Paku Alam III
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam III dilahirkan pada (20 Desember 1827) merupakan adipati Pakualaman yang ketiga. Ia dilahirkan oleh permaisuri Paku Alam II GK Ratu Ayu.
Paku Alam III ꦦꦏꦸꦄꦭꦩ꧀꧇꧓꧇ | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat | |||||||
Adipati Kadipaten Pakualaman | |||||||
Bertakhta | 1858-1864 | ||||||
Penobatan | 19 Desember 1858 | ||||||
Pendahulu | Paku Alam II | ||||||
Penerus | Paku Alam IV | ||||||
Kelahiran | Gusti Pangeran Haryo Sasraningrat 20 Desember 1827 Kadipaten Pakualaman, Keresidenan Yogyakarta, Hindia Belanda | ||||||
Kematian | 17 Oktober 1864 Kadipaten Pakualaman, Keresidenan Yogyakarta, Hindia Belanda | (umur 36)||||||
Pemakaman | |||||||
| |||||||
Wangsa | Mataram | ||||||
Ayah | Paku Alam II | ||||||
Ibu | GKR Ayu | ||||||
Agama | Islam |
Penobatan
suntingSebelum menjadi penguasa kadipaten ia pernah membantu ayahnya mulai 1857. Setelah ayahnya mangkat pada 23 Juli 1859, GPH Sasraningrat ditahtakan pada 19 Desember 1858 dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat.
Sebagai Adipati Pakualaman
suntingSeperti mendiang ayahnya, Kepala Kadipaten Pakualaman ini juga gandrung akan kesusastraan. Ia sempat menulis beberapa karangan antara lain, Serat Darmo Wirayat, Serat Ambiyo Yusup (saduran ceritra Amir Hamzah) dan Serat Piwulang. Selain itu ia juga mengadakan kontak surat dengan para sastrawan Surakarta.
KGPA Surya Sasraningrat memiliki 10 putra-putri. Salah seorang putranya adalah KPH Suryaningrat. Pangeran ini merupakan ayah dari Soerjopranoto dan Ki Hajar Dewantoro (pendiri Taman Siswa dan menteri Pendidikan RI yang pertama). Puteranya yang lain adalah BRM. Suryohudoyo, yang merupakan kakek buyut dari Prof. Purnomo Suryohudoyo, guru besar biokimia di Universitas Airlangga, Surabaya.
Salah seorang putranya yang lain adalah KPH Sasraningrat. KPH Sasraningrat merupakan ayah dari R.A. Maria Soelastri Sasraningrat, pendiri Wanita Katolik Republik Indonesia.[1]
Mangkat
suntingPemerintahan KGPA Surya Sasraningrat tidak berlangsung lama karena ia mangkat pada 17 Oktober 1864 ketika berusia 37 tahun. Saat ia mangkat putra-putrinya semua masih kecil sehingga belum ada yang dapat menggantikannya. KGPA Surya Sasraningrat dimakamkan di Kota Gede Yogyakarta. Sampai saat mangkat ia secara resmi tidak menggunakan gelar KGPA Paku Alam III karena belum berusia 40 tahun. Gelar Paku Alam hanya dapat digunakan secara resmi oleh penguasa Kadipaten mulai usia 40 tahun. Namun peraturan ini banyak mengalami perubahan nantinya.
Referensi
suntingSoedarisman Poerwokoesoemo, KPH, Mr (1985) KADIPATEN PAKUALAMAN, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pranala luar
suntingGelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Paku Alam II |
Kadipaten Paku Alaman 1858-1864 |
Diteruskan oleh: Paku Alam IV |