Opitotonus adalah suatu sikap pada tubuh abnormal ketika posisi tubuh mengalami kaku dan melengkung ke belakang, kemudian dengan kepala tertekuk ke belakang.[1] Sumber lain menjelaskan bahwa Opitotonus adalah posisi yang tidak seimbang yang menjadi akibat kontraksi yang tidak henti-hentinya, jadi semua otot yang berlawanan semuanya, dan terjadinya kekejangan tubuh dengan ciri khas tulang punggung melengkung ke belakang, tungkai meregang, dan siku terlipat.[2][3] Keadaan ini terjadi pada penderita tetanusatau orang keracunan obat strikhnina, Untuk mengurangi gejala ini biasanya diberikan obat penenang dan pelemas otot.[3] Namun, untuk menghilangkannya diperlukan pengobatan terhadap penyebabnya.[3] Dalam kasus ini Jika penderita atau pasien dengan opistotonus terlentang, maka hanya bagian belakang kepala dan tumit yang menyentuh permukaan pendukung.[1] Terjadinya Opistotonus lebih sering ditemui pada bayi dan anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.[1] karena pada anak maupun bayi masih memiliki sistem saraf yang belum matang.[1] Obat-obatan seperti fenotiazin dan obat antipsikotik lainnya yang dikonsumsi oleh penderita sebelumnya, kemudian dari obat-obatan tersebut memiliki efek samping yang disebut reaksi dystonic akut.[1] Opistotonus merupakan bagian dari reaksi itu.[1] Dalam kasus yang jarang terjadi, banyak bayi yang lahir dari ibu yang minum alkohol dalam jumlah besar selama kehamilan, dan saat bayi terlahirkan dari rahim ibu yang minum alkohol tersebut kemungkinan besar memiliki opisthotonus karena withdrawal alkohol.[1]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d e f g "Sikap Tubuh Abnormal yang Menandai Kegawatan". Diakses tanggal 18 juni 2014.  [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Berhram Klirgman Arvin. Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: EGC. hlm. 1005. ISBN 9794484644. 
  3. ^ a b c "Opitotonus" (PDF). Diakses tanggal 18 Juni 2014. [pranala nonaktif permanen]