Sumber Sari, Kabawetan, Kepahiang

desa di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu

Sumber Sari adalah sebuah desa yang terdapat di Kecamatan Kabawetan, Kepahiang, Bengkulu.

Sumber Sari
Negara Indonesia
ProvinsiBengkulu
KabupatenKepahiang
KecamatanKabawetan
Kode Kemendagri17.08.06.2011 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 3°34′37.200″S 102°38′2.400″E / 3.57700000°S 102.63400000°E / -3.57700000; 102.63400000


Pranala luar

sunting

1. Letak Geografis

sunting

Desa Sumber Sari merupakan salah satu desa dengan luas wilayah 217 ha yang terletak di Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Sebagian besar wilayah Dusun Galan terdiri dari perkebunan. Desa Sumber Sari berada pada jarak kurang lebih 5 KM dari ibu kota kecamatan. Batas wilayah Desa Sumber Sari yaitu meliputi:

a. Sebelah Utara: Desa Bukit Sari

b. Selatan Selatan: Desa Mekar Sari

c. Sebelah Barat: Kawasan Bukit Kaba

d. Sebelah Timur: Desa Suka Sari

2. Potensi Desa Sumber Sari

sunting

a. Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

Desa Sumber Sari memiliki kurang lebih 272 kepala kelurga dengan golongan ekonomi menengah ke bawah, mayoritas masyarakat Desa Sumber Sari bekerja sebagai petani dengan jumlah 618 jiwa, selebihnya pedagang, PNS, Polisi dan pertukangan. Terdapat beberapa organisasi yang dijalankan di desa Sumber Sari yaitu RISMA Masjid Baiturrahim, karang taruna dan PKK. TPA dilaksanakan dilaksanakan setiap hari kecuali hari minggu, namun remaja masjid sedikit fakum. Masyarakat Desa Sumber Sari mayoritas menganut agama Islam dan ada sedikit yang menganut agama kristen. Desa Sumber Sari dilengkapi dengan fasilitas ibadah diantaranya satu buah masjid bernama Masjid. Desa Sumber sari memiliki kelompok kesenian Jathilan yang berjumlah 3 kelompok diikuti oleh remaja dan bapak-bapak. Kelompok Jathilan tersebut sering tampil pada acara-acara di dalam maupun sekitar Desa Sumber Sari. Pada saat Agustus-an ataupun hajatan pernikahan tidak jarang kelompok Jathilan tersebut tampil. Selain jathilan ada juga kesenian Robana/Qosidah yang diikuti oleh ibu-ibu pengajian, Campur Sari satu regu, dan Hadroh yang di ikuti oleh kalangan bapak-bapak dan pemuda desa Sumber Sari. Kesenian Hadroh ini latihan rutin setiap satu minggu sekali, tepatnya malam minggu yang bertempat di Masjid Baiturrahim. Kelompok Hadroh ini tampil ketika ada acara hajatan berupa resepsi pernikahan, maupun resepsi khitanan dan lain sebagainya.

b. Bidang Pendidikan

Desa Sumber Sari memiliki satu sekolah PAUD, satu SD dan satu SMP yakni PAUD Anak Bangsa, SDN 03 Kabawetan dan SMPN 01 Kabawetan. Ketiga tempat pendidikan tersebut dilaksanakan setiap hari Senin sampai hari sabtu.. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara Pak Ponijo, Kepala Desa Sumber Sari pada umumnya sudah sadar akan pentingnya pendidikan.

c. Bidang Kesehatan

Pelayanan bidang kesehatan yang ada di desa Sumber Sari yakni PUSKESDES Sumber Sari, dan Posyandu. Posyandu ini diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Posyandu dikelola oleh petugas PUSKESDES dankader-kader yang telah terpilih. Posyandu ini diperuntukkan untuk balita.

d. Bidang Olahraga

Pada bidang olahraga, Desa Sumber Sari memiliki 1 Lapangan Sepak Bola di dekat SDN 03 Kabawetan, 1 lapangan badminton dan 2 lapangan voly.

