Sauk, Lolak, Bolaang Mongondow

desa di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara

Sauk adalah sebuah desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.

Sauk
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenBolaang Mongondow
KecamatanLolak
Kode pos
95761
Kode Kemendagri71.01.12.2010 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 0°45′17.96″N 123°57′33.77″E / 0.7549889°N 123.9593806°E / 0.7549889; 123.9593806


Etimologi

sunting

Sebelum diberi nama Desa Sauk, dahulunya nama asli desa ini adalah "Sarlugo" yang diambil dari bahasa suku Bolango yang berarti Air. Hal ini disebabkan karena di wilayah ini saat musim penghujan tiba maka sebagian datarannya digenangi air.

Menurut para tetua adat, hal ini terjadi karena didaerah ini banyak ditemui mata air yang keluar dari dalam tanah terutama dari kaki gunung, bahkan apabila musim penghujan tiba sering kali jalan air berpindah-pindah dan banyak terdapat kolam-kolam kecil yang digenangi air, oleh sebab itu tempat ini dinamakan Sarlugo atau sauko yang artinya Air atau tanah yang digenangi air.

Asal-usul

sunting

Sebelum dijadikan pemukiman, Awalnya tempat ini adalah wilayah perkebunan suku bolango karena pada waktu itu pemukiman suku bolango masih berada di Ponangkilo. Pada tahun 1937 akhirnya suku bolango menjadikan tempat ini sebagai pemukiman atau perkampungan dengan dipimpin oleh tiga tetua kampung yaitu Abdullah Razak Latif Gobel, Dadai Latif Gobel dan Abdul Rasid Gobel. Pada tahun yang sama (1937) para tetua adat mengusulkan kepada pemerintah belanda yang dikenal dengan Chontroleur (sekarang Kotamobagu) lewat paduka Raja Bolaang Mongondow L.C Manoppo, dimana dalam usulan tersebut dikatakan jika kampung Ponangkilo akan dipindahkan ketempat yang bernama Sarlugo (Sauko) dengan alasan jika kampung ponangkilo tidak memungkinkan lagi dijadikan pemukiman/perkampungan karena kedudukannya sangat sempit dan lahan pertanian rakyat sebagian besar gunung. Dua tahun kemudian yaitu pada awal tahun 1939, kampung ponangkilo mendapatkan persetujuan dari pemerintah untuk pindah ke tempat yang bernama Sarluko atau Desa Sauk sekarang, penduduknya pada waktu itu baru berjumlah 123 jiwa dengan 24 Kepala Keluarga (KK) dan 41 orang penanggung pajak. Dibawah kepemimpinan seorang Kepala Desa (Sangadi) Abdullah Razak Latif Gobel dan merupakan Sangadi pertama yang memimpin desa sauk dari tahun 1939 sampai dengan 1941.

Administrasi

sunting

Sampai dengan saat ini sudah ada 12 Kepala desa yang pernah memimpin Desa Sauk, mulai dari Sangadi pertama Abdullah Razak Latif Gobel hingga Frans H Meleo yang memimpin dari tahun 2008 hingga sekarang ini.

Geografi

sunting

Batas-batas Desa Sauk yaitu, di Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Labuan Uki/laut, Sebelah selatan berbatasan dengan Pegunungan/hutan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Baturapa II, sedangkan di sebelah Barat berbatasan Desa Buntalo.

Demografi

sunting

Seiring berjalannya waktu, masyarakat Desa Sauk semakin hari semakin bertambah dan bukan hanya penduduk asli suku bolango yang tinggal disitu. Namun, berbagai suku mulai berdatangan diantaranya suku Sanger, Minahasa, Bugis, Mongondow dan Gorontalo. Namun rasa kekeluargaan, keakraban serta toleransi antar umat beragama tetap terjalin dengan sangat baik di desa ini.

Saat ini, Desa Sauk sudah didiami oleh 229 Kepala Keluarga, dengan jumlah penduduk sebanyak 881 jiwa. laki-laki 453 jiwa dan perempuan 428 jiwa, dengan jumlah kepadatan penduduk sekitar 87/Kilometer. Sebagian besar mata pencaharian warga desa ini adalah petani dan nelayan.

Referensi

sunting