BACILLACEAE
BACILLACEAE
BACILLACEAE
PENDAHULUAN Golongan kuman Bacillaceae adalah kuman batang berspora (endospora) yang bersifat Positif Gram dan terbagi dlam 2 genus.
2.
Genus Bacillus yang bersifat aerob Genus Clostridium yang bersifat anaerob
Bacillus
Morfologi : Berarti batang kecil Ukuran 0,3-2,2 X 1,2-7,m Tumbuh secara aerob
Bacillus
Scientific classification Domain Phylim Class Order Family Genus : : : : : : bacteria Firmicutes Bacilli Bacillales Bacillaceae Bacillus
Bacillus
Bacillus anthracis
Pendahuluan Kuman anthrax banyak ditemukan pada penyakit zoonosis, infeksi pada ternak lembu, kambing, domba, dan babi. Kuman dikeluarkan melalui faeces, urin, saliva binatang yang terinfeksi Kuman dapat bertahan hidup di ladang dalam bentuk spora untuk waktu yang lama Bacillus anthracis adalah kuman patogen utama genus ini.
Infeksi kulit: berupa malignant pustule (pustula ganas). yang dapat berkembang menjadi toksemia, dan septikemia. Biasanya terjadi pada peternak pekerja rumah pemotongan hewan
2. Infeksi paru wool sorters disease bersifat fatal, yang terjadi karena inhalasi spora dari bulu domba.pada gejala dini dapat berupa mediastinitis, sepsis, meningitis, atau udema paru-paru hemoragik. Pneumonia hemoragik dengan syok merupakan gejala yang terakhir.
4.
Batang dengan ukuran 1 x 3-4 m, dapat tersusun seperti bambu, spora senttral, gerak negatif. Pada kultur tampak koloni putih abuabu, tetapi seperti rambut, Berbentuk bulat dan menyerupai kaca yang diukir bila disinari oleh cahaya. Hemolisa jarang terjadi pada anthrax tetapi sering pada basil saprofitik.
Sifat pertumbuhan basil saprofitik menggunakan sumber-sumber nitrogen dan karbon sederhana untuk energi dan pertumbuhannya, spora resisten terhadap perubahan lingkungan, tahan terhadap panas kering dan desinfektan kimia tertentu selama waktu yang cukup lama, dan tetap selama bertahun tahun dalam tanah yang kering. Bagian tubuh binatang yang terkontaminasi dengan spora anthrax ( mis : kulit, bulu, rambut, tulang, wool) dapat disterilkan dengan otoclaf.
Variasi variasi terjadi berkenaan dengan virulensi, pembentukan spora, dan bentuk koloni.(pada umumnya virulensi dihubungkan dengan koloni besar). Untuk mengurangi variasi, dipakai suspensi spora hidup untuk melindungi sifat-sifat tidak stabil seperti virulensi.
Struktur Antigen
Bahan kapsul B anthracis yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekul tinggi mengandung asam D-glutamat, adalah suatu hapten. Badan kuman mengandung protein dan suatu polisakarida somatis, keduanya bersifat antigenik.
Virulensi :
Pus atau suspensi kaldu dari kuman yang disuntikkan intra peritoneal pada marmot atau mencit akan menimbulkan kematian dalam 48 jam. Tes Ascoli : ekstrak dari jaringan terinfeksi + serum kebal akan menyebabkan terjadinya reaksi presipitasi.
Bahan yang diambil dari Pus, cairan luka, darah, atau sputum. Imunisasi : dapat dilakukan dengan suspensi kuman yang dilemahkan (42-520C) dengan suspensi spora dengan antigen protektif yang diambil dari filtrat perbenihan.
patologi
Pada binatang yang peka, organisme berproliferasi pada tempat masuk. Kapsul tetap utuh, dan organisme dikelilingi oleh sejumlah besar cairan seperti protein dan sedikit mengandung lekosit dimana organisme ini dengan cepat menyebar dan mencapai aliran darah.
Bacillus subtilis
Bacillus subtilis
Gram stain
Bacillus subtilis
spora stain
Bacillus subtilis
koloni
Bacillus cereus
Dapat menyebabkan keracunan makanan oleh enterotoksin yang terdapat pada makanan nasi yang telah dimasak tetapi kemudian ditaruh di tempat yang hangat sehingga terjadi sporulasi dan terbentukalah toksin itu. Dapat juga menyebabkan pneumonia, bronkopneumonia, dan luka.
