Modul 3ok, Ruang Lingkup Opini Publik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA

Modul 3 Ruang Lingkup Opini Publik


Dosen: Drs.Marwan Mahmudi, M.Si Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari sub bahasan ini mahasiswa diharapkan dapatmemahami dan menjelaskan : Arti opini publik Kelompok sosial yang tidak teratur

Pengantar Pembahasan materi kuliah kali ini berkaitan dengan pengertian opini publik dan kelompok sosial (masyarakat) yang tidak teratur. Penguraian ruang lingkup opini publik ini dilakukan dengan cara kompilasi dari berbagai sumber bacaan. Setelah mempelajari sub bahasan ini, mahasiswa diharapakan dapat memahami pengertian publik dalam konsep opini publik. ARTI OPINI PUBLIK Publik Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan pendapat umum, dengan demikian publik diterjemahkan dengan umum sedangkan opinion dialihbahasakan dengan pendapat. Dalam Ilmu Komunikasi terdapat istilah lain yaitu public relations yang umumnya diterjemahkan dengan hubungan masyarakat, dalam hal ini publik diterjemahkan dengan masyarakat, sedangkan relations diterjemahkan dengan hubungan. Istilah masyarakat sudah digunakan untuk mengalihbahasakan society. Pengertian aslinya dalam bahasa Inggris baik untuk pengertian publik pada public opinion maupun pada public relations, mempunyai arti yang sama, sedangkan dalam bahasa Indonesia pengertian umum dan masyarakat mempunyai arti yang berbeda. Dengan demikian akan cukup membingungkan bila public opinion kita terjemahkan dengan pendapat umum di lain pihak public relations juga kita alihbahasakan dengan hubungan masyarakat, apalagi bila diingat bahwa apa yang dimaksud dengan istilah umum dalam bahasa Indonesia masih kurang jelas. Terutama sekali kalau diingat bahwa public relations terdapat huruf s dibelakangnya yang dalam bahasa Inggris mempunyai arti jamak, sehingga yang lebih tepat adalah hubungan-hubungan. Namun demikian terjemahan tersebut

dari public opinion menjadi pendapat umum dan public relations dengan hubungan masyarakat rupanya telah diterima secara luas. Dalam berbagai literatur, konsep opini/pendapat publik atau public opinion dikemukakan oleh banyak ilmuwan secara berbeda-beda sehingga menimbulkan kontroversi. Hal itu khususnya terjadi pada mereka yang hanya membaca satu atau dua buku tentang komunikasi yang membahas pendapat umum dan kebetulan telah mengemukakan pendapat yang berbeda Istilah Public dalam bahasa Inggris mempunyai pengertian yang bermacam-macam: 1. Menurut pengertian etimologis, publik bisa berarti: 1.1.orang banyak, 1.2.terbuka, tidak rahasia, siapapun boleh tahu, 1.3.umum, openbaar 2. Secara psikologis, adalah sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama tentang satu hal (E. Bogardus) atau sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadap satu masalah yang sama, melibatkan diri dalam masalah tersebut, dan berusaha untuk mengatasinya (Herbert Blumer). Publik tidak berkumpul di satu tempat saja, melainkan dapat muncul/ada di beberapa tempat. 3. Menurut ilmu sosiologi, sekelompok orang yang berkumpul disatu tempat dan mempunyai perhatian terhadap suatu masalah/hal yang sama
Pengertian Pendapat Umum

1. Adinegoro Beliau menyebut pendapat umum sebagai ratu dunia. Hal tersebut memang benar akan tetapihanya nama dan benar pula bila ditinjau dalam dukungan (social support). Meskipun demikian jangandiartikan bahwa kita dapat menggerakkan penapat umum, karena pendapat umum itu tidak adaorganisasinya, tidak ada pimpinannya. Beberapa sarjana psikologi sosial dan sarjana sosioogi demikian juga sarjana komounikasi sependapat bahwa pendukung pendapat umum tidak saling mengenal atauanonim, pendapat umum tidak mengenal pembagian kerja dan karena itu maka opini publik tidak dapat bergerak dengan cepat 2. Leonard W. Dood Ia menulis dalam buku yang berjudul Public Opinion and Propaganda yang diterbitkan padatahun 1984 sebagai berikut: public opinion refers to peoples attitude on an issue they are members orthe same social group, artinya kira-kira pendapat umum yang dimaksudkan adalah sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Dengan demikian pendapat umum itu

