Papers by Septian Marhenanto
Letupan Demokrasi Kedua di Amerika Serikat, 2019
The democracy’s second coming that occurred in the America was not ruled by the people as happene... more The democracy’s second coming that occurred in the America was not ruled by the people as happened in ancient Greece. The emerging democracy was precisely guided democracy and a representative republic created by their founding fathers. The occurrence of the American revolution which was influenced by the imposition of unfair tax also affected the formation of democracy in America. Democracy in America is finally portrayed in modern representative democracy and emphasizes more on the order of egoism. This order imagines a commercial or capitalist society that can coexist with political power in the form of a representative republic.
Sudah ribuan tahun lamanya, banyak bangsa telah meneliti dan mengamati benda-benda langit beserta... more Sudah ribuan tahun lamanya, banyak bangsa telah meneliti dan mengamati benda-benda langit beserta pergerakannya. Ribuan tahun lamanya juga banyak orang terkagum-kagum dengan keajaiban alam semesta yang penuh misteri dan teka-teki. Setiap malam ribuan bintang bertaburan di atas kepala mereka.
Begitu banyak usaha dilakukan oleh manusia untuk mencoba memahami dan mengetahui alam semesta dan benda-benda yang bergantungan di atas langit. Sebagai contoh, bangsa Yunani pernah mengamati bahwa di langit terdapat benda-benda yang kelihatan bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Mereka pun menamai benda-benda langit tersebut sebagai planeten yang dapat diartikan sebagai pengelana. Di kemudian hari, ‘pengelana’ itu kita kenal sebagai planet-planet mulai dari Merkurius hingga Jupiter.
Usaha manusia untuk memahami alam semesta pun dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang budaya, kemajuan teknologi, pengaruh pemikir-pemikir pada zamannya, serta ajaran dan dogma-dogma dari kepercayaan yang mereka anut. Maka, tidak heran pula jika ada masa-masa dimana usaha manusia untuk memahami alam semesta tersebut berbenturan dengan ajaran agama ataupun dogma-dogma yang telah ditetapkan oleh pihak otoritas pada zaman itu.
Dalam tulisan kali ini, penulis mencoba menjawab pertanyaan pokok yang berkaitan dengan topik tersebut, yaitu “Apakah Gereja Katolik selalu bertentangan dengan Kosmologi?” Ruang lingkup pembasahan dalam tulisan kali ini pun penulis batasi hanya pada dinamika dan perkembangan pasang surut kisah Galileo Galileo beserta tulisannya dengan otoritas Gereja Katolik.
To love people is the only thing worth living for, and without this love you are not really livin... more To love people is the only thing worth living for, and without this love you are not really living." (SKS0:368/WL:375) 2
Uploads
Papers by Septian Marhenanto
Begitu banyak usaha dilakukan oleh manusia untuk mencoba memahami dan mengetahui alam semesta dan benda-benda yang bergantungan di atas langit. Sebagai contoh, bangsa Yunani pernah mengamati bahwa di langit terdapat benda-benda yang kelihatan bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Mereka pun menamai benda-benda langit tersebut sebagai planeten yang dapat diartikan sebagai pengelana. Di kemudian hari, ‘pengelana’ itu kita kenal sebagai planet-planet mulai dari Merkurius hingga Jupiter.
Usaha manusia untuk memahami alam semesta pun dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang budaya, kemajuan teknologi, pengaruh pemikir-pemikir pada zamannya, serta ajaran dan dogma-dogma dari kepercayaan yang mereka anut. Maka, tidak heran pula jika ada masa-masa dimana usaha manusia untuk memahami alam semesta tersebut berbenturan dengan ajaran agama ataupun dogma-dogma yang telah ditetapkan oleh pihak otoritas pada zaman itu.
Dalam tulisan kali ini, penulis mencoba menjawab pertanyaan pokok yang berkaitan dengan topik tersebut, yaitu “Apakah Gereja Katolik selalu bertentangan dengan Kosmologi?” Ruang lingkup pembasahan dalam tulisan kali ini pun penulis batasi hanya pada dinamika dan perkembangan pasang surut kisah Galileo Galileo beserta tulisannya dengan otoritas Gereja Katolik.
Begitu banyak usaha dilakukan oleh manusia untuk mencoba memahami dan mengetahui alam semesta dan benda-benda yang bergantungan di atas langit. Sebagai contoh, bangsa Yunani pernah mengamati bahwa di langit terdapat benda-benda yang kelihatan bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Mereka pun menamai benda-benda langit tersebut sebagai planeten yang dapat diartikan sebagai pengelana. Di kemudian hari, ‘pengelana’ itu kita kenal sebagai planet-planet mulai dari Merkurius hingga Jupiter.
Usaha manusia untuk memahami alam semesta pun dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang budaya, kemajuan teknologi, pengaruh pemikir-pemikir pada zamannya, serta ajaran dan dogma-dogma dari kepercayaan yang mereka anut. Maka, tidak heran pula jika ada masa-masa dimana usaha manusia untuk memahami alam semesta tersebut berbenturan dengan ajaran agama ataupun dogma-dogma yang telah ditetapkan oleh pihak otoritas pada zaman itu.
Dalam tulisan kali ini, penulis mencoba menjawab pertanyaan pokok yang berkaitan dengan topik tersebut, yaitu “Apakah Gereja Katolik selalu bertentangan dengan Kosmologi?” Ruang lingkup pembasahan dalam tulisan kali ini pun penulis batasi hanya pada dinamika dan perkembangan pasang surut kisah Galileo Galileo beserta tulisannya dengan otoritas Gereja Katolik.