Mini Riset

Als docx, pdf oder txt herunterladen
Als docx, pdf oder txt herunterladen
Sie sind auf Seite 1von 19

ELEKTRODINAMIKA

MINI RISET

PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM MEDAN


MAGNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
D
I
S
U
S
U
N

Oleh
KELOMPOK 4

AISYAH NIM. 8176175001


DEWI RATNA P.SITEPU NIM. 8176175004
NAIMAH HASANAH NIM. 8176175010

Kelas : S-2 PEND. FISIKA Reg. A 2017


M.Kuliah : ELEKTRODINAMIKA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat-Nyalah
rekayasa ide ini dapat terselesaikan dengan baik. Mini riset ini disajikan sesederhana mungkin
untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi mini riset ini. Tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak, selaku dosen pengampu mata kuliah elektrodinamika sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Kami menyusun tugas ini berdasarkan yang ada guna melengkapi tugas yang diberikan
kepada kami oleh dosen pembimbing, mengingat kemampuan kami terbatas kami menyadari
bahwa riset mini ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan riset mini ini.

Medan, 20 November 2018

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ...................................................................................................... 2


Daftar Isi... .......................................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................5
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................…..5

BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................................................6


2.1 Medan Magnetik............................................................................................................6
2.2 Desain Alat Praktikum.................................................................................................10

BAB III. METODOLOGI...................................................................................................13


3.1 Metode Penelitian........................................................................................................13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................15

BAB IV. PENUTUP...........................................................................................................18


4.1 Kesimpulan..................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................…......19

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungan.
Praktikum tidak terlepas dari pembelajaran sains, khususnya fisika. Olehnya itu, belajar dengan
teori saja tidak cukup. Siswa membutuhkan praktikum untuk memecahkan masalah terutama
yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Inilah alasan penting, mengapa konsep yang
ada harus dijelaskan melalui praktikum. Berdasarkan, pelajaran yang sulit jika hanya dijelaskan
menggunakan teori siswa hanya akan mengingatnya dalam jangka waktu pendek. Disisi lain,
masalah lain yang juga akan muncul, banyak siswa mengalami kesalahan persepsi dalam
memahami. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan Sanjaya (2006) bahwa dengan pengalaman
yang didapatkan secara langsung melalui praktikum, kemungkinan kesalahan persepsi akan
dapat dihindari.
Praktikum dalam pembelajaran fisika merupakan suatu rangkaian kegiatan pembuktian dan
pengembangan konsep fisika yang telah dipelajari secara abstrak melalui buku, internet dan
pembelajaran di kelas. Hal ini perlu dilakukan dengan harapan selain memiliki pengetahuan yang
bersifat abstrak, siswa juga memiliki pengalaman penerapan pengetahuan secara nyata berupa
praktikum yang dilakukan di sekolah, sehingga yang terjadi bukan hanya sebatas mengingat ilmu
pengetahuan (konsep, fakta-fakta, dan prinsip), namun lebih pada pemahaman terhadap ilmu
pengetahuan tersebut.
Dalam pembelajaran fisika pendekatan scientific atau ilmiah melalui kegiatan demonstrasi
dan eksperimen (praktikum) menjadi suatu hal yang penting, namun faktanya proses yang
mengarah kepada pendekatan inquairy tersebut jarang sekali dilakukan, dari data yang didapat,
melalui survei disejumlah sekolah dijakarta diketahui bahwa sekitar 44,4% sekolah melakukan
kegiatan praktikum kurang dari tiga kali persemesternya bahkan sekitar 50.2% sekolah tidak
melakukan praktikum sama sekali sepanjang semesternya. Medan magnet merupakan materi
fisika yang diajarkan pada KD 3.6 dan 4.6 di kelas XII SMA pada kurikulum 2013. Sesuai
dengan kompetensi dasar ranah pengetahuan, siswa diharapkan mampu menganalisis induksi
4
magnet dan gaya magnet diberbagai produk teknologi serta dalam ranah penerapan pengetahuan,
siswa diharapkan mampu mengamati induksi magnet dan gaya magnet disekitar kawat berarus.
Dari hasil survei yang dilakukan dibeberapa sekolah di Jakarta didapatkan data bahwa 73,3 %
siswa dan guru menyatakan materi medan magnet merupakan materi yang sulit dipahami dan
dari beberapa siswa SMA kelas XII yang diberikan sejumlah persoalan tentang medan magnet
hanya sekitar 28% siswa saja yang mampu menjawab dengan tepat, hal ini diperkuat oleh data
dari hasil Ujian Nasional (UN) 2012/2013 bahwa sekitar 64,53 % untuk DKI Jakarta dan 51,30
% untuk nasional yang menguasai materi tersebut. Selain itu sekitar 75,6 % guru mengajarkan
konsep medan magnet dengan materi ceramah dan hanya sekitar 2,22% guru yang melakukan
praktikum, hal ini dikarenakan keterbatasan dan kekurang efektifan alat praktikum sehingga
kurang mampu memperlihatkan berbagai variabel yang mempengaruhi medan magnet akibat
kawat berarus. Pada dasarnya proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
metode apapun, namun proses pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses dan
kecakapan hidup hanya akan terwujud melalui kegiatan praktikum dengan menggunakan metode
eksperimen, sehingga diperlukan alat praktikum yang efektif dan efisien dalam proses
pembelajaran. Melihat hal tersebut peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang
“Pengemebangan Alat Praktikum Medan Magnet Sebagai Sedia Pembelajaran Fisika SMA”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana cara mengembangkan alat praktikum fisika materi medan magnet ?
b. Bagaimana kelayakan alat praktikum fisika materi medan magnet ?
c. Bagaimana menganalisa besaran medan magnet yang diakibatkan oleh kawat loop
melingkar berarus pada materi medan magnet ?