berhubungan erat dengan sikap manusia yaitu sikap secara pribadi maupunsebagai anggota suatu kelompok. Selanjutnya Leonard W Dood mengemukakan bahwa public opinion apposes or favors this or that, is expressed, is source of wisdom or folly, or should not heard . Yang membentuk pendapat umum itu adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompoknya karena itu sikapnya ditentukan oleh pengalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompoknya itu pula. 3. Kruger Reckless Dalam bukunya yang berjudul Social Psychology mengatakan bahwa pendapat umum itu adalah penjelmaan dari pertimbangan seseorang tentang sesuatu hal, kejadian atau pikiran yang telah diterima sebagai pikiran umum. Pendapat umum itu bersifat relatif artinya dapat benar dan dapat juga tidak benar. Akan tetapioleh kebanyakan orang dianggap sebagai kebenaran.karena itu dalam bahasa Indonesia orang menyebutdengan berbagai istilah antara lain pendapat umum, anggapan umum, anggapan orang ramai dan sebagainya. 4. William Albing Sarjana ini mengemukakan bahwa opini itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontraversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut. Mengenai sesuatu hal atau sesuatu masalah yang nyata dan jelas tidak dapat menjadi subyek opini publik. Orang sudah tidak mempunyai opini lagi terhadap rasa gula yang manis, garam yang asin dan sebagainya, yang dipunyai oleh orang adalah sikap (attitude). Akan tetapi jika harga gula melonjak atau gula hilang dari pasaran maka timbullah opini. Opini tersebut bukan terhadap gula yang manis dan sebagainya akan tetapi terhadap harganya dan sukarnya orang mencari gula tersebut di pasaran. Dengan demikian maka subyek opini publik biasanya adalah mengenai masalah-masalah yang baru. Opini berupa reaksi pertama di mana orang mempunyai rasa ragu-ragu terhadap sesuatu masalah yang lain dari kebiasaan, sehingga unsur-unsur tersebut mendorong orang untuk saling mempertentangkannya. Pendapat yaitu suatu pernyataan mengenai masalah yang controversial (permasalahan yang bertentangan) atau An opinion is some expression on controversial point. KELOMPOK SOSIAL TIDAK TERATUR Masyarakat manusia terdiri dari dua kelompok besar, yang masing-masing dapat disebut sebagai kelompok teratur dan kelompok tidak teratur. Masyarakat kelompok teratur memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Memiliki struktur organisasi, yang menunjukkan bentuk organisasai, apakah vertikal atau horisontal; apakah organisasi lini/linear/militer, dengan kejelasan jalannya komunikasi dari atas ke bawah, atau sebaliknya. 2. Jalur komando dan pertanggung jawabannya jelas apakah merupakan organisasi staf. 3. Memiliki pimpinan, yang dapat mengarahkan dan menggerakkan organisasi tersebut. 4. Memiliki anggota/bawahan yang akan digerakkan untuk mencapai tujuan dan citacita. 5. Memiliki tujuan yang hendak dicapai. 6. Memiliki norma yang mengatur gerak dan ketertiban organisasi dalam perjalanan menuju dan mencapai sasaran yang didambakan. Contoh kelompok masyarakat teratur adalah keluarga, lembaga, organisasi: pemerintah, sekolah, olah raga dan lain-lain
Setelah membicarakan kelompok masyarakat teratur, selanjutnya secara garis besar menguraikan kelompok masyaakat tidak teratur, seperti kerumunan, publik, dan massa . Dari segi

karakteristik, masyarakat teratur secara umum dicirikan sama atau memiliki kemiripan dan keteraturan. Sedangkan pada masyarakat tidak teratur, karakteritiknya melekat pada masingmasing kelompok yang menjadi cirri khasnya. Uraiannya adalah sebagai berikut : Kerumunan (crowd) Adalah sangat sukar untuk menerima suatu pendapat yang mengatakan bahwa sekumpulan manusia semata-mata merupakan koleksi dari manusiamanusia secara fisik belaka. Setiap kenyataan adanya manusia berkumpul, sampai batas-batas tertentu, juga menunjuk pada adanya suatu ikatan social tertentu. Walaupun mereka saling berjumpa dan berada di satu tempat secara kebetulan, misalnya di stasiun kereta api, kesadaran akan adanya orang lain telah membuktikan bahwa ada semacam ikatan sosial. Kesadaran tersebut menimbulkan peluang-peluang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain yang berada di tempat yang sama. Suatu kelompok manusia tidak hanya bergantung pada adanya interaksi-interaksi, tetapi juga karena adanya pusat perhatian yang sama. Suatu ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Sedikit banyaknya batas kerumunan adalah sejauh mata dapat melihatnya dan selama telinga dapat mendengarnya. Kerumunan tersebut segera mati setelah orang-orangnya bubar, dan karena itu kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (tempores). Kerumunan jelas tidak terorganisasikan. Ia dapat mempunyai pimpinan, tetapi ia tak mempunyai sistem pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial. Artinya, pertama-tama

