Menjadi orang sukses adalah impian setiap orang di dunia ini. Siapa yang tidak ingin berhasil dal... more Menjadi orang sukses adalah impian setiap orang di dunia ini. Siapa yang tidak ingin berhasil dalam menjalani kehidupan dan dapat berkontribusi terhadap hidup orang banyak seperti yang dilakukan para miliarder seperti Bill Gates, Oprah Winfrey, ataupun Steve Jobs? Fakta menariknya adalah para miliarder ini ternyata memiliki beberapa kebiasaan yang sama yang membuat mereka sanggup meraih keberhasilan, sehingga pencapaian tujuan yang diimpikan berjalan mulus.
Setelah menentukan tipe skala yang akan digunakan dalam penelitian, tahap selanjutnya adalah memb... more Setelah menentukan tipe skala yang akan digunakan dalam penelitian, tahap selanjutnya adalah membuat kuesioner. Kuesioner merupakan seperangkat pertanyaan formal untuk memperoleh informasi dari responden (Malhotra, 2012: 332). Dalam pembuatan kuesioner terdapat tiga tujuan. Pertama, untuk menerjemahkan kebutuhan informasi peneliti ke dalam satu set pertanyaan spesifik bahwa responden bersedia dan mampu menjawab. Kedua, kuesioner yang ditulis mampu untuk memotivasi responden untuk terlibat dan bekerja sama. Ketiga, kuesioner yang dibuat harus dapat meminimalkan kesalahan jawaban (Malhotra, 2012: 332). Terdapat sepuluh langkah sebagai berikut : Langkah pertama didalam menuyusun kuisioner adalah menentukan informasi yang dibutuhkan. Setiap informasi yang diperoleh harus dapat menjawab masalah penelitian sehingga dengan demikian, kuesioner yang diajukan kepada responden akan lebih fokus. Kuesioner harus dibuat untuk memenuhi target responden sesuai dengan pengalaman sebelumnya dan tingkat kesulitan dilapangan. Bahasa yang digunakan dalam kuesioner harus bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti responden (Malhotra, 2012: 334) Langkah kedua yaitu menentukan jenis metode kuesioner yang akan digunakan. Menurut Zikmund dan Babin (2010: 360) membagi metode kuesioner menjadi lima jenis. Kelima metode jenis kuesioner tersebut adalah kuesioner melalui e-mail, kuesioner melalui faks, kuesioner melalui surat, kuesioner personal dan kuesioner gabungan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuesioner personal. Alasan peneliti menggunakan metode kuesioner personal adalah peneliti dapat menghemat biaya dan waktu dalam pengumpulan data dan pemrosesan kuesioner dari responden (Zikmund dan Babin, 2010: 375). Langkah ketiga adalah menentukan jenis pertanyaan yang akan diajukan kepada responden (Malhotra, 2012: 335). Dalam menentukan jenis pertanyaan yang diajukan pada responden harus jelas dan terarah. Hindari pertanyaan yang mengandung dua pengertian yang berbeda atau yang biasa disebut pertanyaan dua makna (double-barreled question). Jenis pertanyaan dua makna tersebut mengandung makna yang ambigu. Contohnya " Apakah produk body lotion The Body Shop menggunakan bahan yang alami dan harga yang murah? ". Pertanyaan ini memberikan informasi yang ambigu, karena terdapat dua hal pertanyaan tersebut, yaitu bahan yang digunakan dan harga. Responden juga akan sulit menjawab pertanyaan ini. Langkah keempat, membuat pertanyaan yang membuat responden mampu atau ingin menjawab. Jenis pertanyaan yang sesnsitif akan menyulitkan responden untuk menjawab kuesioner tersebut. Sehingga apabila peneliti menemukan beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab, sebaiknya peneliti bersedia membantu responden dengan menjelaskan maksud pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus menjelaskan tujuan penelitian di pada kata pengantar di kuesioner. Kemudian, pertanyaan yang sensitif diletakkan dibagian akhir kuesioner penelitian (Malhotra, 2012: 338). Langkah kelima, menyusun struktur pertanyaan. Jenis pertanyaan dapat disusun terstruktur dan tidak struktur. Pertanyaan terstruktur merupakan jenis pertanyaan yang sudah tersusun dalam suatu format sehingga memudahkan responden untuk menjawabnya. Jenis pertanyaan tersebut dapat berupa pilihan berganda, atau hanya dua pilihan (pertanyaan dikotomi – ya atau tidak), atau pertanyaan berjenjang (a scale question). Sedangkan, jenis pertanyaan tidak terstruktur merupakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden menjawab dengan kata-kata sendiri (Malhotra, 2012: 339). Jenis pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis pertanyaan terstruktur, pertanyaan tertutup. Alasan peneliti menggunakan jenis pertanyaan tertutup adalah untuk menghindari potensi jawaban-jawaban yang bias (Malhotra, 2012: 340). Selain itu, agar membantu responden untuk membuat keputusan yang cepat dalam memilih jawaban. Langkah keenam, menentukan kata-kata didalam kuesioner. Informasi yang dibutuhkan harus disederhanakan terlebih dahulu dalam bentuk kata-kata yang mudah dipahami oleh responden. Tujuannya adalah untuk menghindari salah persepsi ataupun interpretasi yang dapat menimbulkan jawaban yang bias sehingga jawaban tersebut dapat mengarah kepada jawaban yang salah. Untuk menghindari kata-kata yang sulit dipahami, sebaiknya di dalam penelitian ini berpedoman kepada lima hal. Pertama, isu tentang perawatan tubuh yang sedang digemari oleh masyarakat umum. Kedua, menggunakan kata-kata yang sederhana. Ketiga, menghindari kata-kata yang ambigu. Keempat, menghindari pertanyaan yang menyesatkan. Kelima, menggunakan pernyataan positif dan negatif (Malhotra, 2012: 343).