3. Kondisi Potensi Desa Sumber Sari

sunting

Desa sumber sari merupakan desa yang memiliki ketinggian tempat kurang lebih 900 s/d 1000 m dpl, dengan suhu udara rata-rata 22/23 derajat Celcius. Dalam hal ini tidak heran jika desa sumber sari berpotensi didalam bidang Peternakan dan Pertanian. Bidang peternakan di Desa Sumber Sari diantaranya Sapi, Kerbau dan Kambing. Sedangkan di bidang Pertanian meliputi Tanaman Holtikultura, Kopi Sambung Robusta dan Kopi Arabika.

4. Sarana dan Prasarana

sunting

a. Sarana Peribadatan

sunting
  • Masjid: 1 Unit (Masjid Baiturrahim)
  • MDTA: 1 Unit (MDT Al-Hidayah)

b. Sarana Kesehatan

sunting
  • Puskesmas: 1 Unit
  • Polindes: 1 Unit

c. Sarana Pendidikan

sunting
  • Gedung SD: 1 Unit (SDN 03 Kabawetan)
  • Gedung SMP: 1 Unit (SMPN 01 Kabawetan)
  • Gedung PAUD: 1 Unit (PAUD Anak Bangsa)

d. Sarana Olahraga

sunting
  • Lapangan Bola Kaki: 1 Unit
  • Lapangan voly: 2 Unit
  • Lapangan Badminton: 1 Unit

5. Peruntukan dan Transportasi

sunting

a. Peruntukan

sunting
  • Jalan: 15.000 m
  • Ladang: 83,75 ha
  • Bangunan umum: 7 ha
  • Pemukiman Penduduk: 17 ha
  • Pemakaman umum: 0, 25 ha
  • Tegalan: 23 ha
  • Lahan Perkebunan: 83 ha

b. Transportasi

sunting
  • Kendaraan Umum: 11 mobil
                                                      125 motor
                                                       5 sepeda

6. Pola Kehidupan Masyarakat

sunting

Masyarakat desa Sumber Sari mayoritas bermata pencarian sebagai petani, tanaman pertanian yang sedang diunggulkan di desa sumber sari ini diantaranya tanaman Holtikultura seperti sayur-sayuran, kopi sambung robusta dan kopi arabika. Kebiasaan masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani ini dari pagi hari hingga sore hari tidak terdapat di rumah, kebanyakan pergi ke kebun setiap hari kecuali hari kamis. Disamping sebagai petani warga Sumber Sari mayoritas memelihara hewan ternak. Hewan ternak yang sering dipelihara biasanya berjenis hewan ruminansia seperti kerbau, sapi, dan kambing.

Tingkat pendidikan masyarakat desa Sumber Sari ini mayoritas lulusan Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah kurang lebih 618 jiwa, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 150 jiwa, Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 70 jiwa perguruan tinggi tingkat strata berjumlah 11 jiwa dan Pasca Sarjana berjumlah 1 jiwa.

Mengenai akses jalan dari desa Sumber Sari menuju kabupaten kepahiang sudah cukup bagus. Jarak dari desa induk ke kecamatan ±5000 m, jarak ke kecamatan ±12000 m, jarak ke kabupaten ±12000 m. Lintasan jalan yang digunakan untuk transportasi dan kegiatan sehari-hari telah di aspal dan cor semen oleh kepala desa jauh sebelum mahasiswa kuliah kerja nyata datang. Namun lintasan tanjakan dan turunan yang dikarenakan memang daerah gunung membuat masyarakat harus merogoh kocek lebih untuk bensin kendaraan. Akan sangat susah jika hasil panen dan hasil jual tidak sebanding ditambah transportasi yang tinggi membuat masyarakat kurang bersemangat untuk berkebun.