN OLEH PABRIK PEMBUAT DAN TELAH DISETUJUI OLEH OWNER. JENIS RANGKAIAN KONTROL DAN PROTEKSI PADA SISTEM 20 KV MELIPUTI : FUNGSI KERJA PERALATAN SWITSING UTAMA SECARA LOKAL / REMOTE TERMASUK SISTEM INTERLOCK FUNGSI KERJA RANGKAIAN TRIPPING DAN AUTO RECLOSE PEMUTUS TENAGA FUNGSI KERJA SISTEM ALARM DAN INDIKASI (ANNUNCIATOR SYSTEM) FUNGSI KERJA RANGKAIAN TRIPPING LOOD SHEDDING
36
PENGUKURAN RESISTANS RANGKAIAN UTAMA PENGUKURAN RESISTANS RANGKAIAN UTAMA DILAKUKAN UNTUK MEMERIKSA KONTINUITAS DENGAN PERALATAN HUBUNGAN LAIN DI ANTARA SATU DALAM PHB PERALATAN MAUPUN YANG TM,
HUBUNGAN ANTAR PHB TM PENYULANG, TERMASUK KEKENCANGAN BAUT DAN RESISTANS KONTAK DARI PERALATAN SWITSING UTAMA
37
38
PENGUJIAN INJEKSI PRIMER PENGUJIAN INJEKSI PRIMER DILAKUKAN UNTUK MEMERIKSA UNJUK
39
P1
A A 1S1 1S2 A
KWH METER
Ry 2S1 2S2
RELAY
R A
T 1 220 V
40