1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan proyek ini adalah :
a. Mengetahui cara mengembangkan alat praktikum fisika materi medan magnet ?
b. Mengetahui bagaimana kelayakan alat praktikum fisika materi medan magnet ?
c. Menganalisa besaran medan magnet yang diakibatkan oleh kawat loop melingkar
berarus pada materi medan magne

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Medan Magnetik
Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang menjadikan bendabenda tertentu
mengalami gaya magnet. Sumber medan magnet yang paling awal dikenal adalah magnet
permanen. Sekarang ini sumber medan magnet selain dari magnet permanen banyak sekali
jenisnya, salah satu sumber medan magnet lainnya adalah dari aliran arus yang mengalir dalam
kumparan. Sumber medan magnet dibedakan menjadi dua yaitu sumber medan magnet statik dan
sumber medan magnet dinamik. Sumber medan magnet statik disebabkan oleh magnet permanen
dan arus DC. Sedangkan sumber medan magnet dinamik (Dynamic Magnetic Field) disebabkan
arus AC dan medan listrik dinamik. Bumi sendiri merupakan sumber medan magnet statik alami
yang membentang dari utara ke selatan. Selain bumi sebagai sumber medan magnet statik alami
banyak sumber medan magnet statik lain yang diciptakan oleh manusia. Meskipun sumber
kelistrikan menggunakan arus AC tapi berbagai alat kebutuhan manusia itu menggunakan arus
DC dan menghasilkan medan magnet statik.Sumber medan magnet statik dalam kehidupan
sehari-hari contohnya seperti peralatan elektronik, alat-alat kesehatan, alat transportasi dan lain-
lain.
Selanjutnya, secara teoritis laplace (1749 – 1827) menyatakan bahwa kuat medan magnet
atau induksi magnet di sekitar arus listrik sebagai berikut :
1. Berbanding lurus dengan arus listrik
2. Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar
3. Berbanding terbalik dengan kuadrat arak suatu titik dari kawat penghantar itu
4. Arah induksi magnet tersebut tegak lurus dengan bidang yang dilalui arus listrik.

2.1.1 Induksi magnetik di sekitar arus lurus.


Besar induksi magnetik di titik A yang jaraknya a dari kawat sebanding dengan kuat arus
dalam kawat dan berbanding terbalik dengan jarak titik ke kawat.

6
B=
 0
.
I
2  .a

B dalam W/m2
I dalam Ampere
a dalam meter
B B I
Kuat medan dititik H = = =
  r .
0
2 . a

r udara = 1

 i
Jika kawat tidak panjang maka harus digunakan Rumus : B  0
(cos 1  cos 2 )
4  a
2.1.2 Induksi Induksi magnetik di pusat arus lingkaran.

Titik A berjarak x dari pusat kawat melingkar besarnya induksi magnetik di A dirumuskan :
Jika kawat itu terdiri atas N lilitan maka :

 a. I . N  a2 . I. N
B= 0
. . sin  1 atau B= 0
.
2 r2 2 r3

Induksi magnetik di pusat lingkaran.