Bacillus cereus
Koloni pada blood agar
CLOSTRIDIUM
Pendahuluan : a. Clostridium berarti kolosan yang kecil b. Biasanya berflagel peritrik, sehingga dapat bergerak
benang
c. Spora lonjong atau bulat yang biasanya lebih besar di badan kuman sehingga mengembung
pendahuluan
d. Tumbuh secara anaerob( batang anaerob). e. tempat hidup alamiahnya adalah tanah atau pada sluran usus binatang dan manusia. dan kebanyakan spesies adalah organisme saprofit dalam tanah.
Scientific classification
b.
Ciri khas semua spesies klostridia adalah batang besar gram-positif, dan semua dapat menghasilkan spora. Biakan hanya tumbuh pada keadaan anaerobik.
Bentuk koloni beberapa organisme menghasilkan koloni yang seluruh pinggirnya besar dan meninggi ( mis : C. perfringens), lainnya menghasilkan koloni yang lebih kecil yang meluas dalam jalinan filamen-filamen halus ( C.tetani ). Kebanyakan spesies menghasilkan daerah hemolisa pada agar darah.
Clostridium tetani
Patogenitas Penyebab penyakit tetanus pada manusia Terdapat di alam, tanah, di faeces kuda dan binatang lainnya Ada banyak tipe yang dapat dibedakan dengan antigen flagel Semua tipe membentuk toksin yang sama
patogenitas
Toksin tetanus adalah protein, termolabil(650C-5 menit menjadi inaktif). BM 70.000 dan dapat dicerna oleh enzin proteolitik lambung.
patogenitas
Tidak bersifat invasif, kumannya tetap ada di luka dan apabila memungkinkan yaitu keadaan anaerob yang terjadi karena adanya : * * * Jaringan nekrotik adanya garam kalsium adanya kuman piogenik lainnya maka spora akan jadi bentuk vegetatif dan eksotoksin yang dibentuk akan berjalan menuju SSP, melalui jar.perineural, pembuluh darah atau pembuluh limfe.
patogenitas
Pada SSP toksin mengikat diri pada ganglion di batang otak, dan sumsum tulang belakang. Toksin bekerja secara blokade dengan dikeluarkannya mediator penghambat sinapsis neuron motorik hasilnya adalah hiperfleksi dan spasme otot tubuh terhadap rangsangan apa saja masa inkubasi 4-5 hari sampai berminggu minggu dengan gejala konvulsi kontraksi tonik dari otot tubuh
patogenitas
Biasanya kejang otot dimulai pada tempat infeksi, kemudian otot mulut (risus sardonicus)sehingga seluruh tubuh yang disebut opistotonus. Kematian biasanya karena gangguan alat-alat pernafasan, angka kematian yang menyeluruh biasanya kurang lebih 50%
Diagnosa klinis
Diagnosis biasanya berdasarkan klinis dan anamnesis. Biasanya kasus kecelakaan tanpa gejala klinis langsung diberikan pencegah dengan ATS. Pengobatan biasanya tidak menjamin kesembuhan. Yang penting adalah pencegahan.
Pencegahan adalah:
1.Pembersihan luka 2.imunisasi aktif dengan toksoid 3.imunisasi pasif dengan ATS 4.Pemberian antibiotik
Kerja ATS :
Antitoksin hanya bekerja terhadap toksin yang belum terikat pada jaringan saraf. Anti toksin berasal dari binatang atau manusia, ATS manusia lebih baik dari kuda atau lainnya karena lebih aman (tidak ada reaksi serum)dan tahan dalam badan lebih lama(2-4 minggu) dan dosis yang lebih rendah 250-500U dibandingkan 1500-6000U. Untuk terapi dosis AtS lebih besar
Preparat C.tetani
Clostridium perfingens
# Pendahuluan Dahulu dikenal dengan nama Clostridium welchii merupakan salah satu penyebab dari gangren gas (Myonecrosis). Dan dapat juga menyebabkan keracunan makanan oleh enterotoksinyang termolabil atau enteritis nekrotik.