adalah bahwa interaksi di dalamnya bersifat spontan dan tidak terduga, kedua adalah orangorang yang hadir dan tidak terkumpul mempunyai kedudukan sosial yang sama. Identitas sosial seseorang biasanya tenggelam apabila orang yang bersangkutan ikut serta dalam suatu kerumunan. Seorang guru, mahasiswa, pedagang, pegawai, dan sebagainya yang sama-sama menunggu bis, mempunyai kedudukan yang sama. Demikian pula apabila orang-orang tersebut menonton beraksinya seorang tukang obat, sedang antri karcis bioskop, menunggu giliran diperiksa dokter, dan sebagainya. Suatu kerumunan mudah sekali beraksi karena individu-individu yang berkumpul mempunyai satu pusat perhatian, dan keinginankeinginan mereka akan tersalurkan dengan mengadakan suatu aksi. Orang-orang dalam kerumunan tadi akan mudah sekali meniru tingkah laku orang-orang lain yang sekerumunan, dan tingkah laku tadi mendapat dorongan dari semuanya. Puncak aksi-aksi tersebut akan dilalui apabila secara fisik mereka sudah lelah dan tujuan bersamanya tercapai. Kadang kala sumber sugesti untuk berbuat datang dari individu tertentu yang berada dekat pusat perhatian kerumunan tersebut. Sering dikatakan kerumunan timbul dalam celah-celah organisasi sosial suatu masyarakat. sifatnya yang sementara tidak memungkinkan terbentuknya tradisi dan kebudayaan yang tersendiri. Alat-alat pengendalian sosial juga tidak dipunyainya karena sifatnya yang spontan. Bahkan norma-norma dalam masyarakat sering membatasi terjadinya kerumunan. Masyarakat-masyarakat tertentu melarang atau membatasi diadakannya demonstrasi. Ada pula usahausaha preventif terhadap terjadinya panik di antara penontonpenonton pertandingan-pertandingan olah raga apabila terjadi suatu hal, dan sebagainya. Memang, suatu kerumunan yang sudah beraksi mempunyai kecenderungan utnuk merusak. Kerumunan lebih suka merusak daripada membangun sesuatu. Pendeknya, banyak bukti bahwa kerumunan dianggap sebagai gejala sosial yang kurang disukai dalam masyarakat-masyarakat yang teratur. Akan tetapi sebaliknya, kerumunan juga dapat diarahkan keapda tujuan-tujuan baik seperti, misalnya, yang dilihat pada kumpulan manusia yang menghadiri suatu khotbah keagamaan. Dengan demikian, secara garis besar dapat dibedakan antara: pertama, kerumunan yang berguna bagi organisasi sosial masyarakat serta yang timbul dengan sendirinya tanpa diduga sebelumnya; keduanya, pembedaan antara kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan-keinginan pribadi. Atas dasar pembedaan-pembedaan tersebut dapat ditarik suatu garis mengenai bentuk-bentuk umum kerumunan sebagai berikut: a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial.

b. Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences), yaitu kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif. Contohnya adalah penonton-penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan, dan sebagainya. c. Kelompok ekpresif yang telah direncanakan (planned expressive group), yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaannya sehari-hari. Contohnya orang yang berpesta, berdansa, dan sebagainya. d. Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds) e. Kumpulan yang kurang menyenangkan (Inconvenient aggregations), yaitu orangorang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis, dan sebagainya. Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang. f. Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Dorongan-dorongan dalam diri individu-individu dalam kerumunan tersebut mempunyai kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik. g. Kerumunan penonton (spectator crowds) yang terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hamper sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya tak terkendalikan h. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lawless crowds) i. Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs); kerumunan kerumunan semacam ini bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan normanorma yang berlaku dalam masyarakat. Biasanya kumpulan orang-orang tersebut bergerak karena merasakan bahwa hak-hak mereka diinjak-injak atau karena tak adanya keadilan. j. Kerumunan yang bersifat imoral (immoral crowds): Hampir sama dengan kelompokkelompok ekspresif, tetapi bedanya adalah bahwa yang pertama bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat. Contohnya adalah orang-orang yang dalam keadaan mabuk-mabuk Publik (Public)

Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti, misalnya, pembicaraan-pembicaraan secara pribadi yang berantai, melalui desa-desus, melalui surat kabar, radio, televisi, film dan sebagainya. Alat-alat penghubung semacam tadi lebih memungkinkan suatu publik untuk mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya. Akan tetapi, karena jumlahnya yang sangat besar, tak ada pusat perhatian yang tajam, dan karena itu kesatuan juga tak ada. Setiap saksi dari publik diprakarsai oleh keinginan individual (misalnya pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan ternyata bahwa individu-individu dalam suatu publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya, dan juga masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi daripada mereka yang tergabung dalam kerumunan. Dengan demikian tingkah laku pribadi dari kelakuan public didasarkan pada tingkah laku atau perilaku individu. Untuk memudahkan mengumpulkan public tersebut dipergunakan cara-cara dengan

menggandengkannya dengan nilai-nilai sosial atau tradisi masyarakat yang bersangkutan, ataupun dengan menyiarkan pemberitaan-pemberitaan,baik yang benar-benar maupun yang palsu sifatnya. Publik lebih khusus dan merupakan suatu gejala zaman modern yang dihasilkan oleh media massa (alat-alat komunikasi modern). Tetapi publik lebih spesifik daripada massa dalam arti bahwa minat ditujukan kepada persoalanpersoalan tertentu. Minat yang khusus ini sedikitbanyak menimbulkan spesialisasi dan keahlian terhadap suatu tempat. Tetapi, hal terakhir ini tidak khas karena media massa melahirkan publik-publik luas yang tidak berkumpul. Jadi, sifat khas dari suatu publik adalah sikapnya yang lebih spesialis, rasional, dan kritis. Jadi, publik lebih spesialistis lebih cerdas dan ahli tentang persoalan daripada massa, dan lebih rasional sertakurang emosional daripada crowd. Publik dapat didefinisikasi sebagai sejumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan, atau kegemaran yang sama. Ada banyak publik di zaman modern. Untuk memahaminya dipersilakan mengikuti program radio, televisi, atau rubrik-rubrik surat kabar, film. Sekian banyak persoalan, kepentingan, kegemaran, maka sekian banyak pula yang terdapat dan tersebar di segala pelosok. Mereka mengikuti semua segi dengan penuh perhatian melalui media massa. Tetapi adanya minat yang sama, tidaklah harus berarti pendapat yang sama. Mereka bisa saja mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pendapat pikirannya, pengalamannya, dan persepsinya masing-masing. Sebaliknya, publik pun mengenal diskusi yang menghadirkan sikap/pendapat yang pro dan kontra terhadap persoalan

tertentu. Diskusi adalah pembicara dari kelompok orang (dua atau lebih) yang bertujuan memecahkan suatu masalah. Mereka saling mengemukakan argumentasi/alasan-alasan untuk kemudian mencapai suatu titik temu. Dalam diskusi pun terdapat proses memberi dan menerima atau give and take untuk mencapai suatu pendekatan dan pertemuan pikiran guna berakhir dengan suatu kesepakatan. Adanya suatu persoalan baru menghendaki pemecahan terhadap persoalan itu. Tetapi, mengenai cara pemecahan itu belum ada tradisi, belum ada peraturan, belum ada pengalaman. Oleh karena itu, sejumlah orang yang berminat, yang merasa tertarik kepada persoalan tersebut dengan hasrat mencari suatu jalan keluar dan mewujudkan tindakan kongkret, dapat disebut atau dinilai sebagai publik aktif. M a s s a (Mass) Menyamaratakan massa dengan crowd, sebagai dilakukan oleh Leben dan sarjanasarjanalain di masa lampau, kurang tepat. Leopold von Wiese sudah jelas membedakan diantara massa kongkret dan massa abstrak (yang tidak nampak/kelihatan). Di sinilah perbedaan yang khas diantara kerumunan dan massa. Kerumunan adalah kumpulan orang banyak. Tetapi peranan massa lebih spesifik suatu gejala zaman modern yang timbul karena kegiatan sarana di bagian komunikasi modern: pers, film, radio, televisi, sekalipun unsur massa tentu saja sudah ada di zaman dahulu. Massa dimaksud antara lain orang banyak yang berkumpul disuatu tempat tertentu, dan mengikuti kejadian dan peristiwa yang penting, seperti massa penonton sepak bola piala dunia di stadion-stadion di Meksiko. Dalam massa, para oknum terpisah satu sama lain. Oleh karena itu, para individu tidak bertindak secara otomatis, sebagai suatu jawaban atas sugesti, tidak kehilangan kesadaran akan diri sendiri, dan masing-masing tetap mengingat kepentingannya. Dalam pada itu, kepentingan orang banyak itu dapat bertemu dan dalam hal demikian dilahirkan suatu pengaruh yang amat kuat. Misalnya, massa dapat memberi dorongan yang amat kuat kepada suatu partai politik, atau dapat melumpuhkannya, yaitu bergantung kepada pendiriannya. Dalam masyarakat modern, dengan kota besarnya dan industri serta perusahaan lain yang raksasa, faktor massa bertambah penting. Hal ini disebabkan pula oleh faktor-faktor yang melepaskan makin banyak orang dari kelompok lokal dan kebudayaan lokalnya. Pendidikan modern, radio, film, pers, pengangkutan modern, migrasi, semua in merupakan kekuatan yang mendorong orang menyesuakan diri dengan dunia yang lebih luas. Contoh-contoh massa :