Dalam hal ini r = a dan  = 900
Besar induksi magnetik di pusat lingkaran.

7
B=
 0
.
I. N
2 a

B dalam W/m2.
I dalam ampere.
N jumlah lilitan.
a jari-jari lilitan dalam meter.
Arah medan magnetik dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan.

Jika arah arus sesuai dengan arah melingkar jari tangan kanan arah ibu jari menyatakan arah
medan magnet
.
Solenoide
Solenoide adalah gulungan kawat yang di gulung seperti spiral.
Bila kedalam solenoide dialirkan arus listrik, di dalam selenoide terjadi medan magnet dapat
ditentukan dengan tangan.
Gambar :

Besar induksi magnetik dalam solenoide.

8
Jari-jari penampang solenoide a, banyaknya lilitan N dan panjang solenoide 1. Banyaknya lilitan
N
pada dx adalah : . dx atau n dx, n banyaknya lilitan tiap satuan panjang di titik P. Bila 1

sangat besar dibandingkan dengan a, dan p berada di tengah-tengah maka 1= 0 0 dan 2 = 180 0
Induksi magnetik di tengah-tengah solenoide :

B 0
n I . 2
2
B n I
0

Bila p tepat di ujung-ujung solenoide 1= 0 0 dan 2 = 90 0


B 0
n I .1
2


B 0
n I
2
Toroida
Sebuah solenoide yang dilengkungkan sehingga sumbunya membentuk lingkaran di sebut
Toroida. Bila keliling sumbu toroida 1 dan lilitannya berdekatan, maka induksi magnetik pada
sumbu toroida.

B n I

N
n dapat diganti dengan
2 R

N banyaknya lilitan dan R jari-jari toroida.

2.2 Desain Alat Praktikum


Berdasarkan uraian di atas, desain alat praktikum berupa alat peraga medan magnet.
Peneliti memfokuskan pada modifikasi jumlah lilitan pada kumparan dan menganalisa besaran
medan magnet yang diakibatkan oleh kawat loop melingkar berarus pada materi medan magnet.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari alat peraga medan magnet yang sudah pernah
9
dibuat oleh peneliti sebelumnya. Prinsip dasar alat peraga medan magnet merupakan
implementasi dari medan magnet pada loop kawat berarus dengan muatan uji disepanjang sumbu
loop.
Berbagai percobaan bisa dilakukan guna mengajarkan kepada peserta didik mengenai
prinsip dasar medan magnet mulai dari percobaan yang sederhana menggunakan kumparan dan
magnet yang dihubungkan dengan galvanometer, sampai pada pembuatan alat peraga
menggunakan magnet yang dikaitkan dengan kipas kemudian didekatkan atau dijauhkan dengan
kumparan dan dihitung arus induksinya dengan menggunakan amperemeter.
Berikut skema tahapan pengembangan yang peneliti lakukan;

Menentukan media pembelajaran yang digunakan yaitu berupa


alat praktikum fisika

Menetapkan materi yang akan digunakan yaitu materi medan


magnet

Membuat rancangan alat praktikum medan magnet

Mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan

Mendesain alat praktikum medan magnet yang mengacu pada


pengembangan media pembelajaran yang dikembangkan

Rancangan awal desain pengembangan alat praktikum medan magnet seperti ditunjukkan
pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Desain alat paktikum medan magnet

10
Bagian-bagian alat praktikum medan magnet

11
Gambar desain alat-alat praktikum medan magnet

12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian pengembangan untuk menghasilkan produk alat
praktikum yang dapat menjelaskan materi medan magnet induksi. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian pengembangan (Research and Development Method) yang
dicetuskan oleh Borg dan Gall tahun 1986, dengan tahapan penelitian seperti yang tertera pada
Tabel I di bawah. Penggunaan metode ini adalah untuk mengembangkan dan memvalidkan
produk pendidikan yang diorientasikan untuk mendukung proses pembelajaran di SMA
Tabel 1. Tahapan penelitian pengembangan alat praktikum medan magnet
No Tahapan Aktivitas
1. Tahap I  Mencari ide atau gagasan
Studi Pendahuluan  Survei lapangan (analisa kebutuhan)
 Survei literatur
 Penentuan tujuan
 Penetapan masalah
2. Tahap II  Pembuatan Desai alat
Perencanaan Penelitian  Pembuatan instrumen
3. Tahap III  Pembuatan alat
Pengembangan Produk Awal  Penyempuran produk awal
 Revisi / perbaikan
4. Tahap IV  Uji coba lapangan
Studi Implementasi  Revisi akhir
 Melaporkan hasil produk akhir hasil
penelitian dan pengembangan