Patogenitas
Ada 5 tipe clostridium perfingens yaitu tipe A,B,c,D,E. Pada manusia yang menimbulkan penyakit adalah tipe a dan C Tipe A menyebabkan gangren gas dan keracunan makanan. Pada gangrn gas karbihidrat jaringan dihancurkan dengan pembentukan gas dan oleh adanya septikemia akan trjadi hemilisis intravaskuler.
PATOGENITAS
Pada keracunan makanan, toksin merangsang enzim adenylate cyclase pada dinding usus yang mengakibatkan bertambahnya konsentrasi cAMP(cyclic adenosin monophosphat) yang menyebabkan hipersekresi air dan klorida dalam usus dan menghambat reabsorbsi natrium dan terjadilah diare yang dapat berlangsung 1-3 hari.
PATOGENITAS
Clostridium perfingens tipe C menyebabkan jejenitis, biasanya karena makan daging babi. Gejalanya adalah disentri, sakit perut dan muntah-muntah. Pada anak-anak biasanya fatal.
Diagnosa laboratorium
Spesimen diambil dari luka, pus, jaringan, atau makanan. pada pemeriksaan mikroskopik akan dilihat batang positif gram yang biasanya tanpa spora. Pada pembiakan bahan ditanamkan dalam medium tioglokolat, medium cooked chopedmeat, dan agar darah yang dieram secara anaerob.
Diag,lab
Pertumbuhan pada salah satu media tersebut dapat dipindahkan pada medium susus untuk melihat stormy fermentation setelah 24 jam. setelah didapatkan kultur murni, dilakukan reaksi biokimia sperti reaksi gula-gula pada medium tioglikolat
Diag,lab
pada agar darah dapat dilihat adanya hemolisis biasa atau ada pula hemolisis yang rangkap (double hemolysis)atau tidak ada hemolisis sama sekali untuk aktivitas lesitinasa dapat dilihat pada medium kuning telur (egg yolk medium)yang merupakan presipitasi (kekeruhan) di sekitar koloni
Pengobatan
Yang penting adalah pembersihan luka secara bedah terhadap segala jaringan nekrotik yang menyebabkan pertumbuhan kuman, kemudian pmberian antibiotika seperti penisilin. Pemberian antitoksin hasilnya masi diragukan, hyperbaric oxygen dapat pula dicoba
Clostridium botulinum
# Morfologi dan identifikasi terdapat secara luas di alam kadang ada dalam faces binatang terdapat 6 tipe berdasarkan toksin yaitu, A,B,C,D,E,F pada manusia didapatkan tipe A,B, dan E
Eksotoksin yang dikeluarkan adalah protein BM 70.000 yang termolabil(1000C-20menit menjadi inaktif) dosis letal untuk manusia=1 mikogram . C.botulinum biasanya tidak menyebabkan infeksi pada luka akan tetapi menyebabkn keracunan makanan oleh toksin yang termakan bersama makanan.
makanan yang tercemar toksin adalah makanan yang berbumbu, di asap, makanan kalengan yang dimakan tnpa dimasak dahulu. kerja toksin adalah memblokir pembentukan atau pelepasan acetylcholin pada hubungan saraf otot se hingga menyebabkan kelumpuhan otot.
gejalanya biasanya setelah 96 jam makan toksin dengan keluhan penglihatan karena otot mata tidak ada koordinasi, sulit menelan, sulit bicara, kematian biasanya karena paralisis otot pernafasan atau otot jantung (cardiac arrest).angka kematian botulimus adalah tinggi.
Diagnosis laboratorium
biasanya dengan mendeteksi toksin di dalam sisa makanan, dan tidak dalam serum penderita . dapat di deteksi dengan cara reaksi netralisasi antigen-antibodi atau secara aglutinasi sel darah merah yang dilapisi dengan s]anti serum percobaan pada mencit yang disuntik bahan tersangka Kultur biasanya tidak dilakukan
Pengobatan
Dengan pemberian antitoksin polivalen (tipe A,B,dan C) yang disuntikkan I.V dan secara simtomatik terutama untuk pernafasan (pernafasan buatan)
Pencegahan
Makanan yang diawetkan di rumah harus dimasak secara baik yang dapat membunuh spora dan makanan harus dimasak sebelum dimakan. Makanan rumah yang harus diperhatikan adalah: kacang-kacangan, jagung, ikan asap, atau ikan segar dalam plastik.
TERIMA KASIH