Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan.[1] Dalam pembahasannya sosial dan ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda.[2] Dalam konsep sosiologi manusia sering disebut dengan makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan masyarakat.[2]Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan.[3]

Faktor penentu

sunting
 
Kurang meratanya pendidikan merupakan salah satu penyebab buruknya sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat yaitu:[3][4][5][6][1]

  1. Tingkat pendidikan.
  2. Jenis pekerjaan.
  3. Tingkat pendapatan.
  4. Keadaan rumah tangga.
  5. Tempat tinggal.
  6. Kepemilikan kekayaan.
  7. Jabatan dalam Organisasi.
  8. Aktivitas ekonomi

Kondisi sosial ekonomi Indonesia masa sekarang

sunting

Dilihat sejak masa kolonialisme, pendidikan dianggap sebagai faktor penting untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.[4] Masyarakat Indonesia yang biasa dikenal dengan penduduk pribumi pada masa kolonial mendapat kesempatan untuk menyekolahkan anak-anaknya, meskipun masih banyak keterbatasan karena adanya pembedaan perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan jenjang pendidikan pada masa kolonial pada umumnya membuat peluang masyarakat untuk memperoleh pekerjaan lebih sedikit sehingga berdampak pada pandapatan yang mempengaruhi kesejahteraan.[4]

Struktur sosial ekonomi pemerintahan Hindia Belanda

sunting
  • Terdapat pembedaan perlakuan dalam fasilitas pendidikan
  1. Masyarakat pribumi memperoleh fasilitas berbeda dengan kelompok timur asing Tiongkok, India, dan Arab, apalagi dengan kelompok Eropa
  2. Perbaikan dilalui melalui politik etis
  1. Dualisme perekonomian yaitu adanya dua sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat yaitu antara sistem ekonomi tradisonal dan modern
  2. Perbedaan ekologi: Inner indonesia >< outer island
  3. Hubungan dengan negara maju: berhubungan dekat dan belum berhubungan.

Dalam perkembangannya kegiatan ekonomi lebih berkembang di pulau Jawa dan sedikit di pulau lainya seperti Sumatra dan Kalimantan.[4] Pembangunan regional di Indonesia pada tahun 1960-an digambarkan sebagai pembangunan sosial ekonomi yang dramatis.[4] Sementara itu terlihat jelas terdapat kesenjangan ekonomi yang serius antar wilayah, dengan ditandai tidak meratanya pembangunan antara wilayah Jawa dan di luar pulau Jawa.[4]

Struktur sosial ekonomi era Orde baru

sunting
  • Kabinet Ampera.[4]
  1. Program pembangunan dilaksanakan sistematis melalui rencana pembangunan lima tahun
  2. Dibidang pendidikan jumlah anak yang dapat bersekolah terus meningkat walaupun tidak semua penduduk mendapatkannya karena kurang meratanya pendidikan bedasarkan wilayah ataupun tingkat ekonomi.
  3. Dibidang ekonomi pemerintah lebih memperhatikan pembangunan di daerah dengan ditandai dipegangnya kepemimpinan tunggal di daerah oleh Gubernur
  4. Adanya dominasi kegiatan ekonomi di pulau jawa dan lebih sedikit dipulai lain.

Dari awal kemerdekaan sampai era reformasi kesenjangan antar provinsi masih terlihat dalam hal ini diukur dari tingkat harapan hidup, tingkat pendidikan, pembangunan serta pendapatan.[4] Dalam hal pembangunan sosial ekonomi yang tidak merata menyebabkan tingkat kemiskinan yang masih tinggi khususnya di Indonesia.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ a b I Wayan Gede Astrawan.2014.Jurnal Penelitian Analisis Sosial Ekonomi Penambang Galian C di Desa Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Sarang Asem.3
  2. ^ a b Waluya, Bagja (2007). Sosiologi. Bandung: PT Setia Purna Inves. hlm. 85-86. 
  3. ^ a b T.Gilarso.2004.Pengatar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta:Kanisius.42-47
  4. ^ a b c d e f g h Paulus Wirutomo.2012.Sistem Sosial Indonesia.Jakarta:Universitas Indonesia.60-65
  5. ^ a b Muhammad Ali.2009.Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional.Jakarta:Grasindo .83
  6. ^ Abdulsyani.1994.Sosiologi Skematika.Jakarta:Bumi Aksara .48