13
Alur yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu kepada model penelitian dan
pengembangan Borg dan Gall (1986)

Gambar 1. Alur penelitian pengembangan alat praktikum medan magnet.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut :
 Jumlah lilitan N = 90 lilitan
1. Tegangan 3 V
 Jarak kumparan ke kompas = 30 cm
4
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 0,4 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(0,4)(90) 144𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 22,61 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 300


 Jarak kumparan ke kompas = 15 cm
4
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 0,4 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(0,4)(90) 144𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 22,61 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 150


 Jarak kumparan ke kompas = di titik pusat kumparan
4
Arus yang diperoleh (I) = × 5 𝐴 = 0,4 𝐴
50
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(0,4)(90) 144𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 22,61 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 1000


2. Tegangan 6 V
 Jarak kumparan ke kompas = 30 cm
8
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 0,8𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(0,8)(90) 288𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 45,21 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 300


 Jarak kumparan ke kompas = 15 cm
8
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 0,8 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(0,8)(90) 288𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 45,21 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 750


 Jarak kumparan ke kompas = di titik pusat kumparan
15
8
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 0,8 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(0,8)(90) 288𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 45,21 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 1200


3. Tegangan 9 V
 Jarak kumparan ke kompas = 30 cm
13
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 1,3 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(1,3)(90) 468𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 73,48 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 500


 Jarak kumparan ke kompas = 15 cm
13
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 1,3 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(1,3)(90) 468𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 73,48 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 950


 Jarak kumparan ke kompas = di titik pusat kumparan
13
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 1,3 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(1,3)(90) 468𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 73,48 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 1200


4. Tegangan 12 V
 Jarak kumparan ke kompas = 30 cm
18
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 1,8 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(1,8)(90) 648𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 101,73 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 500


 Jarak kumparan ke kompas = 15 cm
18
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 1,8 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(1,8)(90) 648𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 101,73 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 950


 Jarak kumparan ke kompas = di titik pusat kumparan
16
18
Arus yang diperoleh (I) = 50 × 5 𝐴 = 1,8 𝐴
𝜇0 𝐼 𝑁 (4𝜋 × 10−7 )(1,8)(90) 648𝜋 × 10−7
Besar medan magnet 𝐵 = = = = 101,73 × 10−7 𝑇
2.𝑟 2.10 21

Pergeseran sudut dari kompas = 1200

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Pengembangan alat praktikum medan magnet sebagai media pembelajaran fisika
dirangkai dengan menggunakan loop (kumparan Helmholtz), kompasm dan alat
lainnya yang dapat menjelaskan berbagai variabel yang mempengaruhi kuat medan
magnet induksi oleh kawat melingkar berarus.
b. Pada penelitian ini telah berhasil dikembangkan media pembelajaran alternatif untuk
menganalisa besaran medan magnet yang diakibatkan oleh kawat loop melingkar
berarus pada materi medan magnet. Media yang dikembangkan berupa alat praktikum
medan magnet beserta lembar kerja siswa penunjang praktikum yang telah divalidasi
oleh ahli materi, ahli media, dan guru fisika dengan interpretasi sangat baik, dan telah
diujicobakan kepada siswa SMA dengan hasil uji coba yang sangat baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.


Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran Edisi 12. Jakarta: Rajawali Pers. Edisi 14. Jakarta:
Rajawali Pers.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali pers.
Exploring Magnetism On Earth Grades 9-12: NASA.
Griffith, David J. 1999. Introduction to Electrodynamics. New Jersey: Prentice Hall,Inc.
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasikkan: Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Kepel Press
Jewett, Serway. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2 Edisi 6. Jakarta: Salemba Teknika.
Sollehah, Imroatus. 2014. Alat Peraga untuk Pelajar Tunarungu. Jakarta: Media Guru.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Surat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013: Implementasi Kurikulum
2013.
Usman, Uzer. 2009. Menjadi Guru professional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Walter R, Borg. 1986. Educational Research.
Yamin, Martinis. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar: Rhineka Cipta
Gana Usman, Ishaq Yusuf, Tsepav. Experimental Evaluation of the Earth’s Magnetic Field in
Lapai, Northern Nigeria. International Journal of Science and Technology Volume 1
No. 12, December 2012.

19

Das könnte Ihnen auch gefallen