Massa yang berkelahi di Stadion Heysel (belgia), tanggal 29 Mei 1985 menjelang pertandingan final Eropa Champions Cup akhir bulan Mei 1985, yang telah menelan korban 38 orang tewas dan ratusan luka-luka berat/parah dan ringan. Massa penonton di Jl. Asia Afrika sewaktu pertunjukan seni massal yang dilangsungkan sewaktu peringatan 30 tahun koprensi Asia Afrika pertengahan bulan Mei 1985. Massa pengunjung Pelud Cengkareng awal bulan April 1985 pada waktu dimulai pengoperasian lapangan udara itu. Massa yang menghadiri rapat kampanye Pemilu dari para kontestan Pemilu pada tahun 1977. Massa pengunjung Pekan Seni Bandung April 1985 Massa penonton kebakaran Pasar Kosambi, Bandung pada bulan April 1985. Para pembaca surat kabar, pendengar radio, pirsawan televisi, penonton film yang tersebar di seluruh tanah air merupakan massa abstrak untuk komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya di Ibu Kota, Jakarta. Para komunikan tidak berhadapan muka dengan komunikator, demikian pula sebaliknya, sehingga mereka satu sama lain tidak bisa berinteraksi. Itulah sebabnya dalam komunikasi massa umpan balik atau feedback nya selalu bersifat tertunda atau delayed. Massa penonton balapan sepeda Tour de Java yang berduyun-duyun di sepanjang jalan Jakarta Sukabumi Cirebon Surabaya bulan April 1985. Audiens (Audience) Mengenai audience ini banyak sarjana yang menyamakan dengan publik. Seorang sarjanabernama La Pierre & Farnsworth membedakan dan membandingkan audience dengan publik. Publik menunjukkan sejumlah orang yang berada dalam situasi kontak jauh atau interaksi terjadi secara tidak langsung yang biasanya melalui media massa. Hal ini sama dengan pendapat Soerjono Soekamto SH, MA. Sedangkan audience berada dalam situasi kontak langsung dan tidak langsung tersebut terutama dalam peninjauan ilmu komunikasi membawa perbedaan dalam ciri-ciri maupun dalam komunikasi antara komunikator dan komunikan. Dengan demikian apabila kita kurang waspada memang cukup membingungkan antara audience dengan massa yang terlihat, antara publik dengan massa yang tak terlihat. Ditinjau dari kepentingan komunikasi, penguasaan tehadap publik yang jumlahnya begitu besar dan tidak terbatas itu lebih sukar daripada penguasaan terhadap audience. Feedback atau arus balik atau umpan balik pada waktu berhadapan secara langsung dengan audience dapat segera diketahui, sedangkan umpan balik dari publik tidak dapat segera diketahuileh komnikator. Dalam pratek pendapat La Pierre & Farnswort tersebut diatas tidak banyak dipakai sebab kebanyakan oang menyebut pembaca surat kabar, pendengar siaran radio atau pirsawan televisi sebagai audience, sedangkan para penonton yang berada dalam

kontak langsung juga sering disebut sebagai audience pula. Namun demkian sebagai orang yang mempelajari ilmu komunikasi kita harus dapat membedakan berbagai istilah yang dalam masyarakat sering dicampuradukkan

Referensi Abdurrahman, Oemi. 1990. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remadja Karya Arifin, Anwar. 2010. Opini Publik. Jakarta: Gramata Publishing. Oli, Helena dan Novi Erlita. 2011. Opini Publik. Jakarta: PT. Indeks. Sastropoetro, Santoso. 1987. Komunikasi Sosial, Bandung: Remaja Karya. Sunarjo, Djoenaesih S. 1984. Opini Publik, Yogyakarta: Liberty.

Anda mungkin juga menyukai