Assalamualaikum wr wb. Bismilahirohmanirrohim,allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali ... more Assalamualaikum wr wb. Bismilahirohmanirrohim,allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali syayidina Muhammad washohbihi ajma " in,amma ba " du
Silahkan di sebar buku ini secara Free,boleh di Coppas maupun disebar di blog masing-masing(bila ... more Silahkan di sebar buku ini secara Free,boleh di Coppas maupun disebar di blog masing-masing(bila punya) dengan syarat mencantumkan link sumbernya,Sekalian follow blog penulis di http://miss-acerella.blogspot.com dan follow Fanspage dan Grup Facebook yg tersedia di sampul depan,demi kemajuan referensi sastra Indonesia
Penelitian ini membahas tentang sistem pendukung keputusan berbasis perekomendasian menggunakan m... more Penelitian ini membahas tentang sistem pendukung keputusan berbasis perekomendasian menggunakan metodeclustering Self-Organizing Map (SOM), dimana metode ini digunakan untuk meng-cluster nilai dari kriteria yang di ambil dari setiap mata kuliah, Cluster-cluster yang terbentuk kemudian dilabelkan dengan Inner Product. Inner Product dilakukan dengan mengalikan centroid tiap cluster dengan nilai minimum. Untuk tiap input vector training data x, kemudian menententukan best-matching neuron. Yaitu neuron yang memiliki jarak terdekat dengan input vector x, diukur memakai Euclidean distance. Neuron ini disebut winner. Karena proses mapping dilakukan secara terurut (ordered mapping) dan merefleksikan distribusi vektor x. Konsekuensinya data yang dipetakan pada suatu neuron (S), akan memiliki kemiripan karakteristik dengan data yang dipetakan ke neuron yang secara topografi terletak didekat neuron (S). Dengan kata lain, data yang ada pada ruang vektor berdimensi tinggi terletak berdekatan, akan dipetakan ke neuron pada two-dimensional-array yang berdekatan juga. Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode Self-Organizing Map (SOM) pada perekomendasian topik skripsi menghasilkan cluster yang baik untuk dapat d jadikan hasil rekomendasi topik acuan skripsi bagi mahasiswa yang bersangkutan.
Penelitian ini membahas tentang sistem pendukung keputusan berbasis perekomendasian menggunakan m... more Penelitian ini membahas tentang sistem pendukung keputusan berbasis perekomendasian menggunakan metodeclustering Self-Organizing Map (SOM), dimana metode ini digunakan untuk meng-cluster nilai dari kriteria yang di ambil dari setiap mata kuliah, Cluster-cluster yang terbentuk kemudian dilabelkan dengan Inner Product. Inner Product dilakukan dengan mengalikan centroid tiap cluster dengan nilai minimum. Untuk tiap input vector training data x, kemudian menententukan best-matching neuron. Yaitu neuron yang memiliki jarak terdekat dengan input vector x, diukur memakai Euclidean distance. Neuron ini disebut winner. Karena proses mapping dilakukan secara terurut (ordered mapping) dan merefleksikan distribusi vektor x. Konsekuensinya data yang dipetakan pada suatu neuron (S), akan memiliki kemiripan karakteristik dengan data yang dipetakan ke neuron yang secara topografi terletak didekat neuron (S). Dengan kata lain, data yang ada pada ruang vektor berdimensi tinggi terletak berdekatan, akan dipetakan ke neuron pada two-dimensional-array yang berdekatan juga. Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode Self-Organizing Map (SOM) pada perekomendasian topik skripsi menghasilkan cluster yang baik untuk dapat d jadikan hasil rekomendasi topik acuan skripsi bagi mahasiswa yang bersangkutan.
Menjadi orang sukses adalah impian setiap orang di dunia ini. Siapa yang tidak ingin berhasil dal... more Menjadi orang sukses adalah impian setiap orang di dunia ini. Siapa yang tidak ingin berhasil dalam menjalani kehidupan dan dapat berkontribusi terhadap hidup orang banyak seperti yang dilakukan para miliarder seperti Bill Gates, Oprah Winfrey, ataupun Steve Jobs? Fakta menariknya adalah para miliarder ini ternyata memiliki beberapa kebiasaan yang sama yang membuat mereka sanggup meraih keberhasilan, sehingga pencapaian tujuan yang diimpikan berjalan mulus.
Setelah menentukan tipe skala yang akan digunakan dalam penelitian, tahap selanjutnya adalah memb... more Setelah menentukan tipe skala yang akan digunakan dalam penelitian, tahap selanjutnya adalah membuat kuesioner. Kuesioner merupakan seperangkat pertanyaan formal untuk memperoleh informasi dari responden (Malhotra, 2012: 332). Dalam pembuatan kuesioner terdapat tiga tujuan. Pertama, untuk menerjemahkan kebutuhan informasi peneliti ke dalam satu set pertanyaan spesifik bahwa responden bersedia dan mampu menjawab. Kedua, kuesioner yang ditulis mampu untuk memotivasi responden untuk terlibat dan bekerja sama. Ketiga, kuesioner yang dibuat harus dapat meminimalkan kesalahan jawaban (Malhotra, 2012: 332). Terdapat sepuluh langkah sebagai berikut : Langkah pertama didalam menuyusun kuisioner adalah menentukan informasi yang dibutuhkan. Setiap informasi yang diperoleh harus dapat menjawab masalah penelitian sehingga dengan demikian, kuesioner yang diajukan kepada responden akan lebih fokus. Kuesioner harus dibuat untuk memenuhi target responden sesuai dengan pengalaman sebelumnya dan tingkat kesulitan dilapangan. Bahasa yang digunakan dalam kuesioner harus bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti responden (Malhotra, 2012: 334) Langkah kedua yaitu menentukan jenis metode kuesioner yang akan digunakan. Menurut Zikmund dan Babin (2010: 360) membagi metode kuesioner menjadi lima jenis. Kelima metode jenis kuesioner tersebut adalah kuesioner melalui e-mail, kuesioner melalui faks, kuesioner melalui surat, kuesioner personal dan kuesioner gabungan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuesioner personal. Alasan peneliti menggunakan metode kuesioner personal adalah peneliti dapat menghemat biaya dan waktu dalam pengumpulan data dan pemrosesan kuesioner dari responden (Zikmund dan Babin, 2010: 375). Langkah ketiga adalah menentukan jenis pertanyaan yang akan diajukan kepada responden (Malhotra, 2012: 335). Dalam menentukan jenis pertanyaan yang diajukan pada responden harus jelas dan terarah. Hindari pertanyaan yang mengandung dua pengertian yang berbeda atau yang biasa disebut pertanyaan dua makna (double-barreled question). Jenis pertanyaan dua makna tersebut mengandung makna yang ambigu. Contohnya " Apakah produk body lotion The Body Shop menggunakan bahan yang alami dan harga yang murah? ". Pertanyaan ini memberikan informasi yang ambigu, karena terdapat dua hal pertanyaan tersebut, yaitu bahan yang digunakan dan harga. Responden juga akan sulit menjawab pertanyaan ini. Langkah keempat, membuat pertanyaan yang membuat responden mampu atau ingin menjawab. Jenis pertanyaan yang sesnsitif akan menyulitkan responden untuk menjawab kuesioner tersebut. Sehingga apabila peneliti menemukan beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab, sebaiknya peneliti bersedia membantu responden dengan menjelaskan maksud pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus menjelaskan tujuan penelitian di pada kata pengantar di kuesioner. Kemudian, pertanyaan yang sensitif diletakkan dibagian akhir kuesioner penelitian (Malhotra, 2012: 338). Langkah kelima, menyusun struktur pertanyaan. Jenis pertanyaan dapat disusun terstruktur dan tidak struktur. Pertanyaan terstruktur merupakan jenis pertanyaan yang sudah tersusun dalam suatu format sehingga memudahkan responden untuk menjawabnya. Jenis pertanyaan tersebut dapat berupa pilihan berganda, atau hanya dua pilihan (pertanyaan dikotomi – ya atau tidak), atau pertanyaan berjenjang (a scale question). Sedangkan, jenis pertanyaan tidak terstruktur merupakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden menjawab dengan kata-kata sendiri (Malhotra, 2012: 339). Jenis pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis pertanyaan terstruktur, pertanyaan tertutup. Alasan peneliti menggunakan jenis pertanyaan tertutup adalah untuk menghindari potensi jawaban-jawaban yang bias (Malhotra, 2012: 340). Selain itu, agar membantu responden untuk membuat keputusan yang cepat dalam memilih jawaban. Langkah keenam, menentukan kata-kata didalam kuesioner. Informasi yang dibutuhkan harus disederhanakan terlebih dahulu dalam bentuk kata-kata yang mudah dipahami oleh responden. Tujuannya adalah untuk menghindari salah persepsi ataupun interpretasi yang dapat menimbulkan jawaban yang bias sehingga jawaban tersebut dapat mengarah kepada jawaban yang salah. Untuk menghindari kata-kata yang sulit dipahami, sebaiknya di dalam penelitian ini berpedoman kepada lima hal. Pertama, isu tentang perawatan tubuh yang sedang digemari oleh masyarakat umum. Kedua, menggunakan kata-kata yang sederhana. Ketiga, menghindari kata-kata yang ambigu. Keempat, menghindari pertanyaan yang menyesatkan. Kelima, menggunakan pernyataan positif dan negatif (Malhotra, 2012: 343).
Assalamualaikum wr wb. Bismilahirohmanirrohim,allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali ... more Assalamualaikum wr wb. Bismilahirohmanirrohim,allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali syayidina Muhammad washohbihi ajma " in,amma ba " du
Silahkan di sebar buku ini secara Free,boleh di Coppas maupun disebar di blog masing-masing(bila ... more Silahkan di sebar buku ini secara Free,boleh di Coppas maupun disebar di blog masing-masing(bila punya) dengan syarat mencantumkan link sumbernya,Sekalian follow blog penulis di http://miss-acerella.blogspot.com dan follow Fanspage dan Grup Facebook yg tersedia di sampul depan,demi kemajuan referensi sastra Indonesia
Penelitian ini membahas tentang sistem pendukung keputusan berbasis perekomendasian menggunakan m... more Penelitian ini membahas tentang sistem pendukung keputusan berbasis perekomendasian menggunakan metodeclustering Self-Organizing Map (SOM), dimana metode ini digunakan untuk meng-cluster nilai dari kriteria yang di ambil dari setiap mata kuliah, Cluster-cluster yang terbentuk kemudian dilabelkan dengan Inner Product. Inner Product dilakukan dengan mengalikan centroid tiap cluster dengan nilai minimum. Untuk tiap input vector training data x, kemudian menententukan best-matching neuron. Yaitu neuron yang memiliki jarak terdekat dengan input vector x, diukur memakai Euclidean distance. Neuron ini disebut winner. Karena proses mapping dilakukan secara terurut (ordered mapping) dan merefleksikan distribusi vektor x. Konsekuensinya data yang dipetakan pada suatu neuron (S), akan memiliki kemiripan karakteristik dengan data yang dipetakan ke neuron yang secara topografi terletak didekat neuron (S). Dengan kata lain, data yang ada pada ruang vektor berdimensi tinggi terletak berdekatan, akan dipetakan ke neuron pada two-dimensional-array yang berdekatan juga. Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode Self-Organizing Map (SOM) pada perekomendasian topik skripsi menghasilkan cluster yang baik untuk dapat d jadikan hasil rekomendasi topik acuan skripsi bagi mahasiswa yang bersangkutan.
Penelitian ini membahas tentang sistem pendukung keputusan berbasis perekomendasian menggunakan m... more Penelitian ini membahas tentang sistem pendukung keputusan berbasis perekomendasian menggunakan metodeclustering Self-Organizing Map (SOM), dimana metode ini digunakan untuk meng-cluster nilai dari kriteria yang di ambil dari setiap mata kuliah, Cluster-cluster yang terbentuk kemudian dilabelkan dengan Inner Product. Inner Product dilakukan dengan mengalikan centroid tiap cluster dengan nilai minimum. Untuk tiap input vector training data x, kemudian menententukan best-matching neuron. Yaitu neuron yang memiliki jarak terdekat dengan input vector x, diukur memakai Euclidean distance. Neuron ini disebut winner. Karena proses mapping dilakukan secara terurut (ordered mapping) dan merefleksikan distribusi vektor x. Konsekuensinya data yang dipetakan pada suatu neuron (S), akan memiliki kemiripan karakteristik dengan data yang dipetakan ke neuron yang secara topografi terletak didekat neuron (S). Dengan kata lain, data yang ada pada ruang vektor berdimensi tinggi terletak berdekatan, akan dipetakan ke neuron pada two-dimensional-array yang berdekatan juga. Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode Self-Organizing Map (SOM) pada perekomendasian topik skripsi menghasilkan cluster yang baik untuk dapat d jadikan hasil rekomendasi topik acuan skripsi bagi mahasiswa yang bersangkutan.
Uploads
Papers by Ella Online
contoh2 pidato
Books by Ella Online
contoh2 pidato