Payung Teduh

Grup musik indie asal Indonesia

Parade Hujan (sebelumnya bernama Payung Teduh) merupakan band alternatif/indie Indonesia beraliran fusion antara folk, keroncong, dan jazz.

Parade Hujan
AsalIndonesia
GenreJazz, Folk, Keroncong, Pop, Indie pop
Tahun aktif2007–sekarang
LabelParara Records
Indie Records
Anggota
  • Alejandro Saksakame
  • Comi Aziz Kariko
  • Ivan Penwyn
  • Mohammad Istiqamah Djamad
Mantan anggota
  • Marsya Ditia

Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is (vokalis, gitaris) dan Comi (kontra bass). Pada tahun 2008, Payung Teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer, lalu mengajak Ivan sebagai pemain gitarlele dan pemain terompet. Pada tahun 2010, Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya. Angin Pujaan Hujan adalah lagu pertama yang memunculkan warna bermusik mereka.

Seiring berjalannya waktu, popularitas Payung Teduh mulai meningkat di kancah musik nasional berkat lagu-lagu mereka yang puitis dan disukai oleh para anak muda seperti Kucari Kamu, Berdua Saja, Menuju Senja, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan dan Akad. Ada juga lagu-lagu yang termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam.

Pada akhir tahun 2017, Mohammad Istiqamah Djamad (Is) memutuskan untuk keluar dari Payung Teduh karena dirinya sudah merasa tidak lagi sejalan dengan band.[1][2]

Pada tahun akhir tahun 2022, Mohammad Istiqamah Djamad (Is) memutuskan kembali ke band yang telah membesarkan namanya, kemudian grup band Payung Teduh mengubah nama grup bandnya menjadi Parade Hujan.[3]

Biografi

sunting

Angin Pujaan Hujan adalah lagu pertama yang memunculkan warna musik mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta lagu-lagu lain seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, termasuk karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang Gunung dan Laut, dan juga karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis di penghujung tahun 2010.

Genre musik yang dimainkan Payung Teduh tidak mempunyai batasan, musik yang dimainkan Payung Teduh adalah musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama dapat dikatakan karakter musik yang dibawakan Payung Teduh seperti musik pada era golden 60’s dengan balutan keroncong dan jazz. Apabila ditanya jenis musik apa yang diusung Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya pada pendengar. Artinya Payung Teduh tidak akan hanya berhenti di satu genre tertentu, akan tetapi yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki.

Pada tahun 2013, Payung Teduh merilis album studio kedua mereka yang berjudul Dunia Batas dengan label Ivy League Music yang merupakan sebuah label indie. Pada 11 November 2014, pihak Label mengumumkan link digital download album Dunia Batas ini dan pada tanggal 18-19 April 2015 album ini dirilis dalam bentuk kaset secara terbatas hanya 300 keping saja oleh Record Store Day Indonesia. Album Dunia Batas terdiri dari 8 lagu yaitu Berdua Saja, Menuju Senja, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, Rahasia, Angin Pujaan Hujan, Di Ujung Malam, Resah dan Biarkan.

Pada tahun 2015, Payung Teduh merilis lagu berjudul Masa Kecilku dan pada tahun 2016, Payung teduh kembali merilis album yang berjudul Live and Loud dan lagu dalam album tersebut diantaranya Menuju Senja, Kucari Kamu, Biarkan-Resah, Berdua Saja-Rahasia, Kita Adalah Sisa-Sisa Keihklasan Yang Tidak Diikhlaskan, Di Ujung Malam, Tidurlah, Cerita Tentang Gunung Dan Laut, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan dan Angin Pujaan Hujan.

Pada tahun 2017, Payung Teduh kembali merilis single berjudul "Akad" dan merilis album berjudul Ruang Tunggu. Lagu "Akad" kini dan album terbarunya sedang viral di dunia maya. Banyak pula orang yang mengcover lagu "Akad". Setelah merilis album terbarunya, Is dan Comi memilih hengkang dari Payung Teduh.

Setelah Hengkangnya Is sebagai Vokalis, Payung Teduh tidak berhenti berkarya. Dengan menggaet sang manager pada akhir tahun 2018, Payung Teduh membuat single terbaru berjudul "Sebuah Lagu", terlebih lagu ini sekaligus menjadi sebuah Original Soundtrack untuk film animasi buatan Disney yaitu "Wreck it Ralph 2" yang tayang pada awal tahun 2019. Ini juga pertama kalinya grup band asal Asia Tenggara menjadi soundtrack original film Disney.

Anggota

sunting
Saat ini
  • Muhammad Istiqamah Djamad – vokalis (2007–2017), (2022–sekarang)
  • Ivan Penwyn – trumpet, gitar lele (2007–sekarang)
  • Cito – drum (2007–sekarang)
  • Comi – contra bass (2007–2017), (2022–sekarang)
Mantan Anggota
  • Tia – vokalis (2018–2022)
Anggota tambahan
  • Sadrach Lukas - keyboard (2022-sekarang)

Diskografi

sunting

Album studio

sunting

Singel

sunting
Judul Tahun Album
"Akad" 2017 Ruang Tunggu
"Cerita Tentang Gunung dan Laut" 2017 Live At Yamaha Live And Loud
"Diam" 2018 Singel non-album
"Nanti" 2019
"Masa Kecilku"
(bersama Dian Pramana Poetra dan Pusakata)
"Renung" 2020
"Suar" 2021
"Datang" 2023
"Maka Diturunkanlah Hujan"
(bersama Adrian Yunan)
2024

Penghargaan dan nominasi

sunting
Tahun Penghargaan Kategori Penerima Hasil
2017 Anugerah Musik Indonesia Karya Produksi Alternatif/Alternatif Rock/Lintas Bidang Terbaik "Akad" Menang
2018 Indonesian Choice Awards Song of the Year Nominasi
Album of the Year Ruang Tunggu Nominasi
Anugerah Musik Indonesia Album Pop Terbaik Nominasi

Adaptasi

sunting

Pada tahun 2020 lagu Akad yang terdapat dalam album Ruang Tunggu (2017) menjadi inspirasi bagi pembuatan film dengan judul sama yang disutradarai oleh Reka Wijaya serta dibintangi oleh Kevin Julio, Indah Permatasari dan Mathias Muchus.[4]

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting